Viral Usai Diangkat Dokumenter, ini 8 Fakta JMS Sekte Sesat Korea Selatan yang Bikin Geger

Bukan hal baru lagi jika sekte merupakan gerakan yang mengajak para pengikutnya untuk menganut keyakinan-tertentu identik dengan praktik kesesatan. Bahkan, seringkali sekte jadi alat untuk menutupi kedok kejahatan. Seperti sekte sesat Korea Selatan, Jesus Morning Star atau disebut juga JMS yang diketahui menyampaikan ajaran yang menyimpang dari ajaran Kristen.

Advertisement

Meski pendiri sekte JMS telah menerima hukuman atas tindakannya yang di luar nalar, aliran ini kembali mendapat sorotan publik. Pasalnya, sekte sesat Korea Selatan ini diangkat ke dalam film dokumenter Netflix berjudul In The Name of God: A Holy Betrayal yang disutradarai oleh sutradara kawakan asal Korea Selatan, Jo Seong-hyeon.

Film dokumenter ini perdana ditayangkan Netflix pada Jum’at (03/03) dan sukses meraih posisi Top 10 di Netflix Indonesia. Berikut sejumlah fakta tentang sekte sesat Korea Selatan, Jesus Morning Star atau JMS!

1. Jesus Morning Star atau Gereja Bintang Kejora Jesus didirikan oleh Jeong Myeong-seok

Sekte sesat JMS difilmkan dalam film dokumenter berjudul In The Name of God: A Holy Betrayal/ Credit: Photo by Netflix on Instagram

Sebelum diketahui publik bahwa JMS merupakan aliran sesat, sekte satu ini dikenal sebagai Misi Injil Kristen. JMS sendiri adalah singkatan dari Jesus Morning Star atau Gereja Bintang Kejora Yesus yang didirikan oleh seorang laki-laki bernama Jeong Myeong-seok pada tahun 1980

Advertisement

Terlepas dari nama JMS, aliran ini dikenal juga dalam beberapa sebutan seperti Providence, Gereja Bintang Kejora, Gereja Bulan Terang dan Setsuri. Melansir Tirto.id (Jum’at, 10/03), pada awalnya JMS adalah bagian dari gereja unifikasi. Namun, Myeong-seok memutuskan untuk mendirikan kelompok agama tersendiri dengan berafiliasi gereja metodis.

Akan tetapi, ajaran-ajaran agama yang disampaikan Myeong-seok tidaklah sesuai dengan Gereja Metodis sehingga pihak gereja mengeluarkan JMS pada tahun 1980-an. Inti dari ajaran yang disampaikan oleh Jeong Myeong-seok nggak lain Myeong-seok menyebut bahwa dirinya adalah Mesias atau sosok Tuhan dan dapat melihat masa depan.

Advertisement

2. JMS sangat populer di kalangan anak muda Korea Selatan

Melansir Tirto.id, aliran sesat JMS berawal di Kota Seoul, Korea Selatan dan sangat populer di kalangan anak muda. Sang pendiri, Jeong Myeong-seok, memang menargetkan anak muda dan mahasiswa dari perguruan tinggi dan universitas di Korea Selatan sebagai pengikutnya.

Melansir Republika.id, Jeong Myeong-seok melakukan berbagai upaya untuk menarik perhatian para remaja dan dewasa muda seperti menyelenggarakan acara olahraga dan hiburan. Nggak hanya itu saja, Myeong-seok juga memperkenalkan JMS sebagai aliran agama yangnggak konservatif dan nggak ketat dalam aturan cara berpakaian dan perilaku seperti ajaran-ajaran yang disampaikan gereja lainnya.

Meski demikian, kenyataannya JMS hanyalah kedok untuk menutupi niat-niat jahat sang pendiri. Melansir dari Korea Times, Jeong Myeong-seok memulai ajaran-ajaran dengan menyampaikan pada para pengikutnya bahwa dirinya sebagai Kedatangan kedua Kristus atau wakil Tuhan.

Selain itu, ia mengaku dapat meramalkan masa depan. Salah satu ramalannya adalah prediksi hasil pemilihan Presiden Korea Selatan. Oleh karena banyaknya ramalan-ramalan sekte sesat Korea Selatan yang terbukti, para pengikut aliran JMS yang didirikan Jeong Myeong-seok pun semakin bertambah bahkan hingga ke luar Korea Selatan.

3. Sekte sesat asal Korea Selatan ini membungkus berbagai kejahatan dengan kedok penghapusan dosa

JMS identik dengan ajaran sesat dan kasus kejahatan pelecehan terhadap para pengikut perempuan / Credit: Photo by Netflix on Instagram

Melansir CNBC Indonesia (Kamis, 09/03), setelah menyampaikan ceramah, Myeong-seok acapkali mengundang para pengikut yang notabennya adalah perempuan muda untuk ikut dalam rangkaian doa pribadi. Namun, ‘doa pribadi’ ini adalah modus kejahatan yang dilancarkan Myeong-seok sebagai manipulasi seksual dengan dalih penghapusan dosa.

Pada para perempuan muda tersebut, Myeong-seok mengatakan bahwa dirinya dipilih Tuhan untuk membantu para pengikutnya membersihkan dosa dengan cara tindakan seksual. Perempuan-perempuan muda itu disebut sebagai pengantin Tuhan.

Dalam film dokumenter In The Name of God: A Holy Betrayal sosok Jeong Myeong-seok dideskripsikan sebagai sosok yang pandai memanipulasi perempuan sehingga para perempuan muda tersebutnggak bisa menolak perintahnya.

Jeong mengklaim bahwa dirinya adalah Adam Murni dan mempunyai misi untuk melakukan tindakan seksual pada 10 ribu pengikut perempuan. Bahkan, Myeong-seok melakukan tindakan mengerikan tersebut pada ratusan pengikut perempuan yang di antaranya perempuan muda dan anak-anak di bawah umur.

4. Sejumlah orang ternama di Korea Selatan disebut-sebut terlibat aliran JMS

Orang pertama yang diduga terlibat aliran Jesus Morning Star (JMS) adalah orangtua dari Kyoung-yoon DKZ. Melansir Idntimes (Sabtu, 11/03), orang tua Kyoung-yoon diketahui memiliki bisnis yang terafiliasi dengan gereja di bawah kepemilikan JMS.

Agensi DKZ pun turut buka suara dan mengatakan bahwa orang tua dari artisnya nggak tahu soal gereja tersebut terafiliasi dengan JMS. Selain itu, melalui agensi DKZ, orang tua Kyoung-yoon mengatakan jika mereka telah memutus hubungan dengan semua orang yang terkait.

Nggak cuma orang tua Kyoung-yoon, dikabarkan Synnara Record atau yang dikenal menjual berbagai merchendise K-Pop juga turut terlibat dalam sekte sesa di Korea Seltan. Pasalnya, bukan rahasia lagi bahwa pemilik Synnara Record  menganut sekte sesat bernama Aga Dongsan yang didirikan oleh Kim Ki-soon dan mengaku jika dirinya lahir tanpa dosa.

Setelah film dokumenter In The Name of God: A Holy Betrayal viral, satu fakta mengejutkan mengungkapkan bahwa satu nama produser stasiun televisi KBS diduga sebagai pengikut JMS. Melansir Idntimes (Sabtu, 11/03), seorang profesor dari Dankuk University yang juga pemimpin gerakan anti JMS, Kim Do-hyung melaporkan dugaan tersebut.

“Kamu tidak harus melihat terlalu jauh (untuk menemukan orang-orang yang melindungi JMS). Ada (pengikut JMS) di KBS juga.” Ungkap Do-hyung dikutip dari Idntimes (Sabtu, 11/03).

5. Kejahatan Jeong Myeong-seok di ajaran sekte sesat Korea Selatan berhasil terbongkar

Dalam film dokumenter Netflix In The Name of God: A Holy Betrayal menampilkan seorang korban JMS bernama Maple Yip yang merupakan perempuan asal Kanada namun besar di Hong Kong. Maple Yip membagikan kisahnya bergabung JMS setelah mengalami perundungan parah hingga membuatnya terpuruk. Saat itu, bagi Maple Yip sekte JMS merupakan penolong yang membantunya kuat kembali.

Namun, setelah bergabung JMS dirinya justru terpilih sebagai ‘pengantin Tuhan’ yang merupakan posisi tertinggi dari sekte sesat tersebut. Selama tiga tahun Maple Yip melakukan tugas ‘pengantin Tuhan’ atas perintah Jeong Myeong-seok dengan alibi sebagai tanda bakti pada Tuhan.

Maple Yip dapat lepas dari JMS dengan dalih ingin mengunjungi orang tuanya di Hong Kong. Pada 2022, Maple Yip muncul di depan publik dan memberanikan diri untuk speak up serta membeberkan kebusukan JMS. Atas aksinya itu, Maple Yip mendapat empati publik dan pada Oktober 2022 Jeong Myeong-seok berhasil ditangkap dan kini tengah menunggu proses persidangan.

6. Jeong Myeong-seok pernah dihukum atas tindak pemerkosaan dan kini JMS masih beroperasi secara diam-diam

Pendiri sekte sesat Korea Sleatan JMS, Jeong Myeong-seok, sempat dipenjara selama 10 tahun atas kasus pemerkosaan dan pelecehan terhadap empat perempuan muda yang merupakan pengikutnya pada 2009 lalu. Namun, ia dibebaskan bersyarat pada 18 Februari 2018.

Melansir Tirto.id (Jum’at, 10/03), saat ini JMS masih beroperasi di Korea Selatan. Hanya saja, praktik kesesatan sekte sesat tersebut dilakukan secara diam-diam. Meski sang ‘Tuhan’ sedang dikurung di penjara, para pengikutnya masih gencar menyebarkan pesan pada masyarakat untuk tetap percaya pada kepolosan dan keillahian JMS.

7. Lebih dari 100 gereja milik JMS tersebar di Korea Selatan

Melansir CNBC Indonesia (Kamis, 09/03), ada sejumlah unggahan di media sosial Korea Selatan yang memberitahukan keberadaan gereja-gereja yang diketahui berafiliasi dengan JMS. Seorang warganet asal Korea Selatan bahkan mengungkap gereja JMS yang menjadi tempat terjadinya kasus pemerkosaan dan pelecehan terhadap pengikut perempuan JMS.

Awalnya, para warganet Korea Selatan mengunggah alamat 17 gereja yang dipercaya milik JMS. Kemudian, warganet lain menambahkan 35 lokasi lainnya. Saat ini, di Korea Selatan telah tersebar 125 gereja JMS. Bahkan para pengikut sekte sesat Korea Selatan yang menjadi korban terang-terangan mengungkap deskripsi secara detail mengenai pernak-pernik khas dari gereja JMS yang sering dipajang melalui unggahannya di media sosial.

8. Sutradara film dokumenter In The Name of God: A Holy Betrayal beserta keluarnya dikabarkan menerima serangkaian ancaman dari orang tidak dikenal

Sekte sesat JMS difilmkan dalam film dokumenter berjudul In The Name of God: A Holy Betrayal sudah tayang di Netflix/ Credit: Photo by Netflix on Instagram

Film dokumenter Netflix In The Name of God: A Holy Betrayal yang disutradarai Jo Sung-hyun tengah viral dan jadi topik hangat. Namun di balik kesuksesannya, sang sutradara mengaku jika dirinya dan keluarga terus-menerus menerima ancaman dari orang tak dikenal yang diduga berasal dari sekte sesat itu. Akan tetapi, Jo Sung-hyun nggak mengungkap secara rinci ancaman yang diberikan orang-orang tersebut.

Sebuah fakta mencengangkan juga dibeberkan sutradara kawakan asal Korea Selatan tersebut bahwasanya selama proses syuting, jadwal dan lokasi pengambilan gambar benar-benar dirahasiakan. Meski telah ditutup rapat, para pengikut JMS dapat mengetahuinya secara detail.

Meski mendapatkan serangkaian ancaman, publik Korea Selatan mendukung penayangan In The Name of God: A Holy Betrayal. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai keberadaan sekte sesat di Korea Selatan sehingga diharapkan nggak ada lagi korban yang berjatuhan di kemudian hari.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya More

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

Penikmat buku dan perjalanan

Loading...