Gunung Agung Erupsi Kedua Kalinya, Begini Potret Dampaknya Bagi Kehidupan Manusia

Sejak September lalu, aktivitas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, dikabarkan terus mengalami peningkatan. Sampai saat ini status gunung berapi yang pernah meletus tahun 1963 itu naik ke level siaga hingga awas. Pada Sabtu (25/11) kemarin, salah satu gunung berapi paling eksplosif di Indonesia itu mengalami erupsi freatik dengan ketinggian semburan abu vulkanis mencapai 1.500 meter dari puncak kawah. Sehari setelahnya tinggi erupsi bahkan mencapai 3.000 sampai 4.000 meter.

Masyarakat yang tinggal di radius 6-7 kilometer dari puncak gunung Agung terus melakukan proses evakuasi mandiri ke tempat yang dianggap aman. Semburan abu vulkanis dikabarkan mengarah ke timur tenggara hingga tenggara menuju Pulau Lombok dengan kecepatan 18 km per jam. Meski potensi bahayanya masih berupa ancaman abu vulkanik, namun dampak erupsi gunung Agung ini sudah banyak dirasakan baik oleh masyarakat Bali maupun luar Bali. Hipwee News & Feature telah merangkum sederet dampak erupsi Gunung Agung bagi kehidupan masyarakat. Simak ya.

Asap hitam terlihat membumbung dari kawah Gunung Agung saat erupsi freatik. Letusan pertama terjadi bulan September lalu, disusul letusan kedua Sabtu (25/11) kemarin

Dilansir BBC , PVMBG telah menaikkan status Gunung Agung dari “Siaga” (level 3) menjadi “Awas” (level 4) terhitung mulai Senin (27/11) pukul 06:00 Wita via bisnis.tempo.co

Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Nugroho mengatakan, sinar api terlihat muncul dari puncak gunung pada hari Minggu (26/11)

Ini menandakan potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi via www.bbc.com

Otoritas terkait sepakat menutup Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali sejak Senin (27/11) pagi. Sebanyak 445 penerbangan dibatalkan dan 10 pengalihan pendaratan ke beberapa bandara terdekat

Dilansir dari siaran pers PT. Angkasa Pura I, pihaknya mulai melakukan berbagai kegiatan antisipasi dampak tersebut, seperti penyediaan bus untuk alih moda transportasi hingga hiburan via www.bbc.com

Hujan abu vulkanik tidak bisa dihindari. Beberapa desa di sekitar gunung Agung terkena dampaknya seperti Desa Besakih, dusun-dusun di bagian atas Desa Pempatan, dan Desa Temukus

Foto yang diambil BNPB via www.bbc.com

Selain berdampak pada dunia penerbangan, abu vulkanik juga berpotensi menimbulkan berbagai macam penyakit bagi manusia, seperti asma, radang paru-paru, hingga infeksi dan iritasi kulit

Komposisi kimia tertinggi dari tanah abu vulkanik disinyalir jadi penyebab berbagai penyakit pada manusia. Kandungan itu adalah 55% silikon dioksida, 18% aluminium oksida, 18% besi oksida, 8% kalsium oksida, dan 2,5% magnesium oksida via majalahteras.com

Tak cuma manusia, abu vulkanik juga bisa mengakibatkan tanaman dan rumput-rumput mati. Ternak yang memakan rumput tersebut otomatis akan keracunan fluor yang berujung pada kematian

Meski cuma diselimuti fluor setebal 1 milimeter, rumput tersebut tetap beracun bagi ternak via news.liputan6.com

Penduduk desa di Banjar Muntik, Selat, Karangasem, Bali, diketahui sudah mengungsi sejak Sabtu (25/11) malam. Akibatnya perkampungan tersebut jadi lengang

Hanya beberapa anjing yang sengaja ditinggalkan yang tampak masih lalu lalang via news.detik.com

Tidak hanya bandara di Bali saja yang ditutup, Bandar Udara Internasional Lombok juga ditutup hingga kondisi kondusif

Seluruh kepala BPBD se-Pulau Lombok juga diminta memastikan ketersediaan masker dan mengantisipasi gelombang pengungsi dari Bali via www.harnas.co

Dilansir Kompas , Menteri Pariwisata Arief Yahya mengimbau pengelola hotel dan maskapai penerbangan untuk memberi diskon khusus kepada pelanggan yang terdampak penutupan bandara

Begitu juga untuk turis mancanegara. Arief meminta pihak imigrasi memberi kemudahan pengurusan perpanjangan izin kunjungan di Bali kepada mereka via www.merdeka.com

Sejak tahun 1800-an, Gunung Agung dilaporkan meletus sebanyak 4 kali. Letusan terakhir yakni tahun 1963 yang menewaskan 1.000 lebih korban jiwa. Dilihat dari polanya, sifat letusan Gunung Agung secara umum hampir sama, tak hanya bersifat memuntahkan lava pijar, abu vulkanik dan bebatuan (eksplosif), namun juga mengeluarkan aliran awan panas dan lava (efusif). Semoga saja erupsi kali ini tidak memakan korban jiwa ya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

CLOSE