Hati-hati! Menurut Penelitian, Instagram Adalah Media Sosial Terburuk Bagi Kesehatan Mental

Saat ini media sosial rasanya sudah jadi sebuah budaya yang melekat pada setiap lini kehidupan manusia. Sebut saja Facebook, Twitter, Instagram, atau Youtube. Siapa coba manusia millennial yang nggak tahu media-media sosial itu? Meski nggak semua pengguna punya tujuan yang sama ketika memutuskan membuat akun di sana. Tapi tetap saja, kehidupan manusia sekarang sudah banyak dipengaruhi oleh keberadaan media sosial.

Advertisement

Saking masifnya, kita sebagai pengguna kadang sampai susah membedakan mana sisi positifnya mana sisi negatifnya. Sering kita menganggap kalau media sosial A memberi banyak kemudahan, tapi ternyata di situ juga letak dampak buruknya. Seperti hasil sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris ini. Riset yang diadakan pada awal sampai pertengahan tahun 2017 itu, menunjukkan bahwa Instagram, media sosial yang mungkin hampir setiap hari kita buka, justru jadi yang paling berdampak buruk bagi kesehatan mental. Seperti apa info selengkapnya? Simak ulasan Hipwee News & Feature kali ini yuk!

Riset ini dilakukan lembaga sosial dari Inggris dari bulan Februari-Mei 2017 kemarin dengan melibatkan 1.479 responden usia 14-25 tahun

Depresi dan kecemasan yang timbul akibat media sosial via indianexpress.com

Survei yang diberi nama #StatusOfMind ini merupakan kerjasama Royal Society for Public Health dan Young Health Movement di Inggris dari bulan Februari sampai Mei 2017. Responden yang terlibat berasal dari seluruh Inggris Raya dan berjumlah 1.479 dengan rentang usia 14-25 tahun. Para responden disuguhi pertanyaan yang berhubungan dengan pengaruh media sosial terhadap 14 isu terkait kesehatan fisik dan mental, seperti depresi, FOMO, kecemasan, dan lain-lain.

Survei itu membuktikan kalau dari 5 aplikasi yang diteliti, Instagram dinilai memiliki dampak terburuk bagi kesehatan mental

Instagram dinilai paling buruk bagi kesehatan mental via www.ktuu.com

Penelitian itu membandingkan Instagram dengan 4 jenis aplikasi lain, yaitu Twitter, Facebook, Youtube, dan Snapchat. Hasilnya, Instagram menempati urutan pertama sebagai media sosial yang paling buruk bagi kesehatan jiwa dan mental. Platform ini dapat menimbulkan kecemasan yang tinggi, depresi, FOMO atau ketakutan akan ketertinggalan berita update, hingga bullying. Paling buruk kedua adalah Snapchat, diikuti Facebook, lalu Twitter.

Advertisement

Tapi kalau melihat segala hal yang ada di Instagram, nggak heran sih kalau riset ini berkata demikan

Apa yang ditampilkan di Instagram biasanya dibuat sesempurna mungkin. Ini bisa memicu kecemasan pengguna lain karena standar hidup otomatis meningkat via www.huffingtonpost.com

Media sosial yang hampir setiap hari diakses itu menjadi wadah yang tepat bagi orang-orang yang ingin menunjukkan eksistensi diri. Bentuk visual dinilai lebih bisa merepresentasikan apa yang ingin mereka tampilkan. Instagram juga punya jangkauan sangat luas. Kita nggak perlu follow akun tertentu untuk mengetahui unggahannya. Belum lagi fitur explore yang memungkinkan pengguna melihat unggahan yang sebenarnya bukan dari follower atau following-nya.

Namun sisi buruknya, Instagram sebagai platform yang kekuatannya ada di visual dan audiovisual, ternyata memiliki kecenderungan tinggi untuk bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental bagi penggunannya. Kecenderungan yang mungkin juga jadi salah satu faktor yang melatarbelakangi naiknya angka bunuh diri di kalangan generasi muda.

“Sering melihat teman atau orang yang selalu bepergian atau bersenang-senang, bisa membuat orang muda merasa ketinggalan karena orang lain seperti sedang menikmati hidup. Perasaan ini akan membuat mereka selalu membandingkan dan merana.” tulis hasil survei itu, seperti dilansir NatGeo .

“Instagram dengan mudah membuat gadis dan wanita merasa tubuh mereka kurang ideal sehingga banyak orang mengedit fotonya agar mereka tampak sempurna.” tulis salah seorang responden.

Advertisement

Di sisi lain, Youtube justru dianggap paling bisa membawa efek positif untuk kesehatan mental penggunanya

Youtube dinilai paling positif via www.cbc.ca

Sebenarnya semua media sosial dibuat dengan tujuan positif sih. Seperti sebagai media berekspresi, menunjukkan identitas diri, memperluas komunitas, dan membangun dukungan emosional. Tapi meski dari kelima platform di atas kesemuanya dinilai positif dalam hal-hal tersebut, Youtube memegang peringkat 1 sebagai media sosial yang punya dampak positif bagi kesehatan mental. Youtube justru dianggap dapat menurunkan level depresi, kecemasan, dan kesepian. Banyak responden yang menilai Youtube mampu menyuguhkan informasi bermanfaat seperti seputar kesehatan dari sumber terpercaya.

Lembaga Royal Society juga tak lupa memberi rekomendasi atau saran bagi perusahaan-perusahaan teknologi, supaya dampak ini bisa diminimalisir

Editing berlebihan seperti ini seharusnya dihindari via www.pinterest.com

Bukan penelitian kalau tak bisa memberi saran. Lembaga yang melakukan survei ini memberi masukan khususnya pada perusahaan-perusahaan media sosial yang mereka riset, supaya lebih memperhatikan dampak buruk tersebut. Misalnya Instagram, sebagai platform yang mendapat nilai paling tinggi terkait kemampuannya mengganggu kesehatan mental. Mereka menyarankan supaya ada notifikasi jika pengguna sudah terlalu lama menggunakan media sosial. Sebanyak 71 persen responden dikatakan setuju dengan rekomendasi ini. Selain itu, sebaiknya ada cara untuk menunjukkan kalau sebuah foto terlalu banyak dimanipulasi atau diedit.

Pengguna media sosial tentu nggak banyak yang tahu soal kemampuan platform yang mereka gunakan sehari-hari bisa berdampak buruk pada kesehatan jiwa dan mental. Yang mereka kebanyakan paham adalah platform tersebut bermanfaat bagi mereka untuk tetap update informasi apapun. Padahal justru disitu letak keburukannya. Kembali lagi sih, segala sesuatu kalau digunakan secara berlebihan tentu akan berdampak buruk. Semoga aja semua pembaca di sini bisa berlaku cerdas dalam bermedia sosial ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

CLOSE