Hewan-hewan Ini Dikirim Ke Luar Angkasa Buat Penelitian. Nasib Mereka Gimana Ya di Sana?

Pernah mimpi jadi astronot? Jika iya kamu mungkin akan iri dengan hewan-hewan ini karena sudah lebih dulu dikirim ke luar angkasa. Sejak enam dekade yang lalu, berbagai hewan dari bumi dikirim ke luar angkasa dalam rangka misi khusus dan penelitian ketahanan. Hewan tersebut diantaranya anjing, kucing, tikus, hingga ikan dan lalat.

Advertisement

Mereka bukannya dikirim ke luar angkasa bersama dengan astronot lain, melainkan mereka dikirim sendiri dengan kendaraan khusus yang bisa membawa mereka menembus atmosfer. Dilansir melalui Jakarta Post , perilaku mereka mulai diteliti, bagaimana menghadapi luar angkasa tanpa gravitasi, bagaimana mereka beradaptasi, dan mengontrol pangan. Bagaimana nasib mereka dan apa yang bisa dipelajari manusia dari perjalanan mereka? Yuk simak uraian Hipwee News and Feature berikut ini!

Anjing, kucing, tikus, ikan, lalat dan berbagai hewan lainnya dikirim ke luar angkasa dan diamati perilakunya. Bermacam hewan memang sengaja dikirim, bukan hanya mamalia saja

Hewan pertama yang ke luar angkasa via www.spaceanswers.com

Lalika adalah seekor anjing yang pertama kali dikirim ke luar angkasa pada 1957. Keberangkatan Laika ke luar angkasa bahkan 3,5 tahun sebelum Yuri Gagarin berhasil melakukan pendaratan di bulan. Pada 1964 seekor kucing tanpa tuan yang ditemukan di Prancis juga dikirim ke luar angkasa. Lalu selanjutnya tikus, ikan, dan lalat.

Kenapa sih nggak kucing lagi, atau anjing lagi? Ternyata ilmuwan punya misi tersendiri. Mereka ingin tahu bagaimana rekasi dari jenis hewan yang berbeda-beda dalam beradaptasi di ruang tanpa gravitasi. Kalau hanya mamalia saja yang dibawa ke luar angkasa, kita nggak akan tahu banyak soal bagaimana pertahanan hidup hewan lainnya.

Advertisement

Lalu ilmu apa sih yang kita dapatkan dari pengiriman hewan ke luar angkasa? Sekilas mungkin klise, tapi ini sangat diperlukan buat kemajuan ilmu pengetahuan

Felicette, kucing yang dikirim ke luar angkasa pada 1964 via www.japantimes.co.jp

Ruang tanpa gravitasi memang bisa memberikan dampak yang signifikan bagi tubuh kita. Dari pengiriman tikus ke luar angkasa, kita tahu bahwa hidup di ruang tanpa gravitasi memungkinkan kita tak lagi menggunakan tulang dan otot untuk bekerja. Nah, kalau otot dan tulang kita nggak bekerja, maka mereka akan makin kehilangan fungsinya. Untuk itulah para astronot manakala di ruang angkasa selalu dibekali cara agar mereka bisa melakukan olahraga dan beraktivitas dengan otot dan tulang. Biar kalau pulang, fungsi organ mereka nggak lumpuh.

Hewan-hewan yang dikirim ke luar angkasa juga memperlihatkan bagaimana perilaku adaptasi yang memungkinkan untuk dilakukan. Ternyata hewan-hewan ini terutama tikus, juga mulai bisa beradaptasi. Meskipun pada awalnya mereka hanya melayang-layang di dalam kendaraan luar angkasa. Dari seluruh hewan yang pernah dikirim, ikan adalah hewan yang memiliki kemampuan adaptasi paling cepat. Hmmm… padahal hewan sekecil itu ya!

Sayangnya, kebanyakan hewan ini nggak selamat. Laika hanya bertahan lima jam setelah penerbangannya

Advertisement

Replika Laika untuk mengenang pengorbanan sang hewan di Moscow, Russia via www.independent.co.uk

Anjing laika yang dikirim ke luar angkasa harus meregang nyawa pada lima jam pertamanya, begitu pula kucing, tikus dan berbagai hewan lainnya. Sebagian besar mereka tidak selamat karena tidak dapat beradaptasi dengan keadaan tanpa gravitasi.

Sedangkan hewan yang pertama kali bisa selamat setelah dikirim ke luar angkasa adalah seekor kera bernama Yorick dan 11 tikus. Mereka berhasil selamat dan kembali ke bumi. Keberhasilan ini pun membuat makin gencarnya penelitian dengan mengirim hewan ke luar angkasa. Selain itu dua ekor anjing juga berhasil selamat. Mereka adalah Brelka dan Strelka yang terbang pada 19 Agustus 1960 lalu kembali sehari setelahnya.

Kini, setelah peringatan 60 tahun diterbangkannya Laika, hewan pertama yang mencapai luar angkasa, penelitian semacam ini masih terus dilakukan. Patung Laika dan replika Sputnik II yang membawanya terbang ke luar angkasa diabadikan di Central House of Aviation and Cosmonautics di Moscow. Hmmm… kasian juga sih sebenernya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE