Ibu Ini Harus Seberangi Sungai Demi Bisa Melahirkan. Perjuangannya Bikin Hati Terenyuh

Ibu hamil seberangi sungai untuk melahirkan

Tak ada yang bisa mengalahkan perjuangan seorang ibu untuk anaknya. Rasa kasih sayang yang begitu dalam membuat ibu rela melakukan segalanya demi sang anak. Tak terkecuali ketika anaknya masih dalam kandungan. Belum benar-benar bertemu aja, perjuangan ibu sudah nggak main-main.

Kita boleh dibuat excited dengan kelahiran anak pertama Raisa dan Hamish. Tapi jangan lupa kalau diluar sana masih banyak ibu-ibu yang harus berjuang setengah mati untuk dapat melahirkan anaknya dengan layak. Seperti kisah ibu di NTT satu ini, ia rela menyeberang sungai yang arusnya deras demi bisa melahirkan di puskesmas terdekat. Seperti apa kisah selengkapnya? Mari simak ulasan Hipwee News & Feature berikut ini.

Di media sosial, beredar video seorang ibu hamil yang rela menyeberangi sungai untuk bisa melahirkan di puskesmas desa sebelah. Padahal arus sungainya cukup deras

View this post on Instagram

Viral video seorang ibu hamil harus berjalan sebrangi sungai untuk melahirkan ke puskesmas. Hal tersebut terjadi dari Desa Alorawae Kecamatan Boawae Kabupaten Nagekeo Flores NTT, Senin (11/2/2019) . Yasinta Wea yang hamil 9 bulan berjalan melintasi Sungai Lowo Sesa dibantu petugas kesehatan dan seorang warga. Ibu hamil tersebut dituntun untuk melintasi arus air sungai. Ia harus menyebrang sekitar 100 meter dengan ketinggian air sampai leher orang dewasa . Dikutip dari Pos Kupang, jarak Desa Alorawe menuju Puskesmas Boawae sekitar 20 kilometer. Diketahui, tidak ada jembatan penghubung antara Desa Alorawe dengan Desa Dhereisa. Sehingga jika ingin ke Boawae, warga harus menyebrang sungai dengan berjalan kaki. . Sumber video: @smart.gram

A post shared by INFIA – Fact (@infia_fact) on

Ibu bernama Yasinta Wea yang sedang hamil 9 bulan, rela menyeberangi sungai dengan arus deras demi bisa melahirkan di puskesmas. Kisah ini diabadikan lewat sebuah video amatir yang beredar luas di media sosial. Dikutip dari Liputan6 , Yasinta adalah warga Desa Alorawae, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, NTT. Dengan dibantu petugas kesehatan dan warga, ia menyeberangi Sungai Lowo Sesa untuk bisa mencapai Puskesmas Boawae yang berjarak 20 kilometer dari desanya.

Sudah sejak lama warga di sana harus bertaruh nyawa setiap ada keperluan mendesak ke desa seberang. Kalau musim hujan, arus sungai malah bisa jauh lebih deras

Harus bertaruh nyawa via nakita.grid.id

Tidak tersedianya jembatan penyeberangan yang menghubungkan Desa Alorawe dan Desa Dhereisa, membuat warga Alorawe harus bertaruh nyawa menyeberang sungai untuk sampai ke pusat Kecamatan Boawae. Padahal saat musim hujan datang, arus sungai bisa jadi sangat deras. Nggak jarang warga sampai harus menunda keperluannya saat arus sungai lagi deras-derasnya, demi keselamatan.

Kini, warga berharap pemerintah daerah bisa membangun jembatan penghubung agar mobilitas warga di sana berjalan lancar, tak perlu lagi bertaruh nyawa setiap akan ke desa sebelah

Warga berharap ada jembatan via www.tubasmedia.com

Warga setempat meminta pemerintah daerah membangun jembatan penyeberangan di sana agar aktivitas mereka lebih lancar dan lebih mudah. Nggak perlu lagi sampai harus bertaruh nyawa setiap ada keperluan di desa seberang. Iya kalau keperluannya bisa ditunda, tapi kalau sudah mendesak seperti yang dialami Yasinta, terpaksa harus nekat, ‘kan?

Cerita ibu Yasinta Wea di atas pasti hanyalah 1 dari sekian banyak kisah serupa. Tak bisa dibayangkan betapa di luar sana masih banyak warga yang harus berjuang hanya untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Sebelum kisah Yasinta, ada juga kejadian serupa yang terjadi di Kecamatan Kedamaian, Gresik, Jawa Timur. Karena tidak ada jembatan penyeberangan, sejumlah orang terpaksa harus menghanyutkan keranda berisi jenazah di Kali Lamong yang arusnya cukup deras. Jenazah itu akan dimakamkan di desa seberang, karena makam di desanya sendiri tergenang banjir, dikutip dari Detik .

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.