Inilah Kisah Gimana Olahraga Jadi Alat Pemersatu, Nggak Peduli Ras, Agama, sampai Konflik Politik

Olahraga sebagai alat pemersatu

Potret Joko Widodo dan Prabowo Subiyanto dipeluk oleh atlet pencak silat yang berhasil memperoleh medali emas, Hanifan Yudani Kusumah, dalam balutan bendera merah putih menjadi viral. Joko Widodo hari itu datang ke acara final pencak silat Asian Games 2018 sebagai Presiden Republik Indonesia yang ingin menyemangati atletnya sedangkan Prabowo Subiyanto adalah Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Sudah jadi rahasia umum bahwa keduanya akan bersaing dalam pemilihan presiden RI tahun 2019 mendatang. Namun, gambar tersebut menunjukkan bagaimana olahraga bisa mempersatukan, menyingkirkan pandangan mengenai konflik maupun lawan politik.

Ternyata, penggunaan olahraga sebagai alat pemersatu nggak baru kali ini saja terjadi. Sejak dulu, kompetisi olahraga bahkan sengaja diselenggarakan untuk mengakhiri konflik serta peperangan yang biasanya sudah berlangsung lama dan berlarut-larut. Yuk kulik kisahnya bersama Hipwee News & Feature~

Pada sejarahnya, olimpiade yang pertama kali diadakan memang digunakan untuk menyelesaikan konflik perang masa Yunani kuno

Tahun 1896 jadi awal olimpiade diselenggarakan di Athena via www.greece-is.com

Tahun 1994, tradisi Olympic Truce dimunculkan kembali, dimana daerah penyelenggara olimpiade harus menghentikan perang tujuh hari sebelum dan sesudah perlombaan

Logo olimpiade berupa lima lingkaran yang disatukan menggambarkan persatuan lima benua di dunia via olympic.ca

Musuh bebuyutan seperti Cina dan Amerika Serikat pun, berubah jadi harmonis di meja ping pong. Pertandingan persahabatan tenis meja antara kedua negara ini berhasil mencairkan keadaan saat Perang Dingin

Perang dingin pun bisa cair karena ping pong via www.bbc.com

Atas usul Nelson Mandela, Afrika Selatan menggunakan olahraga rugbi untuk memersatukan masyarakat kulit putih dan hitam setelah era apartheid. Cerita ini kemudian diangkat dalam film berjudul Invictus

Nelson Mandela memberikan ucapan selamat pada Francois Pienaar, kapten tim pemenang Piala Dunia Rugbi 1995 yang berkulit putih via www.youtube.com

Pasangan tim tenis Rohan Bopanna dari India dan Aisam-ul-Haq Qureshi dari Pakistan menunjukkan walau dalam olahraga mereka akan bersatu meskipun negara asal mereka konflik

Jarang banget lho bendera India dan Pakistan bisa bersanding bareng gitu~ via www.deccanchronicle.com

Olahraga juga bisa membuat atlet pengungsi perang bersatu membentuk tim untuk ikut berlaga dalam Olimpiade Rio

Sepuluh atlet korban pengungsian ini mewakili negara Syria, Sudan Selatan, Etiopia, dan Kongo via qz.com

Di Olimpiade Musim Dingin 2018, negara Korea Selatan dan Korea Utara pun bersatu setelah lama berperang. Hal itu juga terjadi di Asian Games 2018 lho

Korea Utara dan Selatan bersatu untuk Asian Games 2018 via www.viva.co.id

Asian Games 2018 juga bikin lawan politik dalam Pilpres 2019 berpelukan dan menunjukkan dukungan untuk atlet yang berlaga

Semua konflik politik disingkirkan demi pesta olahraga, Asian Games 2018 via www.pantau.com

Yang membuat terharu adalah gimana masyarakat mendukung atlet atas nama Indonesia, nggak peduli perbedaan agama, suku, hingga konflik politik

Semua jadi satu Indonesia dalam olahraga via www.inovasee.com

Jiwa olahraga memang sesuai dengan filosofi bangsa Indonesia yaitu bhinneka tunggal ika, yang artinya walaupun berbeda tetap satu juga. Karena dalam olahraga kita punya semangat yang satu~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE