Jepang Punya Cara Khusus Atasi Banjir. Bangun Kanal Bawah Tanah Super Besar Untuk Alirkan Airnya

Cara Tokyo mengatasi banjir

Musim hujan sudah tiba. Siapa nih yang daerahnya banjir tiap musim hujan?

Kalau kalian salah satu korban langganan banjir tiap musim hujan tiba, kalian nggak sendirian kok. Beberapa titik di Indonesia memang masih rawan mengalami banjir seperti di Jakarta dan sekitarnya. Ini akan makin parah kalau hujannya sangat deras dan lama. Wah, pasti sungai-sungai banyak yang meluap dan airnya meluber sampai kemana-mana. Tapi, sebenarnya nggak cuma Indonesia aja lo yang mengalami banjir. Negara-negara lain juga punya masalah serupa. Bahkan, negara yang teratur seperti Jepang juga pernah berjuang menghadapi banjir.

Mengetahui masalah banjir di Jepang khususnya Tokyo, Jepang nggak lantas diam saja. Mereka membangun suatu sistem khusus di bawah tanah yang berguna untuk mengatasi banjir tersebut. Hasilnya memang terasa sih. Jepang, khususnya Tokyo sudah jarang, bahkan nggak pernah banjir lagi. Wah, seperti apa sih sistemnya? Yuk baca lebih dalam bersama Hipwee News & Feature~

Kondisi geografis kota Tokyo jadi penyebab kota itu rawan banjir. Tapi sejak ada sistem kanal bawah tanah, kota itu sudah nggak khawatir banjir lagi

Seperti di Indonesia, di Jepang juga bisa dilanda banjir. Khususnya sih di kota Tokyo. via www.independent.co.uk

Menurut BBC , Kota Tokyo terletak di sebuah daratan yang didalamnya ada lima sungai besar. Nggak hanya itu aja, terdapat belasan sungai-sungai kecil yang mengaliri daerah itu. Kalau curah hujan sedang tinggi, sungai itu meluap secara alami dan membuat banjir. Tapi, persoalan banjir yang pernah dialami Tokyo sekarang cuma jadi sejarah aja. Pemerintah membuat sistem kanal bawah tanah yang bisa menanggulangi banjir.

Sistem kanal itu dibangun sejak tahun 1993 dan memerlukan waktu 13 tahun hingga selesai. Investasinya mencapai 3 miliar Dolar Amerika lho!

Nggak cuma kanal aja, sistem ini dilengkapi dengan ruangan kontrol untuk memantau kondisi kanal. via www.nytimes.com

Selama 13 tahun sistem kanal untuk menanggulangi banjir dibangun dibawah tanah kota Tokyo. Dimulai tahun 1993, menurut CNN , sistem kanal yang disebut dengan Metropolitan Area Outer Underground Discharge Channel (MAOUDC) ini akhirnya selesai pada tahun 2006. Biaya untuk membangunnya sampai 3 miliar Dolar Amerika lho! Nggak heran sih lama dan biayanya besar. Sistemnya sendiri punya panjang 6,3 km lho.

Kanal terdiri atas tangki raksasa yang berlokasi di dekat sungai sekitar Tokyo. Ketika air meluap, air akan masuk ke tangki tersebut dan dialirkan ke sebuah kanal besar

Beginilah sistem kanal bawah tanah buatan Jepang untuk mengatasi banjir. via www.kompasiana.com

Sistem kanal bawah tanah ini sebenarnya berfungsi buat mempercepat aliran air buat bisa kembali ke laut melalui sungai yang lebih besar. Kalau di Tokyo, sungai yang dipilih adalah Sungai Edo. Dikutip dari BBC , kanal terdiri atas lima tangki raksasa dan kanal besar yang semuanya saling menyambung. Tangki dibangun di dekat sungai sehingga ketika air meluap, air masuk ke dalam tangki-tangki tersebut. Jadi, air nggak akan sampai ke pemukiman warga deh.

Kanal besar itu berfungsi untuk mengumpulkan air luapan sungai. Setelah itu, air akan dialirkan ke sungai paling besar di Jepang agar nantinya kembali ke laut

Ini adalah bagian dalam kanal raksasa. Besar sekali, sampai-sampai manusia terlihat kecil di dalamnya lho. via www.nytimes.com

Nah, setelah air luapan sungai masuk ke tangki raksasa, maka nantinya air dialirkan ke sebuah kanal besar. Setelah ditampung disana, menurut New York Times , air dipompa menuju Sungai Edo. Pompa yang digunakan sangat besar dengan tenaga seperti pada mesin pesawat Boeing 737 jet. Massa air yang bisa dipindahkan oleh pompa itu sampai 200 ton per detik lho. Kebayang dong betapa cepatnya pompa itu bisa mengalirkan air~

Hingga saat ini, sistem kanal itu efektif untuk mengalirkan air luapan sungai ke sungai lain yang punya kapasitas lebih besar sehingga lebih aman kembali ke laut. Cara mereka menyelesaikan masalah dari akarnya memang patut jadi teladan deh!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini