“Aku mau balik ke kampung halaman aja. Mencari kerja di Batam ternyata nggak seenak yang dikatakan kebanyakan orang.”
Sebagai orang yang sedikit tahu perjalanan Ratna mencari pekerjaan impian, aku bisa merasakan kesedihannya meski hanya mendengar suaranya saja. Masih teringat jelas di kepalaku saat Ratna menceritakan rencana besarnya pergi ke Batam selepas lulus kuliah. Matanya berbinar. Tampak buncahan semangat yang terpancar.
Sayangnya, manusia memang cuma bisa berencana. Sementara itu, hasil dan garis kehidupan adalah rahasia yang bisa jadi mendatangkan luka. Setahun di Batam, Ratna belum mendapatkan pekerjaan dan uang saku untuk bertahan hidup kian menipis. Kenyataan pahit ini membuatku bertanya-tanya. Benarkah Batam yang menawarkan gaji tinggi, kemudahan bolak-balik ke luar negeri, dan biaya hidup yang terjangkau hanya bualan semata?
Ternyata… Batam bisa menjadi surga ataupun neraka, tapi semua itu tergantung pada cara kamu memulai bekerja di sana. Jika jalurnya tepat, menurut Putri Widyaningsih yang sudah bekerja hampir 9 tahun di Batam, kota ini memang layak diperhitungkan.
Ada beberapa hal yang dipikirkan banyak orang tentang Batam. Kamu sepakat?
Ketika ngomongin Batam, kita mungkin langsung membayangkan serangkaian keuntungan. Mulai dari rata-rata gaji yang nggak jauh beda dengan gaji Jakarta, bahkan bisa jadi lebih tinggi, sampai dengan biaya hidup yang murah. Meski di ujung pulau Sumatra, nyatanya Batam menjadi kawasan industri dengan perusahaan besar yang bergerak di beragam sektor. Makanya, nggak sedikit orang yang menggantungkan mimpi di kota ini.
Bila diibaratkan, kita cuma mengedip saja, pekerjaan dengan mudah didapatkan di Batam.
Belum lagi nih, Batam berada di perbatasan antara Indonesia dengan dua negara tetangga, yakni Singapura dan Malaysia. Biaya untuk melancong ke dua negara itu terbilang murah. Perjalanannya pun cepat. Jadi, pekerja Batam selama ini dikenal sebagai orang yang beruntung karena bisa bolak-balik ke luar negeri.
Apakah SoHip juga memiliki anggapan sama tentang kehidupan pekerja di Batam yang seperti itu? Nah, sebenarnya, anggapan umum yang beredar nggak sepenuhnya benar, tapi juga nggak seluruhnya salah.
Menilik gaji pekerja Batam yang sesungguhnya. Ini faktanya!
Berawal dari coba-coba, Putri Widyaningsih berangkat ke Batam tahu 2013 silam setelah berhasil lolos seleksi perekrutan. Waktu itu, Putri nggak punya bayangan, apalagi rencana untuk merantau ke Batam. Namun, keputusannya untuk mengikuti perekrutan kerja yang dilakukan oleh penyalur tenaga kerja dan Disnaker menjadi titik yang mengubah hidup Putri nyaris sepenuhnya.
Bayangkan saja, setelah lulus SMK Putri harus hidup jauh dari orang tua. Bersama teman-teman satu sekolah, ia memulai hidup sebagai pekerja di Batam. Selama 9 tahunan, ia telah bekerja di tiga perusahaan dengan beragam bidang, yaitu perusahaan otomotif, perusahan di bidang kesehatan, dan perusahaan penyedia kebutuhan rumah tangga.
Kamu sedang membaca konten eksklusif
Dapatkan free access untuk pengguna baru!
“Awalnya memang agak susah, apalagi kan jauh dari keluarga. Sedangkan Batam sendiri ada di ujung negeri. Namun, lama-kelamaan enak juga,” tutur Putri.
Nah, bertahun-tahun kerja di Batam, Putri tentu menjadi saksi kondisi riil di sana. Ia pun membocorkan beberapa realitas di Batam yang selama ini mungkin mengusik rasa penasaran banyak orang.
a. Inilah fakta gaji pekerja di Batam
Soal gaji, Putri memilih berada di tengah. Artinya, ia enggan menyimpulkan gaji pekerja Batam sepenuhnya tinggi. Menurut Putri, besaran nominal gaji tergantung ketentuan perusahaan dan aturan lembur. Jika nggak ada uang lembur, berarti gaji pekerja akan mentok UMR Batam, yaitu Rp4,1 juta. Berbeda kejadiannya kalau ada uang lembur. Rata-rata gaji memang bisa setingkat gaji ibu kota, bahkan sampai dua digit.
“Kalau banyak lembur, bisa 7-10 juta,” ungkap Putri.
b. Biaya hidup di Batam
Sama halnya dengan biaya hidup, Putri nggak mau menilai secara saklek kalau biaya hidup di Batam lebih murah dari Jakarta. Biasanya, biaya hidup ini mengikuti nominal UMR. Jika UMR tinggi, kemungkinan besar biaya hidup juga tinggi. Namun, Putri enggan memastikannya karena nggak tahu perbedaan gaya hidup di Batam dan gaya hidup di pulau Jawa.
Bila berkaca dari gaya hidupnya, Putri mengangap biaya hidup di Batam biasa saja. Berdasarkan pengalamannya, pendapatan dan pengeluaran untuk kebutuhannya sudah sejalan. Jadi, gaji dan pengeluarannya pun nggak terlalu timpang.
“Tapi, belum tahu juga. Soalnya, ada ungkapan ‘ingin gaji Batam, tapi biaya hidup di Jawa, kan,” ujar Putri.
c. Benarkah pekerja di Batam mudah ke luar negeri?
Tentang anggapan pekerja Batam bisa bolak-balik ke luar negeri bisa jadi benar, apalagi Batam memang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia. Menurut Putri, daripada pulang kampung ke pulau Jawa, beberapa orang memilih untuk mengalokasikan bujetnya untuk liburan ke Malayia dan Singapura. Mengapa? Karena biayanya lebih murah daripada biaya pulang kampung.
Bisa ke luar negeri dengan biaya murah dan waktu yang cepat? | Illustration by Hipwee
Semua keuntungan bekerja di Batam nggak akan didapatkan kalau kamu memulai dengan langkah ini. Pertimbangkan lagi~
Batam bisa jadi memang menawarkan pekerjaan dan gaji idaman, tapi ada baiknya kamu memilih jalur karier seperti Putri. Apa yang dialami Putri tentu bertolak belakang dengan pengalaman Ratna; alih-alih bekerja dengan gaji yang lumayan tinggi, Ratna justru kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan di Batam sampai detik ini. Apa terjadi pada Ratna sebenarnya juga dialami oleh beberapa orang yang bekerja di Batam, tapi cuma modal nekat.
Jadi, ada dua pilihan agar bisa bekerja di Batam. Pertama, direkrut penyalur kerja dan Disnaker seperti Putri. Kedua, jalur lokal yang berarti kamu melamar pekerjaan sendiri. Keuntungan mengikuti perekrutan penyalur kerja, kamu akan diberi tempat tinggal. Jika mencari pekerjaan sendiri, kamu harus mengeluarkan biaya tinggal di kos atau kontrakan. Makanya, penting untuk membuat target supaya nggak kelamaan lontang-lantung tanpa tujuan.
“Buat yang ingin kerja di Batam lewat jalur lokal, ada baiknya mempersiapkan semuanya dengan matang. Uang saku perlu banget disiapkan. Kan, kita nggak tahu menganggur sampai kapan, entah sebulan, 3 bulan, atau malah lebih untuk mencari kerja di Batam,” saran Putri.
Kalau sudah melewati waktu yang ditarget dan belum dapat pekerjaan, kamu bisa mengganti rencana, misalnya balik lagi ke kampung halaman.
Pikirkan dengan baik dan persiapkan dengan cukup detail, ya, sebelum memutuskan kerja di Batam. Kota ini sebenarnya menawarkan penghidupan yang cukup mapan, tapi kamu harus hati-hati dalam mengambil langkah ketika mencari kerja di sana.