Memaknai Kebahagiaan Versi Milenial: Bukan Lagi Soal Uang, Melainkan Soal Pengalaman Segudang

Memaknai kebahagiaan versi milenial

Bicara soal kebahagiaan memang cenderung akan lebih subjektif, karena definisi kebahagiaan antara satu orang dengan yang lain, kebanyakan tidak sama. Ada orang yang butuh liburan ke luar negeri hanya untuk mengembalikan moodnya yang buruk. Tapi ada juga yang dengan jajan es krim di minimarket aja sudah bisa senang banget.

Advertisement

Pun dengan milenial, yang meski seringkali digeneralisasi ketika menilai sesuatu, nyatanya mereka masing-masing tentu punya definisi kebahagiaan sendiri. Walau begitu, tidak sedikit juga riset yang menunjukkan preferensi mayoritas milenial ketika diminta untuk memaknai kebahagiaan dalam hidup. Yang bikin terkejut, ternyata kebanyakan milenial sekarang tidak lagi melihat uang sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan lo! Wah, kira-kira apa aja sih yang bikin milenial zaman now ini bahagia?

1. Kalau melihat riset yang sudah pernah dilakukan, secara umum generasi milenial di Indonesia memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan generasi di atasnya lo

Generasi X vs generasi milenial via www.liputan6.com

Percaya nggak kalau kita ternyata lebih merasa bahagia jika dibandingkan dengan generasi X ke atas? Menurut survei nasional yang telah dilakukan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) tahun 2017, generasi milenial yang notabene berusia 17-29 tahun punya tingkat kebahagiaan lebih tinggi dibanding non-milenial. Sedangkan sumber kebahagiaan dari dua kelompok usia itu diurutkan dari yang paling bisa bikin bahagia adalah kesehatan, waktu luang bersama keluarga, dan kecukupan finansial. Untuk milenial ditambah pekerjaan dan jenjang karir.

Tapi yang lumayan bikin kaget, ternyata kecukupan finansial justru tidak jadi sumber kebahagiaan utama milenial ya? Padahal kalau dipikir-pikir, milenial itu boros banget nggak sih? Dikit-dikit jajan, dikit-dikit hang out. Fakta ini diperkuat sama polling yang tempo hari Hipwee lakukan perihal definisi kebahagiaan milenial sih. Saat ditanya pekerjaan macam apa yang paling bikin milenial bahagia, mayoritas menjawab pekerjaan yang sesuai passion. Sedangkan pekerjaan yang gajinya oke malah cuma dapat suara sekitar 14,97%. Hmm…

Advertisement

2. Tak hanya itu, dalam survei yang sama, diketahui kalau kedua kelompok usia itu punya kegiatan favorit masing-masing

Milenial paling suka olahraga via www.blibli.com

Saat kelompok non-milenial lebih menyukai kegiatan beragama, memasak, dan olahraga (urut dari yang paling disukai), kelompok milenial justru menomorsatukan olahraga, lalu diikuti musik, dan menonton film. Kalau berdasarkan polling Hipwee, saat lagi badmood, milenial lebih memilih jajan minuman kekinian, baru diikuti menonton film, pergi ke tempat yang Instagramable, jalan-jalan ke mall dan belanja, dan terakhir nonton konser.

3. Dalam sejumlah riset lain, diketahui juga kalau generasi milenial ternyata lebih memilih menghabiskan uangnya untuk hal-hal yang memperkaya pengalaman, daripada untuk membeli barang-barang material

Milenial nonton konser via lifestyle.sindonews.com

Nah, beda sama yang mungkin jadi asumsi awal kalau milenial itu boros, suka beli barang-barang nggak penting, dan lain sebagainya. Dalam riset yang dilakukan Eventbrite Inc, bekerjasama dengan perusahaan riset pasar Harris Poll , sebanyak 78% generasi milenial lebih memilih mengeluarkan uangnya untuk hal-hal yang memperkaya pengalaman –contohnya seperti nonton konser, pertunjukan, atau acara-acara serupa– dibanding barang-barang yang sifatnya materiil.

4. Tapi sayangnya, meski diklaim lebih bahagia dibanding generasi di atasnya, menurut survei lain, 1 dari 5 milenial mengalami kesepian atau tidak punya teman

Advertisement

Milenial kesepian via www.indozone.id

Survei lain dari perusahaan riset pasar YouGov, dikutip dari NatGeo , menyodorkan fakta yang lumayan bikin miris. Sebanyak 27% milenial di Amerika Serikat dilaporkan tidak memiliki teman dekat. Bahkan 1 dari 5 milenial tidak memiliki teman sama sekali, serta sepertiganya mengaku sering mengalami kesepian!

Tingkat kesepian yang tinggi ini kemungkinan terjadi karena mereka kesulitan menemukan teman. Bisa jadi teknologi jadi salah satu penyebabnya. Karena milenial dekat banget sama teknologi, mereka jadi sulit berinteraksi langsung. Kalau dari surveinya sih 53% mengaku malu, sedang 27% sisanya menganggap teman itu tidak penting.

Wah, menarik juga ya fakta-fakta yang diperoleh dari berbagai riset seputar kebahagiaan milenial di atas. Kalau kalian penasaran sama polling yang sudah Hipwee lakukan terkait topik yang sama, bisa buka di sini, dan cari tahu, apakah sumber kebahagiaanmu sebagai milenial masuk suara mayoritas? Atau justru kamu termasuk yang anti mainstream?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

Editor

An amateur writer.

CLOSE