Nasionalisme Itu Penting tapi Jangan Sampai Kelewat Baper. Bela Negara di Era Modern Itu Memang Sulit

Bukannya pembicaraan mengenai perolehan medali atau aksi atlet yang memukau, perhelatan SEA Games 2017 yang dimulai pada tanggal 19 Agustus lalu dipenuhi kontroversi. Pesta olahraga akbar yang seharusnya mempererat hubungan negara-negara se-Asia Tenggara ini justru membuat Indonesia dan Malaysia tampak berada di ambang perang. Ya paling tidak jika melihat cuitan, postingan, dan sentimen yang berseliweran di media sosial. Dari tagar #ShameOnYouMalaysia, komentar permintaan maaf saja tidak cukup, sampai ajakan untuk benar-benar mengganyang Malaysia, memenuhi timeline di Indonesia.

Semua ini berawal dengan insiden terbaliknya gambar bendera Indonesia di buku panduan SEA Games 2017 yang dicetak oleh Malaysia. Sebagai negara tetangga terdekat dan saudara serumpun yang sudah puluhan tahun menjalin hubungan diplomatik, kesalahan yang sangat tidak profesional dalam event sebesar ini seharusnya memang tidak terjadi. Apalagi peristiwa ini juga terjadi hanya beberapa hari setelah Indonesia merayakan hari kemerdekaan ke-72, ketika mungkin bendera merah putih masih dikibarkan tinggi di depan rumah warga. Wajar saja kalau keteloderan ini langsung menyulut amarah orang seantero Indonesia.

Apalagi kejadian yang seakan-akan ‘merendahkan’ bendera nasional kita ini terjadi hanya beberapa hari setelah kita merayakan kemerdekaan dan mengibarkan bendera merah putih tinggi-tinggi di seluruh pelosok nusantara

Semangat nasionalisme lagi tinggi-tingginya via www.gentlemancode.id

Semangat nasionalisme yang masih membara seusai merayakan kemerdekaan semakin berkobar setelah kontroversi Malaysia ini. Belum lagi ditambah dengan berbagai dugaan kecurangan dan tindakan kurang sportif tuan rumah yang menyusul setelahnya, sentimen negatif terhadap Malaysia makin memuncak. Meski permintaan maaf secara resmi di level pemerintah sudah dilayangkan dan diterima, masyarakat tampaknya kurang puas. Tapi sebenarnya kalau permintaan maaf saja tidak cukup, kiranya apa ya ganjaran atau balasan yang setimpal?

Apa iya kita beneran bakal perang atau mengganyang Malaysia? Atau membalas dengan juga membalik bendera Malaysia pada event olahraga akbar selanjutnya dalam Asian Games 2018 yang bakal diselenggarakan di Indonesia? Kalau tuntutan warganet yang dibalut atas nama nasionalisme itu benar-benar dituruti, kok nasionalisme kita kesannya childish alias kekanak-kanakan ya?! Nggak ada salahnya lho membela negara tapi tetap dengan kepala dingin dan pemikiran rasional.

Kayaknya nggak perlu juga deh terlalu baper meyakini semua ini konspirasi Malaysia untuk ‘balas dendam’ ke Indonesia. Toh kejadian tidak mengenakkan sepanjang SEA Games ini bukan hanya dialami Indonesia

Kontroversi terbaru, tim pencak silat Indonesia sampai menangis karena merasa dicurangi via style.tribunnews.com

Entah berdasarkan ukuran apa, tapi orang Indonesia terkenal sangat nasionalis. Tapi perlu ditelaah lagi sih reputasi ini berasal dari mana. Kalau hanya diukur dari seberapa berapi-api komentar di media sosial, mungkin kita nggak perlu sebangga itu menyebut diri nasionalis. Ya memang sih melontarkan komentar di medsos sudah jadi cara kita beropini di era komunikasi digital ini. Tapi ya jangan hanya berani melempar komentar garang yang seringkali tidak bisa dipertanggungjawabkan, tapi setelah itu nihil tindakan.

Insiden bendera ini memang membuat kita kembali mengevaluasi hubungan negara kita dengan Malaysia yang sejarahnya banyak naik-turunnya. Mungkin komentar-komentar warganet itu hanya ancaman kosong belaka, tapi akhirnya banyak yang memperkeruh suasana. Kalau rangkaian kontroversi SEA Games 2017 ini dilihat-lihat lagi, tampaknya kesialan tidak hanya terjadi pada kontingen Indonesia saja kok. Bendera Brunei Darussalam juga salah ditampilkan dalam salah satu display skor. Jadi ya mungkin bukan karena Malaysia punya dendam tersendiri sama Indonesia, tapi penyelenggaran SEA Games 2017 Malaysia secara keseluruhan ini memang buruk. Jadi nggak perlu terlalu baper.

Katanya orang yang berjiwa besar itu seharusnya bisa memaafkan. Mungkin sebagai bangsa, kita juga perlu menerapkan prinsip ini. Selain telah minta maaf, sebenarnya berbagai kontroversi yang menyelimuti penyelenggaraan SEA Games ini juga sedikit banyak sudah jadi hukuman tersendiri bagi Malaysia. Reputasi Malaysia jelas tercoreng karena dianggap gagal menggelar perhelatan akbar yang harusnya mendekatkan hubungan negara-negara Asia Tenggara ini. Pemerintah Indonesia sepertinya juga sudah tanggap dan cepat meminta klarifikasi dan permintaan maaf. Jadi sebagai warga negara yang baik, mungkin kita nggak perlu tambah memperkeruh suasana. Tapi kalau dugaan-dugaan kecurangan pihak Malaysia benar-benar bisa dibuktikan, ya jelas perlu ada denda atau mungkin sanksi yang lebih konkret.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day