Begini Isi Paket Karantina di Korea Selatan, Dari Makanan sampai Plastik Khusus untuk Buang Tisu

Paket karantina Korea Selatan

Mungkin bukan melebih-lebihkan jika ada yang bilang Korea Selatan adalah negara paling aman di dunia saat ini, paling tidak terkait pandemi Covid-19. Pernah jadi negara dengan kasus positif terbanyak setelah China, Korea Selatan kini berhasil terus menurunkan angka orang yang terinfeksi dari hari ke hari. Angka kematian pun tercatat rendah, yaitu 139 kematian dari total 9332 kasus yang terkonfirmasi berdasarkan laporan WHO terbaru . Sampai berita ini ditulis, Korea Selatan adalah satu-satunya negara yang berhasil ‘meratakan’ kurva tanpa harus mengambil kebijakan lockdown seperti China atau beberapa negara Eropa.

Nah faktor-faktor di balik keberhasilan strategi Korea Selatan itu, pernah Hipwee bahas di sini. Belakangan, ada beberapa postingan viral di media sosial yang kembali mengundang decak kagum terhadap cara Negeri Gingseng menghadapi pandemi. Bukan cuma inovasi tes drive through yang cepat dan akurat, kini warganet di negara lain dibikin iri dengan kesigapan pemerintah Korsel menyediakan makanan bagi yang dikarantina dan masker bagi yang baru datang dari luar negeri. Bahkan di sana, sama sekali nggak ada panic buying! Enaknya…

Sistem deteksi, tes, dan tracing kasus di Korsel yang jelas dan efektif, memudahkan pemerintahnya menyalurkan bantuan dengan cepat juga. Begitu ada yang butuh karantina 14 hari di rumah, ada petugas yang memberi pasokan makanan

Pasokan makanan dan kebutuhan selama 14 hari demi menjamin orang yang dikarantina tidak perlu keluar rumah via observers.france24.com

Foto ini diunggah oleh Joseph Kim, seorang warga negara Amerika Serikat yang bekerja di Seoul Korea Selatan. Dalam postingan Reddit itu , Joseph menceritakan kisahnya saat harus menjalani karantina di rumah selama 14 hari karena teman sekantornya positif terjangkit virus corona. Semua orang yang pernah kontak dengan temannya itu dilacak, kantor dan beberapa tempat yang pernah dikunjungi orang itu juga ditutup dan disterilisasi. Walaupun cuma sesekali bertemu di lorong saja dan akhirnya hasil tes negatif, Joseph diminta oleh pemerintah setempat untuk tetap mengkarantina diri selama dua minggu di rumah.

Bukan sekadar imbauan atau perintah untuk karantina saja, pemerintah distrik Gangdong tempat Joseph tinggal langsung memberinya paket berisi makanan dan kebutuhan sehari-hari selama 14 hari. Paket itu diantarkan dan diletakkan petugas kesehatan di depan rumahnya, Joseph pun diminta mengambilnya setelah mereka pergi demi memperkecil risiko penularan. Selain makanan, di dalamnya paket itu juga tersedia handsanitizer, termometer, sampai plastik khusus untuk membuang tisu (siapa tahu orang yang dikarantina nanti berubah positif). Bahkan ada instruksi cara mendapatkan dana darurat pemerintah bagi mereka yang tidak bisa bekerja karena karantina. Untuk memantau kondisi Joseph, petugas menelepon dua kali sehari dan memintanya melaporkan jika ada gejala-gejala tertentu.

Kisah-kisah seperti Joseph juga banyak diunggah orang yang saat ini berada di Korea Selatan. Sistem ini memungkinkan dilakukan karena pemerintah Korsel benar-benar melacak kasus positif di negaranya dengan masif dan mendetail. Jadi negara yang paling banyak mengadakan tes (sekarang 15.000 tes per hari, totalnya sudah lebih dari 300 ribu tes), deteksi awal adalah kunci keberhasilan Korsel mengontrol persebaran virus dan juga menyalurkan bantuan secara tepat sasaran. Alhasil, warga merasa aman dan terjamin bahkan dalam kondisi pandemi seperti ini. Karena itu juga kali ya, di Korea Selatan hampir tidak ditemui panic buying  dan stok supermarket atau toko pun terlihat normal-normal saja.

Bukan cuma support yang oke selama karantina, pemerintah Korsel pun ternyata membagikan paket ‘selamat datang’ khusus bagi mereka yang  kembali dari luar negeri. Isinya seperti masker dan semprotan disinfektan

Meskipun berhasil menekan angka penularan di dalam negeri, pemerintah Korea Selatan sadar risiko penularan dari luar negeri masih sangat besar. Makanya, bukti lain keseriusan negara ini dalam menghadapi pandemi bisa dilihat dari paket khusus yang diterima warganet @theseoulvillage saat kembali ke Korsel dari Eropa. Bukan cuma blanko kesehatan saja, orang yang kembali dari luar negeri diberi paket berisi masker, handsanitizer, semprotan disinfektan, sampai termometer, di samping harus menjalani masa karantina walaupun hasil tesnya negatif. Bahkan masih menurut @theseoulvillage, ia juga mendapat bantuan layanan psikologi lewat telepon.

Apa yang terjadi di Korea Selatan bisa dibilang kondisi ideal yang diharapkan semua orang. Namun bahkan negara-negara Barat, notabene ada yag lebih kaya, gagal mengikuti strategi maupun pendekatan Korsel dalam menghadapi pandemi ini. Ahli berpendapat negara lain terlambat jika dibandingkan dengan aksi pemerintah Korsel yang mengantisipasi pandemi — dari produksi dan perizinan testing kit yang langsung dimulai bahkan sebelum kasus pertama terkonfirmasi, meningkatkan kapasitas lab untuk analisis hasil, dan berbagai kebijakan lainnya.

Sebagai negara yang cukup terdampak dari wabah virus corona sebelumnya seperti SARS dan MERS, Korea Selatan tampaknya telah belajar banyak untuk mempersiapkan diri dari pandemi seperti pandemi Covid-19. Kini, negara-negara lain berebut belajar dan meminta bantuan Korsel untuk menangani pandemi Covid-19 di wilayahnya masing-masing. Semoga bukan Korsel saja ya, seluruh dunia harus belajar untuk bersiap lebih baik lagi setelah apa yang terjadi selama pandemi kali ini…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day