Viral Harga Pecel Lele yang Mahal di Malioboro, Tiga Warung Makan Akhirnya Ditutup Sementara

pecel lele mahal di Mailoboro

Baru-baru ini media sosial diramaikan perihal wisatawan yang mengeluh harga pecel lele mahal di Malioboro, Yogyakarta. Kejadian tersebut bermula saat akun bernama @aulroket membagikan pengalamannya di TikTok. Ia mengungkapkan harus merogoh kocek lebih dalam untuk satu porsi pecel lele, yakni sebesar Rp37 ribu. Jika dirinci wisatawan tersebut membayar Rp20 ribu untuk lele, Rp7 ribu untuk nasi putih dan Rp10 ribu untuk lalapan. Hmm.

Harga tersebut dianggap berbeda dengan harga normal di warung tenda kawasan tersebut yang berkisar Rp15 ribu hingga Rp18 ribu. Sontak saja unggahan tersebut ramai ditanggapi oleh masyarakat. Banyak yang merasakan hal serupa tetapi di sisi lain juga ada yang beranggapan jika hal tersebut wajar karena berada di lokasi wisata. Usai ramai, pemerintah daerah Yogya pun turun tangan mencari tahu kepastian dari kabar yang beredar. Simak yuk penjelasannya berikut ini.

Pemkot Yogyakarta menutup sementara tiga warung pecel lele yang berada di Jalan Perwakilan. Mereka dianggap menerapkan cara berjualan yang menjebak

Setelah diusut, sebenarnya video viral yang diungkapkan wanita tersebut bukan berada di Malioboro melainkan sirip-sirip Malioboro, tepatnya Jalan Perwakilan. Akibatnya tiga warung yang diindikasi mematok harga tinggi ditutup sementara oleh Pemkot. Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi meminta seluruh pedagang di Malioboro tak memberikan info tentang harga makanan yang menjebak pembeli.

“Contoh pecel lele, hanya diberi pecelnya saja itu sudah menjebak. Maka sebagai informasi, kita akan ajak para pedagang untuk menjual itu dalam satu paket. Pecel lele itu ya komplit sudah dengan nasi, lalapan dan sambelnya,” ujar Heroe dikutip dari Detikcom Sabtu (29/5).

Heroe juga meminta anggota paguyuban dan komunitas Malioboro tak mempermasalahkan wisatawan yang mengunggah keluhan terkait warung pecel lele ‘nuthuk’ di media sosial. Dia memahami wisatawan tak mengerti warung yang dikeluhkan itu terletak di Jalan Perwakilan.

“Saya sudah bertemu dengan paguyuban dan komunitas Malioboro dan tidak ada yang mengajukan gugatan, artinya jika ada yang mau menggugat itu bukan tindakan dari komunitas paguyuban,” jelasnya.

Kasus ini mengundang beragam respon. Dari yang pihak penjual tak seharusnya mematok harga yang tinggi dan membuat daftar harga yang jelas, hingga di sisi lain pembeli juga harus berinisiatif bertanya lebih dulu supaya tak menyesal kemudian

Ilustrasi pedagang di Malioboro | Credit: Bashari Adinnasri via unsplash.com

Peristiwa yang baru-baru ini terjadi sudah seharusnya menjadi pembelajaran bagi kedua belah pihak. Sebelumnya paguyuban lesehan Malioboro merasa dirugikan dengan pernyataan wistawan bahkan siap mengutarakan rencananya untuk menggugat. Namun, banyak warganet yang menganggap hal tersebut seharusnya menjadi masukkan positif untuk pedagang supaya meningkatkan kualitasnya.

Di kesempatan lain, setiap wisatawan juga diingatkan untuk selalu mengedepankan cek sebelum membeli sesuatu, salah satu caranya dengan bertanya perihal menu harga. Wanita yang videonya viral sudah bertanya terlebih dahulu, tetapi masih terjebak karena menu dibuat secara terpisah bukan paketan. Maka ada baiknya dikonfirmasikan kembali sebelum memesan. Hal ini dilakukan supaya kejadian serupa tak terulang kembali. Rencananya, ketiga pemiliki warung akan dimintai keterangan lebih lanjut pada Senin, (31/5).

Pengalaman seperti ini memang kerap kali terjadi di masyarakat, di mana biasanya harga pasar mengikuti demand di lokasi yang ditempati. Sebab pasti juga sebanding dengan biaya sewa yang tinggi, kompetitifnya penjualan hingga pusat sebuah pariwisata. Meski demikian, tak seharusnya pedagang mematok harga di atas rata-rata . Pun pengunjung juga wajib teliti sebelum membeli sesuatu. Semoga permasalahan ini segera teratasi, ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

An avid reader and bookshop lover.