3 Usaha Pemudik Mengelabui Polisi, Ada yang Sembunyi di Truk Towing dan Naik Jasa Travel Gelap

Pemudik sembunyi truk travel

Menjelang lebaran, biasanya orang-orang mudik ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga. Tetapi tahun ini tradisi tersebut nggak bisa dilaksanakan. Pasalnya, sudah ada larangan untuk mudik sejak 24 April hingga 31 Mei untuk mengurangi penyebaran virus corona . Orang-orang yang melanggar akan disuruh putar balik ke tempat asalnya. Bahkan mereka bisa terancam hukuman denda dan penjara!

Advertisement

Walaupun begitu, masih ada banyak orang yang melanggar aturan tersebut. Sebagian di antaranya terpaksa mudik karena sudah nggak mempunyai pekerjaan dan sulit bertahan di perantauan. Belum lama ini, bahkan ada sejumlah pemudik yang rela sembunyi di bagasi bus antarkota antarprovinsi (AKAP) supaya nggak ketahuan. Berikut adalah cara mereka yang lain untuk mengelabui petugas~

1. Baru-baru ini, ada sebuah truk towing di Semarang yang diduga mengangkut mobil berisi empat pemudik

Pemudik diangkut truk towing via regional.kompas.com

Dilansir dari Kompas , petugas menghentikan sebuah truk towing yang mencurigakan di Semarang, Jawa Tengah, pada Sabtu (2/5). Truk ini mengangkut sebuah mobil yang sebagian sisinya ditutupi terpal. Saat diperiksa petugas, ternyata mobil tersebut berisi empat lelaki yang diduga pemudik.

Untunglah mereka ketahuan sekitar pukul 10.00 WIB di Taman Unyil Kota Semarang. Karena arus lalu lintas sedang padat, petugas nggak sempat menanyakan tempat tujuan mereka. Yang jelas, keempat pria dan sopir truk itu langsung diminta untuk putar balik ke arah kedatangannya.

Advertisement

2. Di Cikarang, ada 15 mobil travel gelap yang mengangkut 113 pemudik. Mereka mematok tarif ratusan ribu per orang

Polisi memerintahkan untuk putar balik via www.beritasatu.com

Polisi mengamankankan 15 mobil travel gelap yang melintas di Pos Pengamanan Ops Ketupat Jaya Cikarang Barat pada Jumat (1/5) malam. Ternyata travel-travel itu mengangkut 113 pemudik! Mereka berencana pulang kampung ke Yogyakarta, Purwodadi, Sumenep, Brebes, dan beberapa wilayah lain di Jawa Tengah.

Sebelumnya, para sopir travel gelap itu menawarkan jasa melalui Facebook dan WhatsApp. Mereka mematok tarif mulai dari Rp300 ribu hingga Rp500 ribu per orang. Kalau sudah sepakat dengan harganya, para pemudik akan dijemput di titik yang disepakati seperti di Palmerah dan Tanjung Priok.

Namun, aksi mereka berhasil digagalkan oleh polisi. Sebagian travel ini memakai plat hitam, ada juga yang memakai plat kuning karena izin trayeknya sudah habis. Mereka semua pun harus pulang kembali ke Jakarta. Para pengemudi dikenakan Pasal 308 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Mereka terancam hukuman penjara paling lama dua bulan dan denda Rp500 ribu.

Advertisement

3. Sebelumnya, ada juga pemudik yang berusaha mengelabui petugas dengan sembunyi di dalam toilet bus AKAP. Macam-macam aja~

Bus AKAP yang menyembunyikan penumpang via megapolitan.kompas.com

Enam pemudik tertangkap di pos pengamanan Kedung Waringin, Bekasi, pada Rabu (29/4) pukul 22.00 WIB. Mereka hendak mudik dari Jakarta ke Jawa Tengah dengan menumpang bus AKAP . Awalnya, sang sopir mengaku kalau dia nggak membawa penumpang.

Namun setelah diperiksa, polisi menemukan lima penumpang yang bersembunyi di dalam bus. Mereka sengaja merebahkan kursi dan mematikan lampu kabin bus supaya nggak terlihat. Selain itu, ada juga seorang penumpang yang bersembunyi di dalam toilet bus. Ternyata mereka berasal dari Klaten, Rembang, Sragen, Jepara, dan Ungaran. Para penumpang ini juga membawa barang-barang seperti koper yang ditaruh di bagasi. Akhirnya, polisi menegur sang sopir dan menyuruh mereka semua untuk kembali ke Jakarta.

Ada-ada aja ya  kenekatan para pemudik untuk mengelabui polisi. Daripada tertangkap dan terkena sanksi, lebih baik mereka tetap bertahan di perantauan. Sebaiknya para penyedia transportasi juga menolak kalau ada permintaan dari pemudik. Sebab, peraturan ini perlu kerja sama dari semua orang supaya bisa terlaksana. Pemerintah juga perlu menyediakan fasilitas yang memadai agar orang-orang bisa tetap bertahan hidup di perantauan.

Yuk, terus tambah kebaikanmu di bulan ramadan ini bersama Hipwee! Jangan lupa kunjungi halaman #RamadanDirumah  ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tinggal di hutan dan suka makan bambu

CLOSE