Puluhan Anak di Bawah Umur Ajukan Dispensasi Nikah Karena ‘Kebobolan’

Fix sih ini zaman benar-benar makin edan! Nggak ngerti deh waktu anak kita remaja nanti dunia bakal jadi seperti apa. Takut, miris, sedih, campur aduk deh rasanya saat tahu remaja di bawah umur sudah banyak yang hamil di luar nikah! Kok bisa? Padahal kalau dipikir-pikir, mereka tahu apa soal seks, kehamilan, dan segala yang berhubungan dengannya? Siapa yang menginspirasi mereka? Berbagai pertanyaan yang mungkin sudah ada jawabannya itu rasanya tetap tak bisa menjadikan permasalahan ini layak buat dimaklumi.

Advertisement

Di saat remaja SMP zaman dulu cuma sibuk memikirkan: “Mau jajan apa ya istirahat nanti?”, sekarang anak-anak di usia yang sama malah sibuk merayu pengadilan agama buat mengizinkan mereka menikah karena sudah ‘kebobolan’! Masalahnya lagi nggak cuma satu-dua pasang saja yang merengek minta dinikahkan, tapi jumlahnya sudah mencapai puluhan lho! Wah, ini jelas bukan masalah yang bisa dipandang sebelah mata lagi ya. Nih, simak dulu deh ulasan Hipwee News & Feature kali ini.

Pengadilan Agama Kabupaten Madiun banyak menerima laporan permohonan dispensasi pernikahan selama bulan Januari – Oktober 2017 ini

Hamil di luar nikah jadi faktor kenapa banyak yang ajukan dispensasi pernikahan via www.kidsinthehouse.com

Selama 9 bulan terakhir ini Pengadilan Agama Kabupaten Madiun, Jawa Timur ‘kebanjiran’ permohonan dispensasi pernikahan dari 37 pasangan remaja di bawah umur! Rata-rata mereka masih berusia 13 tahun atau sedang duduk di bangku SMP. Mayoritas mengajukan dispensasi itu lantaran telah hamil di luar nikah. Kafit, Kepala Pengadilan Agama setempat membenarkan hal tersebut.

Seperti dilansir Antara News , Kafit menyatakan kalau dari segi usia, mereka memang belum diperbolehkan menikah. Seperti yang kita tahu, UU No. 11 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan usia minimal laki-laki menikah adalah 19 tahun, sedangkan perempuan 16 tahun. Untuk rata-rata pemohon dispensasi kebanyakan adalah warga di pelosok lereng gunung, seperti wilayah Kecamatan Gemarang, Kare, dan sekitarnya. Ini baru mengamati tren di satu kabupaten saja, belum di daerah-daerah lain di Indonesia.

Advertisement

Pemicu utama remaja itu banyak yang hamil di luar nikah adalah kemajuan teknologi yang berimbas maraknya penggunaan media sosial

Maraknya penggunaan media sosial menyebabkan anak-anak sekarang kebablasan via www.mid-day.com

Jadi apa sih sebabnya di umur belia mereka malah sudah ‘fasih’ soal seks? Jawabannya, apalagi kalau bukan media sosial! Bebasnya akses penggunaan internet di daerah-daerah tersebutlah yang memicu terjadinya hal memilukan ini. Konten-konten yang tak layak mereka tonton bisa denga bebas diakses. Akibatnya pergaulan para remaja itu jadi kebablasan. Ditambah kurangnya pendampingan orang tua dan rendahnya literasi digital, yang semakin komplit menambah deretan penyebab kasus ini. Sedih sih, padahal kalau media sosial digunakan secara bijak malah bisa membawa manfaat bagi banyak orang.

Selain karena hamil duluan, banyak juga orang tua yang sengaja menikahkan anaknya karena khawatir terjadi hal-hal tak diinginkan

Kids zaman now, bikin miris! via sumbar1.com

Dari puluhan pemohon dispensasi pernikahan itu, sebagian di antaranya memang sengaja akan dinikahkan lantaran orang tua mereka khawatir melihat anak-anak mereka sudah mulai menjalin hubungan. Daripada terlambat, lebih baik dinikahkan, begitu kira-kira pikir mereka. Latar belakang ini menjadi faktor mengapa para orang tua di sana juga perlu mendapat edukasi soal seks dan remaja. Bahwa pernikahan bukan satu-satunya cara mengatasi tingginya jumlah remaja yang sudah mengenal cinta-cintaan. Mereka harusnya sadar bahwa berhubungan seks di usia muda justru meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti HIV dan kanker serviks.

Secara umum, pernikahan dini di Indonesia memang tergolong tinggi. Fenomena seperti ini emang biasa ditemui di negara-negara yang tidak punya pendidikan seks

Advertisement

Pendidikan seks masih dianggap tabu padahal bisa membantu meningkatkan kesadaran via www.educationnews.org

Jumlah 37 pasang remaja di bawah umur yang dibahas di atas itu masih di satu wilayah dan dalam kurun waktu 9 bulan saja lho. Belum yang ada di wilayah atau kota lain dan di tahun-tahun sebelumnya. Secara umum, pernikahan dini di Indonesia memang masih tergolong tinggi. Salah satu faktor pemicunya mungkin karena rendahnya edukasi seks di negara kita. Justru masih banyak orang yang khawatir pendidikan seks akan mendorong perilaku seks bebas. Padahal jika dilihat realitanya saat ini, yang terjadi malah mungkin sebaliknya. Anak-anak remaja yang tidak dibekali pengetahuan mendasar tentang seks, seringkali mengeksplorasi sendiri.

Bukan, seks itu bukan hal yang tabu kok. Seks perlu diajarkan supaya anak-anak paham pentingnya menjaga organ intim mereka. Tentu saja bukan dengan cara yang vulgar, melainkan ‘dibungkus’ dengan perspektif anak-anak supaya informasi tersebut layak dibagikan kepada mereka.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

CLOSE