Sebagai Anak Muda Kristen/Katolik di Indonesia, Mendapatkan 10 Pertanyaan Ini Sudah Biasa!

Artikel ini adalah hasil partnership antara Hipwee dan Search For Common Ground Indonesia . Apa yang bagimu suci, akan aku hormati.

Hidup di Indonesia berarti harus siap dengan segala keragaman yang tumbuh di dalamnya. Keragaman ini bermacam bentuknya, dari bahasa sampai agama. Kamu yang beragama Kristen, misalnya, tak jarang justru tinggal di perumahan yang mayoritas penghuninya Muslim atau Buddha. Bukan mustahil juga, kamu masuk sekolah negeri dan jadi satu-satunya siswa dengan agama berbeda di sana.

Menjadi bagian dari agama minoritas selalu seru. Apalagi ketika teman-teman mengajukan pertanyaan tentang agamamu. Kamu yang Kristen atau Katolik, pasti sudah tak asing lagi dengan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 🙂

1. “Oh… jadi Kristen sama Katolik itu beda ya? Kalau kamu sendiri Kristen atau Katolik?”

PMK ITB

PMK ITB via pmk.itb.ac.id

Inilah salah satu pertanyaan yang paling sering dilayangkan teman-teman padamu. Apa sih bedanya kepercayaan Kristen (Protestan) dan Katolik? Bukannya keduanya sama-sama pengikut Yesus?

“Banyak sih bedanya. Kalau kamu Katolik, selain belajar Injil kamu juga punya banyak tradisi — misalnya saja tradisi Santo dan mengistimewakan Bunda Maria. Cara kami memandang hidup setelah mati juga berbeda. Yang Kristen percaya semua dosa kita sudah ditebus oleh Yesus, dan yang Katolik percaya kalau setiap umat yang mati harus melalui pengadilan khusus dulu sebelum ke surga.”

Kemudian teman-teman pasti lanjut bertanya: “Jadi kamu yang mana, Katolik atau Kristen?”

2. “Kenapa sih Tuhan kamu tiga? Bukannya Tuhan itu Maha Esa?”

Kenapa sih Tuhanmu tiga?

Kenapa sih Tuhanmu tiga? via www.holyapostles.ang-md.org

Iya sih, kata Pancasila juga Tuhan itu Maha Esa. Nah, interpretasi agama Kristen/Katolik terhadap keesaan Tuhan itu terwujud dalam doktrin Trinitas. Teman-teman Kristiani sendiri mengenal Tuhan Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

“Kamu bayangin Bapakmu aja deh. Di kantor beliau jadi direktur, di komplek perumahan beliau ketua RT, di dalam rumah beliau jadi suami dan ayah. Kesimpulannya, satu orang bisa memainkan peran yang beda-beda. Kalau orang aja bisa, apalagi Tuhan? Tuhan Bapa, Putra, dan Roh Kudus itu satu kesatuan. Bukannya Tuhan kami tiga, tapi Dia punya tiga peran yang berbeda-beda.”

-Armando, 25, pemuda Kristen

3. “Komuni itu apa?”

Komuni pertama

Komuni pertama via commons.wikimedia.org

“Ini fotomu pas kapan? Kok pakai baju bagus kayak mau kondangan?”

“Oh, ini pas komuni pertama.”

“Komuni pertama itu apa?”

Semua anak yang dibesarkan secara Katolik akan melalui komuni pertama mereka saat berumur kira-kira 7-8 tahun. Sebagaimana cowok-cowok Muslim yang mau sunat dan pasti pakai sarung, anak-anak Katolik yang melalui komuni juga punya pakaian khusus. Biasanya sih warnanya putih, jadi yang cewek akan terlihat seperti pengantin dan yang cowok seperti malaikat kecil (hehe). Biasanya, yang cowok akan dipakaikan dasi kupu-kupu juga 😀

Kenapa sih komuni ini penting? Karena ia menandakan bahwa seseorang sudah diterima sebagai anggota gereja. Wajar, jika di acara sepenting ini ia akan didandani dengan istimewa 🙂

4. “Kok bisa ada konsep pengakuan dosa, sih? Kalau masuk ke bilik kamu ngapain aja?”

“Nanti di bilik kamu ngapain aja? Kayak di film-film gitu ya?”

Sebenarnya nggak setiap waktu kita bebas ke gereja dan mengaku dosa. Seperti pergi ke dokter, kegiatan pengakuan dosa ini juga ada jadwalnya — tergantung ketersediaan Romo atau pastor juga.

“Biasanya sih, kami yang Katolik (karena konsep ini nggak ada dalam agama Protestan) akan melakukan pengakuan dosa menjelang Paskah atau Natal. Jadi minimal ya setahun sekali.”

-Ragil, 23, pemuda Katolik

Oh iya, pengakuan dosa intinya ada supaya kami yang Katolik bisa terus memelihara iman. Jadi mentang-mentang ada konsep pengakuan dosa, bukan berarti kami bisa berbuat dosa seenaknya terus minta diampuni~~

5. “Kenapa kamu kalau ibadah nyanyi-nyanyi?”

Hm... kenapa kalau sholat harus cium lantai?

Hm… kenapa kalau sholat harus cium lantai? via www.salamdakwah.com

“Lho, kenapa nggak?”

Setiap agama dan kepercayaan pasti punya tradisi dan ritualnya sendiri. Kalau umat Muslim beribadah dengan gerakan membungkuk (ruku’) dan mencium lantai (sujud), umat Kristen dan Katolik punya doa-doa yang dilantunkan sambil bernyanyi. Tradisi ini nggak hanya ada di kepercayaan Kristen saja. Umat Buddha dan Hindu juga bersembahyang dengan melantunkan mantra-mantra.

Tentu kamu akan geli, bukan, jika ditanyai teman ‘kenapa kamu harus cium lantai saat sembahyang’? 🙂

6. “Kenapa sih kamu makan babi? Babi ‘kan bikin jijik…”

Bagi yang makan, babi itu nggak menjijikkan

Bagi yang makan, babi itu nggak menjijikkan via commons.wikimedia.org

Hehehe. Sebenarnya jawabannya sederhana sih: karena bisa, dan karena boleh. Di agama Kristen nggak pernah ada kewajiban makan babi kok, Kak 😀 Cuma babi nggak diharamkan saja.

Soal apakah babi itu menjijikkan, sebenarnya ‘kan tergantung yang makan. Mungkin ada orang yang jijik dengan babi dan nggak makan hewan yang satu itu karena haram. Tapi bagi yang kebetulan makan, babi itu sama sekali nggak menjijikkan! 🙂

7. “Sinterklas itu siapa? Dia siapanya Yesus?”

Santa Claus

Santa Claus via beritadaerah.co.id

Sinterklas dan Yesus itu nggak saling kenal!

Sebenarnya ada cerita sih kalau Sinterklas yang asli itu berasal dari Turki. Nama aslinya adalah St. Nicholas, dan beliau menjadi legenda karena kemurahan hatinya. Tapi kakek-kakek berjenggot putih yang naik kereta salju dan bagi-bagi hadiah Natal itu sih cuma fiksi. Setelah dewasa, anak-anak Kristen juga tahu bahwa yang selama ini memberi hadiah-hadiah Natal itu sebenarnya orangtua mereka.

8. “Rosario itu semacam tasbih, ya? Bedanya apa?”

Rosario dan tasbih memang punya bentuk yang mirip. Maklum, dua-duanya adalah kalung doa atau prayer beads. Fungsinya pun serupa: ketika kamu merapalkan doa tertentu, kamu memakai rosario sebagai alat bantu. Tapi tentu doa yang diucapkan saat memegang tasbih dan rosario jauh berbeda 😉

9. “Kok di satu kota aja gerejanya bisa ada banyak? Kenapa nggak satu gereja aja?”

Mana cukup satu gereja untuk satu kota?

Mana cukup satu gereja untuk satu kota? via id.wikipedia.org

Mungkin di kota tempat tinggalmu ada lebih dari satu gedung gereja yang didirikan. Tujuannya tak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan rohani umat Kristiani. Tentu saja, satu gereja per kota tidak akan cukup untuk melayani kebutuhan rohani ribuan umat Kristen.

Selain itu, banyaknya gedung gereja juga disebabkan oleh banyaknya denominasi yang ada dalam kepercayaan Kristen. Seperti yang kamu tahu, gereja Protestan dan Katolik saja sudah merupakan dua denominasi yang beda. Belum lagi dalam protestanisme ada Calvinisme, Lutheran, Anglikan, dan lain-lain. (Ini bukan berarti Kristen tercerai-berai lho. Semua denominasi tetap pengikut Kristus dan perbedaan antara denominasi lebih banyak jatuh pada cara beribadah dan ritual… hehehe.)

10. “Kenapa sih setiap misa ke gereja kamu selalu pakai rok dan dandan rapi?”

Pakaian pergi ke gereja

Pakaian pergi ke gereja via weheartit.com

Intinya sederhana, gereja adalah rumah Tuhan dan tempat suci. Berdandan rapi adalah cara yang praktis untuk menunjukkan sikap menghormati.

“Sebenarnya tak hanya ke gereja saja. Saat berada di tempat ibadah agama lain pun, sebisa mungkin kami tampil rapi. Saat ada acara yang mengharuskan kami pergi ke masjid, misalnya, tentu kami tidak akan memakai dress berbahan sekadarnya. Saat sedang berwisata di Candi, tentu kami tak akan mengganggu para biksu yang sedang berdoa dengan sembarangan memfoto mereka. Apapun yang bagimu suci, kami hormati. Kami pun akan senang jika kamu menyempatkan diri berpakaian rapi, jika suatu hari harus mengunjungi tempat suci kami.”

Dalam usaha mempromosikan perdamaian antaragama di Indonesia, Search for Common Ground Indonesia membuat kampanye “Beda Tempat Saling Jaga”. Simak video di atas yuk untuk bersama-sama menyebarkan pesan toleransi di Indonesia!

Tak hanya Katolik/Kristen saja, akan ada video dan artikel-artikel berikutnya tentang agama-agama lain di Indonesia yang akan diangkat setelah ini. Mulai saat ini, yuk berjanji untuk saling menghargai. Kepercayaan dan tempat ibadah boleh beda, tapi harus tetap kita hormati!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ophelia of the postmodern age.