Menelusuri Asal Muasal Mangkuk Ayam Jago, Wadah Legendaris Kesayangan Abang-Abang Tukang Bakso

Sejarah mangkuk ayam jago

Mangkuk bergambar ayam jago mestinya sudah bukan benda yang asing lagi di mata pecinta kuliner lokal Indonesia. Mulai dari tukang bakso gerobakan, abang mi ayam tenda, sampai pemilik warung masakan Padang, kerap menggunakan mangkuk legendaris ini saat menyajikan hidangannya ke tangan konsumen. Saking sudah jadi ikon, kita nggak pernah lagi mengomentari mangkuk ini saat sedang makan di warung atau pinggir jalan, soalnya memang mangkuk ini udah identik sama jajanan kaki lima.

Advertisement

Meski sudah sejak lama dikenal sebagai mangkuk bakso dan mi ayam pinggir jalan, bahkan sejak ayah ibu kita muda dulu, ternyata mangkuk ini justru dikabarkan bukan berasal dari negara kita lo! Meski begitu, tahun 2017 lalu sempat beredar kabar kalau ada satu perusahaan di Indonesia yang mengklaim gambar ayam jago di mangkuk itu milik mereka. Perusahaan keramik itu juga bilang kalau siapapun yang memakai gambar itu tanpa seizinnya bakal didenda sampai 2 miliar! Nggak cuma itu aja, masih ada sejumlah fakta menarik lainnya soal mangkuk ayam jago ini. Penasaran? Simak, yuk, ulasan Hipwee News and Feature kali ini~

Mangkuk ayam jago yang sudah melegenda di negeri kita ini ternyata disinyalir berasal dari Tiongkok lo. Di sana mangkuk ini dikenal dengan nama Jigongwan, Gongjiwan, atau Jijiaowan

Mangkuk ayam jago dalam film Cina via cultureguru.my

Walau sudah jadi legenda di Indonesia, ternyata mangkuk bergambar ayam jago ini berasal dari negeri Tiongkok . Di sana, mangkuk ini punya sebutan yang berbeda-beda. Orang kanton biasa menyebutnya Jigongwan. Orang-orang di Tiongkok utara akrab dengan sebutan Gongjiwan. Sedangkan penduduk di Tiongkok bagian selatan lebih sering menyebut Jijiaowan. Nah, ternyata di negara asalnya, mangkuk ini nggak cuma populer sebagai perlengkapan makan aja tapi juga sering jadi properti film-film Hong Kong karya Stephen Chow tahun 90-an.

Tapi jauh sebelum mangkuk ini muncul di film-film Cina, ternyata keberadaannya sudah ada sejak zaman Dinasti Ming, atau sekitar tahun 1400-an! Wah, tua banget ya!

Katanya sudah ada sejak tahun 1400-an via kaltim.tribunnews.com

Dilansir dari National Geographic , popularitas mangkuk bergambar ayam jago ini bermula dari Dinasti Ming, tepatnya saat dipimpin oleh Kaisar Chenghua (1465-1487). Waktu itu, ia memesan 4 buah cawan bergambar ayam jago dan ayam betina ke pengrajin keramik kerajaan di daerah Jingdezhen (Provinsi Jiangxi). Kaisar memesan cawan tersebut khusus untuk dirinya dan istrinya sebagai tanda cinta.

Advertisement

Ternyata secara simbolis, gambar ayam jago itu punya makna yang begitu dalam. Inilah yang membuat mangkuk ini kemudian banyak disukai kaisar-kaisar Tiongkok lainnya

Banyak disukai kaisar-kaisar Tiongkok via www.suratkabar.id

Kata Ji yang berarti ‘ayam’, mirip bunyinya dengan kata Jia yang berarti ‘rumah’. Sedangkan gambar tanaman peoni yang bersanding dengan gambar ayam jago melambangkan kekayaan. Sementara pohon pisan yang berdaun lebar, bermakna keberuntungan untuk keluarga. Karena maknanya yang begitu kaya dan sarat akan harapan atau doa baik, banyak kaisar lain yang juga sangat menyukainya, di antaranya Kaisar Wanli (1572-1620) dan Kaisar Kangxi (1661-1722) dari Dinasti Qing.

Pada 1776 ada Kaisar Qian Long (1735-1796) yang bahkan sampai membuat puisi khusus yang memuja mangkuk ayam jago itu, saking sukanya.

Nah, pada masa Dinasti Qing inilah, mangkuk legendaris tersebut mulai diproduksi massal. Nggak cuma orang-orang dari kerajaan aja yang bisa pakai, masyarakat kelas menengah ke bawah pun juga bisa menggunakannya

Mulai diproduksi massal via www.vice.com

Saat Dinasti Qing, mangkuk legendaris itu akhirnya diproduksi massal, masyarakat menengah ke bawah bisa ikut menggunakannya. Harganya pun cukup terjangkau, nggak semahal mangkuk lain bergambar naga, phoenix, atau motif lainnya. Kelompok petani di Tiongkok percaya kalau simbol ayam jago ini merupakan lambang kerja keras untuk mendapatkan kemakmuran. Gambar itu juga menjadi pengingat bagi mereka untuk selalu bangun di pagi hari dan bekerja di ladang.

Advertisement

Lalu memasuki abad ke 20, mangkuk ayam jago mulai dibawa oleh perantau ke negara-negara tetangga hingga ke Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pabrik pembuatnya pun banyak ditemui di luar Cina

Masuk ke Indonesia via food.detik.com

Memasuki abad ke 20, persebaran mangkuk ayam jago semakin masif. Yang mulanya diproduksi di Provinsi Guangdong, kini pabriknya sudah bisa ditemui di banyak negara, termasuk Indonesia. Saking sudah sering ditemui, sampai-sampai nggak bisa dibedakan lagi mana yang desainnya berasal dari Cina, dan mana yang cuma tiruan. Soalnya udah banyak juga yang meniru teknik gambarnya pakai mesin, bukan pakai tangan lagi. Setiap kali berkunjung ke pasar atau toko keramik, mangkuk bergambar ayam jago ini hampir selalu tersedia. Ada yang murah, ada juga yang mahal. Entah yang asli dari Cina yang mana…

Tahun 2017 kemarin, sempat ada perusahaan keramik asal Indonesia yang mengklaim kalau gambar ayam jago ikonik itu adalah milik mereka. Informasi itu disebarkan lewat sebuah surat kabar

Klaim kepemilikan gambar ayam jago via kumparan.com

PT Lucky Indah Keramik yang sudah berdiri sejak 1972 pernah mengklaim kalau gambar ikonik ayam jago itu adalah milik mereka. Perusahaan itu mengumumkannya lewat sebuah surat kabar pada tahun 2017. Mereka menyatakan cuma mereka lah yang berhak memproduksi, menggunakan, dan memperdagangkan lukisan ayam jago tersebut. Buat yang coba-coba melanggar, akan ada sanksi pidana penjara 5 tahun dan denda 2 miliar!

Kabar itu sempat bikin para pedagang keramik atau abang-abang warung kaki lima panik. Gimana nggak panik, lah wong mereka aja banyak yang nggak tahu mangkuk miliknya berasal dari mana, soalnya ada yang dapet warisan dari bapaknya atau beli di pasar dengan harga murah meriah.

Klaim hak paten mangkuk tersebut sukses bikin pengamat kuliner nusantara, Rahung Nasution heran. Sebagai orang yang sudah menjelajahi cita rasa kuliner Indonesia bertahun-tahun lamanya, ia merasa gambar itu udah jadi semacam tradisi kuliner Indonesia secara alamiah. Jadi lucu aja ketika ada yang tiba-tiba mengklaim kepemilikan mangkuk tersebut.

“Gambar itu udah kayak national heritage. Tak ada yang mempertanyakan karena sudah jadi budaya makan. Misalnya ada mainan rakyat seperti gasing, apa perlu dipatenkan?”, kata Rahung dalam Vice .

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

Editor

An amateur writer.

CLOSE