Sepak Bola Kembali Bisa Ademkan Suasana. Di Karawang, GMBI dan FPI yang Berseteru Pun Main Bersama

Beberapa hari yang lalu, Indonesia dihebohkan dengan berita pembakaran markas salah satu LSM yang berada di wilayah Bogor. Ya, kala itu memang Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) tengah terlibat perselisihan dengan Front Pembela Islam (FPI). Bermula dari perselisihan saat proses pengawalan pemeriksaan Habieb Rizieq Shihab di Mapolda Jabar, ‘cekcok’ antar dua LSM ini berlanjut hingga terjadi insiden pembakaran.

Keadaan semakin memanas setelahnya. Baik pihak GMBI maupun FPI emosinya sama-sama tersulut. Namun di tengah panasnya situasi tersebut, ada ide unik yang dicetuskan oleh pemerintah Karawang. Untuk mendamaikan kedua pihak yang tengah berselisih, pemerintah daerah Karawang memilih cara asyik; sepak bola!

Sepak bola dipandang sebagai salah satu cara paling ampuh untuk menyatukan masyarakat. Baik dalam konflik seberat apapun, semua pihak masih bisa menikmati permainan

Pertandingan bola ini mendamaikan Inggris dan Jerman. Yah, walau sementara...

Pertandingan bola ini mendamaikan Inggris dan Jerman. Yah, walau sementara… via independent.co.uk

Pernah ada cerita unik di sela berbahayanya perang dunia pertama. Bukannya kebijakan politik atau sejenisnya, tapi justru sepak bola yang menghentikan peperangan sementara. Peristiwa di tahun 1914 yang terkenal dengan sebutan “Christmas Truce” ini membuka mata dunia soal indahnya persatuan dan sepak bola. Kala itu, prajurit Inggris dan Jerman yang tengah berperang spontan bermain sepak bola dan melangsungkan gencatan senjata tanpa menunggu perintah atasan. Bahasa yang berbeda tak menjadi batasan. Selama mereka masih bisa berlarian menendang bola, nyatanya damai bisa terjadi. Yah, meskipun cuma sementara.

Di Indonesia sendiri hal itu sudah sering terjadi. Di tengah konflik yang sedang membelenggu bangsa, sepak bola sudah sering menyatukan bangsa. Seperti pertandingan timnas pada leg pertama AFF kemarin. Di tengah kondisi Indonesia yang sedang kacau serta warganya yang gampang emosian dan galau, penampilan indah timnas selalu bisa jadi oase yang menyatukan segenap rakyat Indonesia.

Karena itu pihak pemda Karawang menggunakan sepak bola sebagai alat pemersatu. Siapa sih orang Indonesia yang nggak suka sepak bola?

Pertandingan ini mendinginkan kepala mereka yang tengah berselisih

Pertandingan ini mendinginkan kepala mereka yang tengah berselisih via i2.wp.com

“Saya percaya sepak bola merupakan media yang tepat untuk mempererat persahabatan,” ujar Ahmad Zamakhsyari, wakil bupati Karawang — dilansir dari Tempo

Tidak ada yang menyangkal bahwa sepak bola adalah cara paling ampuh untuk saling mengenal. Sudah banyak kok buktinya. Karenanya pihak pemda Karawang meyakini bahwa pertandingan persahabatan ini akan berdampak positif bagi masyarakatnya. Pertandingan persahabatan disiapkan untuk kedua kubu. Hari Senin tanggal 16 Januari kemarin, pertandingan tersebut berlangsung.

Baik kubu FPI maupun GMBI rupanya tak terpancing dengan provokasi dari luar yang sepertinya menginginkan mereka bersitegang. Begitu para pemain memasuki lapangan stadion Singaperbangsa Karawang, emosi dan perselisihan di tinggal di luar lapangan. Kejadian pembakaran markas GMBI dan cekcok yang terjadi di Bogor sejenak mereka lupakan. Mereka percaya, bahwa sepak bola adalah media untuk saling mengenal. Dengan bermain sepak bola bersama, tali silaturahmi dan jiwa persaudaraan bisa dimunculkan guna mencegah aksi provokasi yang ingin memicu bentrok antar LSM di Karawang.

Selain itu, cara unik seperti ini wajib terus dipikirkan oleh pemda Karawang selaku daerah dengan LSM terbanyak se-Indonesia

Jumlah LSM dan Ormas di Karawang memang banyak

Jumlah LSM dan Ormas di Karawang memang banyak via wikimapia.org

Ya, begitu bentrok yang terjadi antara GMBI dan FPI dinilai punya potensi untuk meluas, pihak pemda Karawang melakukan gerak cepat. Cara yang dipilih adalah sepak bola. Salah satu cara unik yang sepertinya belum banyak dicoba dan dipraktikkan oleh pemda-pemda lain di Indonesia.

Karawang memang daerah Indonesia yang memiliki paling banyak LSM. Sampai pada 2011 silam, jumlah ormas dan LSM yang berada di Karawang sudah mencapai angka 380 dan diperkirakan terus bertambah hingga kini. Karenanya potensi bentrok antar ormas dan LSM sangat tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain. Nah dengan adanya cara-cara kreatif seperti pertandingan sepak bola persahabatan ini, diharapkan potensi pikiran dingin dan tenang selalu ada di benak masyarakat Karawang.

Cara-cara unik seperti yang dilakukan pihak pemda Karawang ini bisa dicontoh oleh daerah-daerah lain agar negara kita tercinta ini selalu damai. Yah, semoga saja bentrok antara LSM dan Ormas yang kerap terjadi di Indonesia segera berhenti. 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat jatuh cinta, penyuka anime dan fans Liverpool asal Jombang yang terkadang menulis karena hobi.