Setelah Yahoo Messenger Resmi Tiada, Begini Peta Persebaran Pengguna Aplikasi Chatting di Dunia

Peta persebaran pengguna aplikasi chatting di seluruh dunia

Asl pls

Masih ingat nggak dengan singkatan di atas? Kalau kamu anak 90-an yang udah kenal internet di awal-awal tahun 2000an, pasti nggak bakal melupakan singkatan yang mainstream banget sebagai awal perkenalan itu. Iya, Age-Sex-Location dan Please ini sering banget digunakan di aplikasi paling hits saat itu, Yahoo Messenger. Aplikasi yang sering disingkat YM ini pertama kali dirilis tahun 1998. YM lalu semakin dikenal oleh anak-anak ABG pada awal 2000-an setelah internet makin gencar dikenalkan ke masyarakat.

Bye-bye~ via netmag.pk

Namun sayangnya, aplikasi yang dulu sempat mempertemukan kita dengan teman dari kota atau negara yang berbeda ini sudah resmi ditutup pada 17 Juli 2018 kemarin. Dilansir dari CNN , Yahoo menyebutkan bahwa perusahaannya akan mengganti YM dengan aplikasi chatting yang lebih diminati konsumen.

Meski masa kejayaan YM udah habis, tapi banyak aplikasi chatting sejenisnya yang masih hits sampai sekarang. Mulai dari LINE, WeChat, FB Messenger, Whatsapp dan masih banyak lagi. Nah dari setiap aplikasi chatting ini ternyata punya daerah persebarannya masing-masing lho. Yuk ketahui dimana aja aplikasi chatting ini jadi yang paling hits di berbagai negara! Diolah khusus berdasarkan data dari Similar Web , Hipwee News & Features udah ngumpulin informasinya khusus untuk kalian semua.

1. Peringkat pertama diduduki oleh Whatsapp. Terhitung sejak bulan Februari 2018, Whatsapp telah digunakan oleh masyarakat di 104 negara yang tersebar benua Amerika bagian selatan, Eropa, Afrika, dan Asia

Menurut data sih, negara paling banyak mengunduh Whatsapp itu India via www.hipwee.com

2. Facebook yang juga mengakuisisi Whatsapp justru berada di peringkat kedua. Facebook Messenger baru digunakan di 64 negara, tepatnya di benua Australia, Amerika bagian Utara, sebagian kecil Afrika, Eropa dan Asia

Yang mengakuisisi Whatsapp malah ada di bawahnya. Nggak apa-apa~ via www.hipwee.com

3. Sedangkan Viber menjadi aplikasi chatting paling popular di 10 negara. Salah satu negara dengan pengguna terbesar adalah Inggris dan Ethiopia

Indonesia belum terlalu familier nih sama aplikasi yang satu ini via www.hipwee.com

4. Lalu LINE, aplikasi yang terkenal dengan ikon Brown dan Conny ini paling banyak digunakan di 2 negara, yaitu Jepang dan Thailand

Padahal orang-orang Indonesia sering ikut kuiz di Line, tapi tetap nggak masuk negara pengguna terpopuler via www.hipwee.com

5. Lain lagi kalau di Tiongkok. Kayaknya masyarakat di sana cinta produk lokal, buktinya WeChat merupakan aplikasi chatting yang paling sering digunakan

Masyarakat Tiongkok cinta produk lokal! via www.hipwee.com

6. Telegram, aplikasi chatting yang satu ini justru berjaya di Iran. Padahal penemunya, Parel Durov, merupakan pria berkebangsaan Rusia

Hmm…menarik~ via www.hipwee.com

7. Ada satu lagi nih aplikasi chatting yang hanya popular di satu negara. Kakaotalk, si kuning yang iklannya dipenuhi oppa dan eonni ini hits di Korea Selatan aja

Siapa yang masih ingat iklan Kakaotalk yang penuh vitamin see? via www.hipwee.com

8. Gimana dengan nasibnya BBM? Dua tahun yang lalu tepatnya tahun 2016, aplikasi chatting ini masih digunakan satu negara yaitu Indonesia, tapi tahun ini aplikasi ini udah tak terndengar lagi gaungnya

Meski kalah saing, kita semua pasti tetap ingat fitur PING!!! atau Delete Contact kan? via www.hipwee.com

9. Nah biar bisa dibandingkan, kayak gini nih kalau persebaran aplikasi chatting ini dilihat dari peta dunia. Warna hijau khas Whatsapp masih mendominasi!

Mari diperhatikan sesuai warnanya~ via www.similarweb.com

Peta persebaran aplikasi chatting ini akan terus berubah setiap waktunya. Ya tahu sendiri lah gimana perkembangan di bidang teknologi dan aplikasi dunia maya ini berinovasi dari waktu ke waktu. Atau kamu mau coba bikin aplikasi chatting sendiri? Hm, boleh juga~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.

CLOSE