Bukan Mistis atau Kekuatan Alam, Spillway di Probolinggo Memang Sengaja Dibuat Sejak Zaman Belanda

Spillway di Probolinggo merupakan katup pelimpah air yang berfungsi untuk antisipasi banjir dan irigasi sawah

Beberapa waktu lalu, netizen dihebohkan dengan unggahan foto dan video yang mempertunjukkan sebuah lubang besar di tengah sungai Prono yang terletak di Desa Sumberbulu, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Sekilas lubang ini memang tampak unik, terlihat seperti ‘menelan’ air di sekelilingnya tanpa diketahui muaranya, sehingga dianggap misterius. Meski beberapa ada sudah mengetahuinya, nggak sedikit juga warga setempat yang penasaran ingin menyaksikan langsung fenomena yang disebut-sebut sebagai ‘sumur di tengah sungai’ itu.

Advertisement

Namanya juga orang Indonesia, nemu fenomena unik dan beda saja langsung dikaitkan dengan hal-hal yang berbau mistis. Padahal, segala sesuatu bisa dijelaskan, termasuk sumur misterius yang lagi viral tersebut. Berikut Hipwee News & Feature sajikan ulasannya khusus buatmu yang juga penasaran.

Lubang besar yang banyak diperbincangkan itu dalam bahasa teknik disebut sipon (syphon) atau lubang air (spillway) yang berguna sebagai saluran irigasi, bukan mistis lho ya!

Kurangnya pengetahuan warga mengenai kemunculan sumur di tengah sungai ini tentu saja menimbulkan anggapan yang simpang siur. Beruntung, berita viral ini kemudian ditanggapi oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo.

Menurut Kepala Bidang Sumber Daya (SDA) DPUPR Kabupaten Probolinggo, R. Oemar Sjarif, sumur yang berada di tengah aliran sungai itu merupakan sebuah saluran yang dibangun di bawah permukaan sungai. Saluran yang dalam bahasa teknik disebut sipon atau spillway ini akan menyedot debit air yang berlebih untuk mencegah banjir dan dialirkan ke titik-titik irigasi, seperti yang telah dilansir dari Liputan 6.  Selain menampung debit air ketika meluap, spillway ini juga berfungsi sebagai pompa untuk melancarkan aliran air sungai yang bekerja dengan sistem tekanan dan gravitasi.

Advertisement

Spillway ini sebenarnya konstruksi lama yang merupakan peninggalan zaman kolonial. Baru ramai setelah beberapa orang mengunggah foto dan video ke media sosial

Sudah ada sejak zaman kolonial Belanda via www.wartabromo.com

Meski tak diketahui persis kapan spillway berdiameter 4 meter dengan ketinggian 5 meter tersebut dibangun, namun bisa dipastikan konstruksi itu adalah peninggalan Belanda. Melalui Warta Bromo , R. Omar Sjarif mengungkapkan bahwa aliran air yang masuk ke dalam spillway menuju ke sungai yang mengalir di Desa Sumberagung yang berada di seberang jalan untuk mengairi sawah.

Tandasnya lagi, di Probolinggo sendiri banyak dibangun saluran irigasi pada zaman kolonial. Seperti yang dilakukan secara besar-besaran pada tahun 1800-an. Selain sipon di Sumberbulu, ada beberapa sipon lain seperti di Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kraksaan dan Desa Sumber Katimoho, Kecamatan Krejengan. Sipon-sipon tersebut ada yang dibangun berpintu, ada pula yang nggak. Yang pasti, konstruksi peninggalan Belanda tersebut kesemuanya masih berfungsi dengan baik.

Lantaran ramai didatangi warga selama sepekan ini, sipon Sumberbulu rencananya akan dijadikan destinasi wisata

bakal dijadikan destinasi wisata via www.jawapos.com

Seperti yang dilaporkan Detik , sipon Sumberbulu yang sempat viral ini banyak didatangi warga setempat yang ingin menyaksikan langsung keunikannya. Bahkan ada yang nekat masuk ke lubang saat air sungai surut untuk berswafoto. Melihat antusiasme warga yang tinggi tersebut, Kepala Desa Sumberbulu, Supmawati berencana menjadikan sipon tersebut sebagai destinasi wisata. Anggarannya pun sudah disiapkan pemerintah desa. Rencananya akan membangun taman di sekitar lokasi, lengkap dengan fasilitas pendukungnya. Tak lupa juga tebing pembatas untuk menjaga keselamatan pengunjung nantinya. Untuk sementara, lokasi tersebut telah dipasang garis polisi dan papan peringatan agar warga nggak nekat turun mendekati sipon.

Advertisement

Sumur serupa juga pernah viral di Portugal, lokasi tersebut hingga kini banyak dikunjungi karena keindahannya

Spillway di Portugal yang jadi obyek wisata via chronicles.roadtrippers.com

Rupanya, lubang penyedot air nggak hanya ada di Probolinggo saja. Fenomena serupa juga terjadi di Portugal, tepatnya di tengah danau Covao dos Conchos, Serra da Estrella Natural Park yang berjarak 180 km dari Porto. Persis seperti di Probolinggo, awalnya warga setempat juga kaget melihat penampakan spillway di tengah danau dan menjadi viral pada tahun 2016 silam. Kalau di Probolinggo, spillway disebut-sebut sebagai ‘sumur di tengah sungai’, di Portugal, kemunculan spillway yang fenomenal ini disebut dengan ‘air terjun menuju ke perut bumi’ atau ‘portal menuju dimensi lain’. Lebih misteriusnya lagi, lubang dengan diameter 5 meter itu juga ditumbuhi lumut dan rerumputan yang membuatnya tampak seperti alami.

Misteri sumur misterius itu lalu terungkap dengan penjelasan dari pihak terkait saat itu. Lubang tersebut adalah infrastruktur spillway yang dibangun tahun 1955. Tujuannya memindahkan air yang meluap dari Danau Covao dos Conchos ke Danau Lagoa Comprida sekaligus berfungsi sebagai dam hidroelektrik. Meski begitu, viralnya foto dan video lubang berlumut dengan pemandangan yang eksotis ini sukses menjadi promosi untuk para wisatawan.

Meski punya fungsi yang sama dengan pintu air, spillway memang jarang dibikin. Saat debit air sungai penuh, maka air akan masuk ke lubang, seolah menuju ke titik antah berantah, padahal air tersebut mengalir ke saluran-saluran irigasi. Dan lagi, konstruksi spillway hanya akan terlihat jelas ketika air di sekelilingnya surut atau mengering. Pantas saja jika kemunculannya menimbulkan kontroversi mengingat nggak banyak orang yang mengetahui faktanya.

Berita baiknya, adanya pemberitaan viral mengenai sesuatu hal seperti spillway ini bikin masyarakat lebih aware terhadap fenomena tertentu yang belum diketahui sebelumnya. Asalkan pintar-pintar mencari informasi yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan ya pastinya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

salt of the earth, light of the world

CLOSE