Tak Disangka, 5 Hewan Menjijikkan Ini Ternyata Menyimpan Banyak Manfaat. Jangan Jijik Duluan

โ€œDonโ€™t judge a book by its cover.โ€

Advertisement

Mungkin itu jadi ungkapan paling pas untuk mewakili para hewan yang kerap dipandang sebelah mata cuma karena โ€˜penampilanโ€™nya. Kebanyakan kita menganggap hewan-hewan itu tak pantas hidup di dunia mungkin bahkan sampai mengutuknya. Terlebih kalian yang memang punya fobia pada salah satu hewan yang tergolong menjijikkan itu. Boro-boro memegang, melihat saja kamu sudah ogah-ogahan.

Tapi sebelum kamu makin membenci hewan-hewan itu, kamu perlu banget tahu kalau di balik penampilan atau tempat hidupnya yang menjijikkan, beberapa hewan ini ternyata menyimpan manfaat yang nggak main-main lho. Bahkan ada yang bisa menjadi racun sekaligus penawar. Penasaran โ€˜kan? Simak dulu yuk ulasan Hipwee News & Feature berikut ini~

1. Kecoa, hewan yang banyak membuat takut sejuta umat ini ternyata punya citra positif di dunia farmasi

Di Cina bahkan ada orang yang membudidayakan kecoa buat dijadikan obat via www.latimes.com

Siapa di antara kalian yang jijik, takut, atau bahkan trauma melihat kecoa? Kalau kamu termasuk di antaranya, berarti kamu mengidap katsaridaphobia.ย Nah, dibandingkan nyamuk, yang mana justru jadi hewan paling banyak menyebabkan kematian, kecoa ini ternyata lebih banyak dibenci. Setidaknya kamu nggak lari-lari โ€˜kan kalau ketemu nyamuk. Di balik citra buruknya itu nyatanya hanya 4 dari 4.500 spesies kecoa yang termasuk hama lho. Sisanya? Malah bermanfaat! Ini seperti dikutip BBC dalam artikel Tirto .

Advertisement

Sederhananya begini, kita tahu sendiri kalau tempat hidup hewan mirip kurma ini sangat jorok. Secara logika, tentu ada sesuatu dalam tubuhnya yang bisa menjadi imun baginya supaya tak mudah terinfeksi atau sakit. Ternyata memang terbukti, berdasarkan penelitian di Universitas Nothingham, zat di otak kecoa bisa membunuh 90% bakteri penyebabย Multi-drug Resistant Staphylococcus Aureusย (MRSA) dan E.Coli lho! Bahkan di Cina, kecoa ini diolah menjadi bubuk dan sirup untuk pengobatan. Bubuk kecoa berguna untuk menyembuhkan luka bakar, sedangkan sirup kecoa untuk meringankan gejala flu perut.

2. Di balik kegemarannya hinggap di sampah, lalat juga ternyata punya banyak manfaat yang diambil dari sayapnya

Lalat bisa jadi antibiotik via www.donutsanddiamonds.co.uk

Mungkin di antara kamu pernah mendengar kisah kalau di salah satu sayap lalat terdapat penyakit, sedangkan di sisi lainnya mengandung penawar racun. Beberapa penelitian ilmiah ternyata membenarkan hal ini. Dikutip dari ABC yang dilansir Merdeka , peneliti dari Departemen Ilmu Biologi, Macquarie University, Australia menemukan antibiotik baru yang bermanfaat dari permukaan tubuh dan sayap lalat.

Tim Departemen Mikrobiologi Medis, Fakultas Sains, Universitas Qashim Arab Saudi juga memaparkan hal serupa. Mereka menumbuhkan mikroba dalam dua wadah berbeda yang diisi air. Kemudian dalam wadah A dicelupkan seluruh tubuh lalat lalu dibuang. Sedangkan wadah B hanya dijatuhkan saja. Hasilnya bakteri dalam wadah A terhambat pertumbuhannya karena ada bakteri lain, actinomycesย yang bisa memproduksi antibiotik.

Advertisement

3. Sering terlihat di buah atau daging busuk, belatung nyatanya bisa membantu menyembuhkan luka pada tubuh manusia lho

Belatung si hewan rakus via www.thesun.co.uk

Larva lalat ini tak kalah bermanfaat. Kegemarannya hidup di jaringan mati justru dimanfaatkan ahli medis untuk mengobati luka infeksi yang disebut Maggotย Debridement Therapy (MDT). Pemanfaatan belatung ini banyak digunakan terutama saat abad ke-16 dimana teknologi kesehatan belum berkembang. Belantung โ€˜bekerjaโ€™ dengan memakan jaringan mati dan busuk, sehingga luka lebih cepat bersih.

Selain itu, belatung juga bisa membantu memerangi masalah limbah makanan. Jangan tertipu dengan tubuh kecilnya. Kumpulan belatung 0,9 kg bisa melahap sekitar 1,8 kg sampah sisa makanan hanya dalam waktu 4 jam! Tentu ini jadi kabar gembira bagi negara-negara yang punya masalah dengan tumpukan sampah.

4. Manfaat lintah sudah bukan hal yang baru lagi di dunia kedokteran, bahkan sudah banyak digunakan sejak tahun 70-an

Lintah menyedot darah manusia via trioherba.wordpress.com

Mungkin sebagian dari kalian sudah banyak yang sering mendengar terapi lintah, tapi urung mencoba karena jijik duluan. Padahal hewan bertubuh hitam ini punya banyak manfaat untuk kesehatan lho, sepertiย mengatasi kelainan sistem saraf, masalah gigi dan kulit, serta infeksi. Terapi lintah dilakukan dengan meletakkan lintah di beberapa bagian tubuh dan membiarkannya menggigit bagian tubuh itu. Saat menghisap darah, lintah akan mengeluarkan air liur yang mengandung lebih dari 60 jenisย protein yang berguna untuk mengencerkan darah dan mencegah penyumbatan. Selain itu, hewan ini juga bisa membantu penanganan gangguan sirkulasi, penyakit kardiovaskular, menghindari komplikasi, dan mencegah penuaan.

5. Bekicot banyak dianggap hewan menjijikkan karena menghasilkan lendir, tapi justru disitu letak manfaatnya

Bekicot banyak diolah jadi makanan via lifestyle.kompas.com

Jika kamu berkunjung ke Jawa Timur, jangan kaget kalau banyak penjual menjajakan sate bekicot di pinggir jalan. Karena ternyata, daging bekicot ini punya segudang manfaat sebab gizinya cukup tinggi. Tiap 100 gram daging bekicot mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, B12, B6, E, zat besi, kalsium, dan lain-lain. Daging bekicot juga punya kandungan lemak yang lebih rendah dari daging hewan lain. Dengan limpahan kandungan itu, bekicot bisa bermanfaat jika dikonsumsi penderita penyakit jantung, liver, hepatitis, dan osteoporosis. Untuk lendir bekicot bisa digunakan untuk meredakan nyeri dan menghindari infeksi bakteri pada gigi dengan cara dioleskan di bagian yang sakit.

Nah itu dia beberapa hewan yang dianggap menjijikkan tapi nyatanya punya beragam manfaat untuk hidup manusia. Jadi makin percaya โ€˜kan, kalau tak ada satupun hal yang diciptakan Tuhan tanpa manfaat di dalamnya. Menurutmu gimana? ๐Ÿ™‚

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

CLOSE