Tak Terima Direndahkan secara Fisik, Ini 5 Alasan Kenapa Kita Harus Dengar Keluhan Mumuk Gomez

Mumuk Gomez tidak terima dengan headline berita

Fisik atau penampilan seseorang memang seringkali jadi hal pertama yang dilihat orang lain. Sebenarnya wajar-wajar aja sih, soalnya ‘kan fisik adalah bagian terluar dari manusia. Yang nggak wajar itu kalau kita semena-mena menjustifikasi orang lain cuma dari penampilan doang. Pepatah “Don’t judge a book by its cover” itu benar adanya. Kita nggak berhak mengomentari kekurangan fisik orang lain, apalagi sampai merendahkannya hanya karena penampilannya aja.

Advertisement

Baru-baru ini artis sekaligus komedian Mumuk Gomez mengunggah story Instagram yang terang-terangan mengkritik sebuah portal berita. Pasalnya, portal berita itu memuat berita soal dirinya dengan fokus ke fisiknya aja. Malah media online itu nggak segan-segan menyebut “jelek” dan “dekil” untuk merepresentasikan sederet artis yang ia beritakan. Seolah nggak cukup cuma dengan merendahkan fisiknya aja, mereka juga menggarisbawahi si artis yang pacarnya tampan bak pangeran! Haduh… Gimana sih tanggapan Mumuk? Simak dulu deh ulasan Hipwee News & Feature kali ini.

1. Mumuk Gomez mengkritik salah satu portal berita online karena judulnya terang-terangan merendahkan dirinya. Ia disebut sebagai artis jelek yang tidak disangka-sangka punya pacar ganteng

“Tiga Artis Sering Dikatain Jelek dan Dekil, Siapa Sangka Miliki Pacar Bak Pangeran!”

Advertisement

Artis Mumuk Gomez yang namanya masuk sebagai daftar “perempuan jelek” dalam berita di sebuah media online, mengeluarkan kritik tanda dia nggak terima dengan judul yang dicantumkan. Masalahnya memang jelas, bahwa media itu terang-terangan merendahkan orang lewat fisik. Udah ada “jelek”, masih pakai “dekil”. Belum cukup juga karena masih ditambah “Siapa sangka miliki pacar bak pangeran”.

Wajar kalau kemudian si Mumuk protes lewat Instastorynya. Ia keberatan dengan cara portal itu menulis berita hanya demi menggaet rasa penasaran pembaca. Menurutnya, membuat berita dengan mempertimbangkan ‘news value’ agar menarik memang sah-sah aja. Tapi tidak dengan merendahkan orang lain apalagi cuma sebatas fisik. Lagipula ukuran atau kriteria cantik, jelek, biasa-biasa saja itu bagi tiap orang pasti beda-beda. Yang cantik menurut seseorang, bisa jadi jelek di mata orang lain.

2. Meski media yang bersangkutan sudah minta maaf, tapi mirisnya judul semacam ini sekarang  justru dianggap normal. Atau sebenarnya banyak yang nggak sadar kalau itu kelewatan?

Advertisement
View this post on Instagram

. Yuhuuuu Dah maap2an yess . Minceu ikut seneng liatnya . Ehh ngemeng2 kalian sdh maapin mantan blm?

A post shared by Bukan Akun Haters / Fanbase ? (@lambe_turah) on

Kabarnya media yang bersangkutan udah minta maaf lewat DM. Permintaan maaf itu disampaikan langsung oleh manager digitalnya. Pihak media tersebut juga mengaku udah meralat baik judul maupun isi berita. Mumuk pun ternyata juga udah memaafkannya sejak lama. Meski kasus udah dianggap selesai, tapi miris aja sih karena adanya judul macam itu di tahun 2018 ini seolah jadi bukti kalau “main fisik” itu masih dianggap normal. Orang masih sering dikotak-kotakkan melalui fisiknya, ada yang jelek, ada yang cakep.

3. Memuat berita yang fokus ke pasangan “Beauty & the Beast” memang sudah banyak dilakukan media. Kalau nggak cowok jelek dan cewek cantik, ya cewek jelek dan cowok ganteng. Gitu-gitu aja terus~

Contoh judul berita yang….. huft~ via www.apacoba.com

Sebetulnya yang lebih menyakitkan itu ketika ada yang membanding-bandingkan dengan pasangan sih. Misalnya kayak “Pria Biasa Pacaran dengan Bule Cantik“, “Cowok Tampan ini Meminang Gadis yang Wajahnya di Luar Dugaan!“, “Tak Disangka, Perempuan Cantik Bak Bidadari ini Memilih Pasangan dengan Wajah Biasa“, dan lain sebagainya. Kalimat-kalimat kayak gitu, yang sedihnya sering banget jadi judul berita, kayak mengisyaratkan kalau pria tampan cuma layak bersanding dengan wanita cantik, dan sebaliknya.

4. Emang sih, nggak bisa dipungkiri juga kalau yang cantik dan ganteng itu emang menarik perhatian dan mungkin bisa mengundang lebih banyak penonton atau pembaca. Tapi… emang nggak bisa ya lebih fokus ke prestasinya aja gitu?

Banyak kisah orang biasa yang jadi viral karena formula ‘Beauty & the Beast’ ini  via jogja.tribunnews.com

Kebanyakan media atau mungkin perseorangan, mungkin cuma bermaksud menarik perhatian orang dengan judul-judul yang bombastis itu. Tapi kalau jatuhnya malah merendahkan subjek yang diangkat, cara itu tentu jauh dari kata bijaksana, apalagi elegan. Emang sih, nggak bisa dipungkiri kalau kita pun secara pribadi mungkin akan tertarik dengan orang yang fisiknya ganteng atau cantik. Ya… tapi… akan jauh lebih dewasa kalau fokusnya bukan ke fisiknya, melainkan ke prestasi atau karya-karyanya.

5. Yuk stop merendahkan atau justru mengagung-agungkan orang hanya karena fisiknya aja. Apalagi sampai dijadikan fokus dalam berita yang marak banget kayak sekarang~

Semua yang ‘cantik’ bisa jadi viral, padahal ya mereka manusia biasa juga lho~ via www.hipwee.com

Mindset bahwa fisik adalah segalanya, sampai-sampai bisa jadi bahan ‘jualan’ ini kayaknya harus beneran dihentikan mulai sekarang. Apalagi yang sifatnya merendahkan, atau membandingkan antara yang baik dan buruk. Untuk menghentikan mindset ini, tentu saja perlu kerjasama berbagai pihak. Misalnya media-media massa mestinya mulai berbenah buat nggak terus-terusan ‘mencekoki’ masyarakat dengan mindset serupa. Tapi kitanya sendiri juga perlu menyadari kalau fisik nggak bisa jadi ukuran satu-satunya buat menilai orang lain. Memangnya kalian mau cuma dikomentari dari fisiknya doang? Lebih bangga ‘kan kalau bisa disorot prestasinya, bukan fisik yang emang udah jadi pemberian Tuhan.

Rumit ya… Tapi itulah fakta yang (masih) terjadi di sekeliling kita. Kalau menurutmu gimana nih, guys? Tulis pendapatmu di kolom komentar ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

CLOSE