Teknik Douching, Membersihkan Vagina dengan Memasukkan Sebuah Alat. Apa Dampaknya untuk Kesehatan?

Kondisi vagina yang lembap, serta sebagai tempat keluarnya air seni, darah menstruasi hingga keputihan, membuat organ intim wanita ini layak dinobatkan menjadi salah satu organ tempat favorit tumbuhnya kuman, bakteri dan juga jamur. Untuk itulah, menjaga kebersihan vagina sudah merupakan sebuah keharusan. Bahkan fakta menyebutkan, hampir semua penyakit pada organ intim wanita mulanya ‘hanya’ disebabkan oleh infeksi jamur, virus, maupun bakteri.

Advertisement

Salah satu cara membersihkan vagina yang mulai banyak dikenal luas adalah dengan menerapkan teknik douching. Bagi sebagian orang, teknik ini benar-benar membantu membersihkan vagina dari semua kotoran yang ada, termasuk darah sisa menstruasi, keputihan, hingga sisa sperma di area sekitar vagina. Sebenarnya, bagaimana teknik douching ini bekerja dan apa pengaruhnya terhadap kesehatan? Simak ulasan Hipwee News and Feature berikut ini.

Teknik douching pada prinsipnya adalah membersihkan vagina dengan cara dicuci melalui sebuah alat khusus

Alat douching via ourpleasure.wordpress.com

Teknik douching atau vaginal douching berasal dari bahasa Prancis, douche, yang artinya membasuh atau menyeka. Pada prinsipnya, teknik douching merupakan proses pencucian vagina dengan sebuah alat khusus. Jika biasanya kita hanya membersihkan vagina pada area luarnya saja, dengan alat khusus berupa tabung/botol/kantong ini, vagina akan dibersihkan dari dalam dengan cara memasukkan alat douching tersebut, kemudian menyemprotkan cairan pembersih yang terdapat di dalamnya.

Sebagai daya tarik, beberapa perusahaan produsen alat douching ini bahkan sengaja memberikan aroma-aroma khusus yang dinilai membuat vagina menjadi lebih harum dan terhindar dari bau tak sedap. Cairan yang terdapat dalam alat douching tersebut sebenarnya merupakan campuran dari air, cuka, baking soda dan yodium.

Advertisement

Meski dinilai dapat membantu menjaga kebersihan vagina, faktanya ada banyak bahaya mengintai di balik penggunaan douching

Bahaya penggunaan douching via hellosehat.com

Meski dinilai dapat membantu menjaga kebersihan vagina, faktanya, teknik douching justru menyimpan banyak kekurangan, terlebih dengan dampak jangka panjang terhadap kesehatan organ intim wanita. Bahaya yang dimaksud antara lain;

  • Infeksi vagina. Kandungan yang terdapat pada cairan dalam teknik douching ternyata dapat mengganggu keseimbangan alami bakteri di dalam vagina. Perubahan ini menjadikan bakteri dapat tumbuh dengan subur sehingga menyebabkan infeksi. Infeksi pada vagina ini dapat meningkatkan risiko persalinan prematur dan infeksi menular seksual
  • Pelvic Inflammatory Disease (PID) atau penyakit radang panggul. PID adalah infeksi rahim, saluran tuba, dan/atau ovarium. Penelitian menyebutkan bahwa wanita yang melakukan teknik douching memiliki risiko 73 % lebih tinggi untuk mendapatkan PID
  • Komplikasi kehamilan. Wanita yang melakukan teknik douching lebih dari sekali dalam seminggu memiliki lebih banyak risiko kesulitan untuk hamil. Douching juga dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik (embrio di luar rahim) sebanyak 76%
  • Kanker serviks. Douching setidaknya sekali seminggu telah dikaitkan dengan kemungkinan peningkatan risiko terjangkitnya kanker serviks

Kabar baiknya, ternyata vagina memiliki kemampuan self service untuk tetap terjaga dari bakteri atau jamur

Advertisement

Vagina bisa membersihkan dirinya sendiri via hellosehat.com

Menurut pakar kesehatan dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), douching sebaiknya tidak dilakukan. Adanya keputihan dan bau yang kurang sedap pada vagina sebenarnya merupakan suatu kondisi yang normal. Keputihan yang baik (bening dan tidak berbau menyengat) justru merupakan cara vagina untuk membersihkan diri melalui lendir tersebut. Sedangkan aroma khas pada vagina menunjukkan adanya keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri jahat.

Pada dasarnya, membersihkan vagina cukup dengan menyekanya menggunakan air hangat. Penggunaan sabun khusus untuk vagina yang dijual di pasaran juga sebaiknya tidak asal dipakai karena adanya zat kimia yang terkandung di dalamnya. Jika dirasa memiliki keluhan terhadap vagina (gatal, keputihan berwarna dan bau yang menyengat), sebaiknya langsung diperiksakan pada dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a young mother of two

CLOSE