Waduh! Indonesia Baru Aja Dinobatkan Jadi Negara yang Paling Malas Jalan Kaki Sedunia

Universitas ternama dunia, Stanford University baru-baru ini mengadakan sebuah penelitian yang sangat menarik. Tim dari universitas yang terletak di Amerika Serikat tersebut, berupaya memetakan seberapa aktif sih orang di seluruh dunia. Ukuran utama dari aktivitas itu adalah jumlah rata-rata langkah kaki orang per hari di berbagai negara. Penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature ini, merupakan salah satu penelitian terbesar di dunia. Skalanya 1000 kali lebih besar daripada studi-studi terdahulu tentang pergerakan manusia.

Buat kita orang Indonesia, hasil penelitian ini cukup mencengangkan. Indonesia menempati peringkat terakhir dalam survei global ini. Artinya, orang-orang di Indonesia bisa dibilang paling malas jalan kaki jika dibandingkan dengan negara lain. Waduh! Sebagai orang Indonesia, kita patut waspada lho. Masalahnya bukan cuma soal kemalasan aja, studi tentang perilaku aktif ini juga berhubungan erat sama tingkat obesitas dan risiko penyakit mematikan. Udah dinobatkan jadi yang paling malas, jangan-jangan orang Indonesia juga paling berisiko terkena obesitas?! Simak deh ulasan selengkapnya bareng Hipwee News & Feature!

Warga Hongkong tercatat yang paling akif dengan 6.880 langkah/hari. Sedangkan orang Indonesia di peringkat terakhir, dengan hanya 3.513 langkah/hari

Warga Hongkong jalan kemana-mana via www.hongkongfp.com

Sebagaimana dilaporkan oleh BBC , para peneliti dari Stanford University menyimpulkan bahwa jumlah rata-rata langkah kaki orang di dunia adalah 4.961 langkah/hari. Hongkong menempati posisi teratas, dimana warganya tiap harinya rata-rata melangkah atau berjalan kaki sebanyak 6.880 langkah. Negara kita Indonesia, berada di posisi bontot dengan hanya rata-rata 3.513 langkah/hari. Hampir setengahnya sendiri. Artinya, orang Indonesia 2x lebih malas berjalan kaki dibanding orang Hongkong. Begini nih hasil chart peta globalnya…

Bisa dilihat sendiri tuh, Indonesia berwarna merah via www.bbc.com

Hasil ini diperoleh dari penelitian berskala global, yang mengamati langkah 717.ooo orang dari 111 negara. Pengamatannya pakai cara modern: lewat aplikasi di smartphone 

Penelitian ini dimungkinkan karena kemajuan teknologi via techbuzzes.com

Tim peneliti dari Stanford University nggak berkeliling ke 111 negara untuk bertanya-tanya pada orang : berapa langkah yang sudah anda ambil hari ini? Dengan kemajuan teknologi smartphone, metode old-fashion itu sudah bisa ditinggalkan. Hampir semua smartphone zaman sekarang, sudah dilengkapi dengan built-in accelerometer yang bisa merekam jumlah langkah kaki penggunanya. Maka dari itu, para peneliti dapat dengan cepat memonitor langkah kaki semua orang di dunia secara real time dari data smartphone. 

Dalam penelitian ini, tim Stanford University bekerjasama dengan pengembang aplikasi kesehatan dan fitness tracking Azumio Argus . Perilaku dari 700 ribu lebih pengguna aplikasi ini, diamati secara berkala selama kurang lebih 95 hari. Ahh mungkin saja pengguna aplikasi ini di Indonesia kurang ya… masih nggak terima disebut paling malas jalan kaki sedunia.

Data ini emang nggak bisa ditelan mentah-mentah. Bukan hanya karena malas, banyak faktor yang mempengaruhi jumlah langkah kaki seseorang

Ada kota yang high walkability low walkability, artinya yang nyaman untuk jalan kaki dan tidak via republika.co.id

Hasil jumlah rata-rata jumlah langkah kaki orang sedunia yang diambil dari data smartphone ini, tentu tidak semuanya bisa dijelaskan karena faktor kemalasan. Ada juga faktor walkability atau kemudahan seseorang untuk berjalan kaki di suatu tempat. Negara-negara dengan jumlah langkah kaki terbanyak seperti Hongkong, Jepang, dan Korea Selatan, merupakan negara dimana warganya memang terbiasa berjalan kaki untuk pergi kemana-mana. Selain fasilitas yang memadai untuk pejalan kaki, sistem transportasi umum juga tertata dengan sangat rapi.

Nah seperti yang kita ketahui bersama sebagai orang Indonesia, emang susah sih kalau harus kaki kemana-mana di negeri ini. Apalagi di kota-kota besar yang trotoarnya sempit, berlubang, atau digunakan oleh pedagang kaki lima. Ya wajar sih kalau orang jadi malas jalan kaki.

Meski banyak tantangannya, jalan kaki itu emang sudah seharusnya diupayakan. Yah kalau susah jalan kaki di jalan beneran, rajin-rajin naik tangga atau muter-muter kantor deh

Cari cara apapun untuk tingkatkan jumlah langkah kaki tiap harinya via www.shutterstock.com

Walaupun mungkin tidak semua aktivitas warga kita terdata lewat aplikasi Argus atau memang kota-kota Indonesia banyak yang tidak nyaman berjalan kaki, tetap saja hasil survei ini harus kita jadikan peringatan. Rendahnya aktivitas atau dalam hal ini langkah kaki, memang sangat berbahaya bagi kesehatan. Pastinya berhubungan erat dengan tingkat obesitas. Tapi peringkat terbawah bukan berarti tingkat obesitasnya paling tinggi lho. Pola obesitas dalam studi ini, ternyata tergantung pada gap atau perbedaan antara orang yang paling aktif dan yang paling malas di negara itu.

Contohnya AS dan Meksiko punya hitungan langkah yang sama, tetapi gap atau inequality dalam perilaku aktif di AS jauh lebih besar. Benar saja, ternyata angka obesitas di AS jauh lebih tinggi daripada Meksiko. Meski jumlah langkah Indonesia terendah, tapi gap kita berada di peringkat tengah. Tapi ya kita tetap harus coba mencari cara untuk tetap aktif dan meningkatkan jumlah langkah kaki, meskipun di Indonesia ini banyak tantangan untuk pejalan kaki.

Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi hasil penelitian ini, kita sebagai warga Indonesia emang perlu merasa tertampar. Jalanan nggak nyaman, transportasi umum belum memadai, kredit motor makin murah, belum lagi transportasi online yang sudah tersedia dimana-mana: jadi alasan bagi orang Indonesia untuk tidak berjalan kaki. Tren ini sih yang bahaya. Ya pemerintah juga harus membenahi fasilitas, tapi kebiasaan sehat untuk lebih aktif dan lebih banyak berjalan kaki juga bisa dimulai dari diri sendiri kok! Yang masih di rumah, bisa jalan-jalan sambil nggosip sama tetangga. Yang udah di kantor, mungkin bisa naik tangga aja daripada nunggu lift. Yuk mulai lebih banyak jalan kaki!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day