10 Potret Pilu Pengungsi Suriah. Meski Tak Lagi Terjebak Perang, Mencari Suaka Juga Penuh Cobaan

Konflik di Timur Tengah seperti di Suriah, Afganistan, hingga Iran, yang seakan tak ada habisnya. Warganya yang sudah lelah dan tak sanggup menahan penderitaan, banyak yang membulatkan tekad untuk mengungsi ke negara yang lebih aman. Jerman yang sudah deklarasi membuka diri dan menerima para pengungsi, jadi tujuan utama. Namun untuk menuju Jerman, para pengungsi harus melewati negara Eropa lainnya sebagai pintu gerbang, seperti Yunani dan Macedonia. Nahasnya, Yunani sebagai penjaga gerbang Eropa tengah dilanda krisis, sehingga tak cukup mampu menjamu para pengungsi dengan baik. Tak pelak, kondisi pengungsi di beberapa pulau di Yunani, begitu memprihatinkan.

Ketika kita tengah sibuk mempersiapkan perayaan tahun baru dengan setumpuk agenda, para pengungsi di Eropa masih harus berjuang demi penghidupan yang lebih layak. Berikut ini Hipwee merangkum perjuangan pengungsi tersebut dalam 10 potret memilukan di bawah ini.

1. Konflik tak berujung di Suriah, memaksa warganya melarikan diri ke tempat yang lebih aman. Jerman jadi pilihan utama, tapi nyatanya perjalanan ke sana sangat panjang

Pulau Kos

Pengungsi membludak menuju pulau ini via dailymail.co.uk

2. Selain pulau Kos, Pulau Lesbos di Yunani juga menjadi tujuan bagi banyak pengungsi. Baik pengungsi Suriah, Afganistan hingga Iran

Pulau Lesbos.

Perumahan sementara pengungsi via japantimes.co.jp

3. Sekitar 10 ribu pengungsi yang sebagian besar dari Suriah, berkemah di Idomeni – sebuah desa di Yunani Utara

Lingkungan pengungsian yang kumuh.

Lingkungan pengungsian yang kumuh. via dailymail.co.uk

4. Jangan dikira hidup mereka aman dan nyaman di kamp pengungsian, mereka harus tetap berjuang demi membungkam perut yang kelaparan

Mau makan pun harus rebutan.

Mau makan pun harus rebutan. via nytimes.com

5. Kondisi yang serba kekurangan menjadikan sebagian dari para pengungsi tertekan dan mudah marah. Tak jarang keributan terjadi diantara sesama pengungsi

Kondisi yang rentan menyulut konflik.

Dampak konflik yang berlapis-lapis via dailymail.co.uk

6. Pengungsi Suriah berupaya keras memasuki Macedonia demi mencapai Jerman. Meski harus melewati kawat berduri

Tak mudah lolos 'gerbang' Macedonia.

Tak mudah lolos ‘pintu’ Macedonia. via japantimes.co.jp

7. Pengungsi dari Timur Tengah sangat ingin menuju Jerman yang terang-terangan membuka pintu untuk mereka

Sebagai bentuk balas dendam.

Pemerintah dan banyak kalangan di Jerman sebenarnya menerima pengungsi dengan tangan terbuka via alzajeera.com

8. Alasan lain Jerman menerima mereka adalah untuk dimanfaatkan sebagai tenaga kerja. Berkaitan dengan Jerman yang kekurangan tenaga kerja usia produktif

Disediakan lapangan pekerjaan untuk pengungsi.

Disediakan lapangan pekerjaan untuk pengungsi. via nprberlin.de

9. Di samping penerimaan, nyatanya masih ada segelintir warga Jerman yang menolak kehadiran para pengungsi

Mereka yang menolak pengungsi.

Mereka yang menolak pengungsi. via sbs.com.au

10. Bahkan tak sedikit dari para pengungsi yang rela berpindah keyakinan, demi diterima dan mendapat kemudahan di ‘rumah baru’ mereka

Pengungsi yang pindah agama.

Pengungsi yang pindah agama. via kapanlagi.com

Hidup sebagai ‘tamu’ di negara orang memang tak sepenuhnya nyaman. Tapi, setidaknya, negara baru yang mereka tempati menawarkan secercah harapan. Seperti Jerman yang bersedia memberikan lapangan pekerjaan bagi para pengungsi Timur Tengah, hingga sebuah situs bernama Airbnb yang memungkinkan warga Jerman dan negara Eropa lainnya untuk menyediakan kamar di rumah mereka bagi para pengungsi. Di tengah masih banyak warga Eropa yang menolak kehadiran para pengungsi, nggak kalah banyak juga warga Eropa yang peduli dengan kesejahteraan para pengungsi. Mereka yang bersedia membantu dengan tulus atas nama kemanusiaan.

Doa kita semua untuk para pengungsi Timur Tengah di Eropa, semoga mereka mendapat kehidupan yang lebih layak di ‘rumah baru’ mereka.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Belum bisa move on dari Firasat-nya Dewi Dee.