10 Hal yang Paling Dirindu dari Masa Kecil Kita — yang Jadi Kemewahan Saat Sudah Dewasa

Tumbuh dewasa, cepat atau lambat, akan dialami seseorang. Proses pendewasaan ini membawa perubahan. Misalnya, kamu yang dulu masih belajar berjalan, sekarang justru jalan terus sampai kadang lupa pulang. Kamu yang dulu masih suka nangis dan dimaklumi karena masih anak kecil, sekarang malu kalau nangis di depan orang.

Banyak kebiasaanmu dulu yang berubah seiring berjalannya waktu.

Di artikel ini, Hipwee mengumpulkan beberapa kebiasaan masa kecil yang sekarang hilang karena proses pendewasaan. Ah, kadang kangen deh ngelakuin hal-hal ini lagi — sekarang mereka udah benar-benar jadi kemewahan :’)

Kebiasaan-kebiasaan apa sajakah itu?

1. Tidur siang kini jadi hal mewah buatmu. Maklum, jarang banget kamu di rumah di waktu itu (Padahal pas kecil disuruh tidur siang aja susah banget!)

Disuruh tidur siang susah bener

Disuruh tidur siang susah bener via www.huffingtonpost.com

Saat zaman sekolah, SD lebih tepatnya, kamu akan bosan mendengar celotehan orangtuamu yang nggak henti menyuruhmu tidur siang. Saat itu, mungkin kamu sedang asyik bermain sama temen-temenmu di lapangan komplek. Kamu bete dong waktu bermainmu harus dipotong gara-gara tidur nggak penting itu. Dengan berat hati, kamu harus masuk rumah.

Sekarang? Udah nggak ada yang akan menyuruhmu tidur siang. Kamu harus berkutat dengan kegiatan belajarmu di
kampus yang nggak kenal waktu. Bahkan, kamu harus segera menyelesaikan kerja di waktu yang dulu jadi jam tidur siangmu. Untuk bisa merasakan tidur siang seperti masa anak-anak, kamu harus menunggu momen yang tepat dulu. Seperti pada waktu hari libur. Itu pun kalau lagi nggak ada beban tugas.

2. Kumpul bareng temen udah susah, selalu ada aja yang absen dengan urusannya masing-masing

Kongkow full-team susah banget sekarang.

Kongkow full-team susah banget sekarang. via worldcafe.tumblr.com

Seiring dengan kegiatan yang tak ada habisnya, waktumu kini menjadi semakin berharga. Kamu harus pandai menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan sahabat-sahabatmu. Ya, kalian kini sudah jarang untuk bersua. Urusan masing-masing pun sudah tidak bisa ditinggalkan. Padahal, semasa SMA dan kuliah, kalian bisa berkumpul kapan aja tanpa perlu berunding berhari-hari. Kalian bisa langsung hang out ke tempat nongkrong favorit.

Sekarang? Harus setor jadwal kosong dulu dan merencanakan jauh-jauh hari. Kadang, selalu ada aja halangan buat bisa kumpul full-team. Ada yang bilang….

Maaf gaes, aku tiba-tiba harus gantiin dosenku buat ngajar di kelas…
Aku ada meeting mendadak, ga bisa ditinggal. Maafin yah.

3. Momen berkumpul bareng keluarga kini jadi hal mewah buatmu. Gak bisa langsung buka kamar terus teriak, “Buuuuu!”

Sekedar berkumpul bersama adalah mukjizat.

Sekedar berkumpul bersama adalah mukjizat. via nbcparenthood.tumblr.com

Apakah kamu menyadari bahwa waktu untuk sekedar berkumpul dengan anggota keluarga lengkap sudah masuk ke frekuensi ‘jarang sekali’? Dulu, tiap hari Minggu, kalian bisa duduk bersama di depan TV menonton kartun kesukaanmu.

Momen bercerita dan ngemil-ngemil bareng itulah yang sekarang susah banget buat dilakuin lagi. Anak-anak kini sudah beranjak dewasa, sudah memiliki kegiatan sendiri. Orangtuamu yang juga akan semakin berumur, sudah tidak bisa mendengar ocehan anaknya di hari Minggu. Sesekali saling dapat menyempatkan momen berkumpul seperti dulu, adalah sebuah momen mewah yang sangat sayang untuk dilewatkan.

4. Main-main seharian keliling kota udah jarang kamu dapatkan. Selalu ada aja halangan.

Naik motor keliling kota

Naik motor keliling kota via aristocrator.tumblr.com

Saat kamu mulai jenuh dengan aktivitas dan kegiatan kuliahmu, kamu bisa segera keluar dan mencari refreshment untuk menyegarkan otakmu kembali. Tanpa babibu, kamu bisa meluncur keliling kota dan nongkrong tempat asik dalam waktu singkat. Tinggal nyalakan motor, beberapa menit kemudian nyampe. Kepanasan? Nggak masalah.

Sekarang? Buat sekedar keluar tempat kerja aja susah. Kamu harus menyelesaikan semuanya sebelum deadline, baru bisa santai. Itu pun keliling kota belum tentu bisa. Apalagi buat kamu yang merantau dan belum hapal jalanannya.

5. Telpon orangtua udah nggak sesering dulu. Terhalang oleh waktu yang mengharuskan menahan kangen berhari-hari

Keadaan yang membuat sudah jarang telpon.

Keadaan yang membuat sudah jarang telpon. via kwizoo.com

Jadi perantau di kota orang bukan perkara yang mudah. Dibutuhkan keberanian dari diri sendiri untuk bisa survive. Intensitas pertemuanmu dengan keluarga di rumah sudah semakin jarang. Nggak jarang hal ini membuat kamu kangen dan mengobatinya dengan telpon.

Seiring berjalannya waktu dan semakin bertambahnya kesibukanmu, kamu udah nggak bisa telpon mereka setiap saat. Yang awalnya telpon setiap hari, kini semakin jarang, menjadi setiap hari Minggu. Bahkan, bisa jadi kamu sempat memberi kabar mereka hanya sebulan sekali.

6. Saat ditanya kabar, kamu berusaha untuk terlihat tegar dan baik-baik saja. Membuat orangtua khawatir sudah bukan masanya.

Aku baik kok Pa Ma di sini.

Aku baik kok Pa Ma di sini. via censor.net.ua

Homesick memang tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Mungkin saja saat ini tiba-tiba kamu bisa diserang rasa itu. Kamu bisa mengobatinya dengan mendengar suara keluargamu. Saat ibumu bertanya tentang keadaanmu di sana, tidak jarang kamu berbohong. Ya, kamu akan selalu bilang…

“Iya, baik-baik kok Bu.”

… di saat kabarmu saat itu, mungkin, sedang tidak baik. Kamu tidak ingin membuat orangtua menjadi khawatir, yang akan memberikan bebean pikiran pada mereka. Setelah mendengar suara menenangkan dari mereka, lambat laun perasaanmu akan pulih kembali.

7. Meminta uang jajan juga udah bukan waktunya. Justru sekarang kamu mulai menyisihkan pendapatan untuk menyenangkan hati mereka

Untuk mereka.

Untuk mereka. via www.upsocl.com

Menginjak usia dewasa, kamu harus mulai merubah pola pikirmu. Bukan waktunya kamu untuk bersenang-senang menghabiskan uang pemberian orangtua. Ketika mereka harus banting tulang rela diterpa hujan panas tiada henti, sedangkan kamu hanya duduk cantik di cafe berfoya-foya. Apakah hal itu pantas?

Mulailah untuk berhenti meminta uang dari mereka. Sudah saatnya kamu memiliki usaha sendiri. Mendapatkan pekerjaan memang bukan hal yang mudah, paling tidak dengan cara ini kamu bisa mengurangi beban finansial orangtua. Bahkan, sudah saatnya kamu untuk menyisihkan sebagian pendapatanmu untuk mereka.

8. Makanan sudah nggak ada yang buat. Kamu harus bisa buat masak sendiri. Bahkan walau itu cuma mie

Belajar memasak.

Belajar memasak. via www.narcity.com

Saat masih tinggal di rumah, ketentraman hidupmu sudah terjamin. Kamu tidak perlu khawatir kelaparan. Akan selalu ada makanan yang tersaji di atas meja makan. Kamu hanya perlu duduk dan makan dengan lahapnya. Itu pun kamu masih bermalas-malasan saat ibumu meyuruh untuk menyegerakan makan.

Sekarang? Sudah jauh dari orang tua, kamu harus meningkatkan kemampuan mengolah bahan baku makanan supaya kamu tidak kelaparan di tanah rantau. Semua harus kerjakan sendiri. Paling tidak, kamu harus bisa menggoreng dan merebus. Merebus mi instan contohnya.

9. Dulu jam 8 malem udah disuruh cepet-cepet tidur. Sekarang, mau tidur jam segitu udah nggak bisa.

Tidur jam 8 susah sekali.

Tidur jam 8 susah sekali. via theindiechicks.com

Mengistirahatkan badan adalah salah satu hal penting yang harus dijalani dalam siklus harian. Masihkah kamu ingat, saat dulu kamu sudah diomeli untuk segera tidur di jam 8 malam? Kamu masih saja menggerutu, masih ingin untuk bermain video game tapi sudah diharuskan berhenti.

Untuk saat ini, bagaimana keadaannya? Kamu sudah tidak bisa bersantai bahkan untuk tidur lebih awal pun sulit. Selesaikan dulu pekerjaanmu baru kamu bisa bersantai. Tidak jarang kamu harus begadang hingga dini hari untuk menyelesaikan tugasmu.

10. Lambat laun, kamu akan menghargai banyak hal. Menjadi dewasa adalah belajar merelakan hal yang dulu pernah jadi kebiasaan

Bersyukur adalah kuncinya.

Bersyukur adalah kuncinya. via suryawrites.blogspot.co.id

Kamu pun mulai sadar, menjadi dewasa bukanlah sebuah hal yang mudah seperti digambarkan orang-orang. Banyak proses yang harus dilalui, banyak masalah yang harus diselesaikan dengan penuh pertimbangan. Banyak hal-hal yang harus kamu korbankan, seperti kebersamaan dan keluarga.

Dengan semakin sulitnya melakukan hal-hal seperti sedia kala, kamu pun akan bersyukur telah diberkahi hal-hal membahagiakan. Dengan begitu, kamu akan semakin menghargai apa yang masih kamu punya, seperti keluarga, yang dengan sekuat tenaga kamu upayakan untuk tetap bahagia 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ketika seduhan hangat teh bertemu dengan quotes yang menyayat kalbu, tunggu di tempat absurd itu.