10 Kalimat yang Bikin Budaya Telat di Indonesia Makin Sesat. Kalau Gini Terus Kapan Mau Maju?

budaya telat

Sesempit apapun waktu tetaplah berharga. Waktu adalah uang. Peribahasa itu mewakili anjuran untuk nggak menyia-nyiakan waktu. Coba deh, ingat berapa banyak kesempatan yang terlewatkan akibat kamu terlalu sering telat

Menyia-nyiakan waktu mendekatkan kita kepada kegagalan.

Bicara ihwal keterlambatan, ada cerita menarik yang belakangan booming di media internasional. Menteri Negara untuk Departemen Pembangunan Internasional Inggris, Michael Bates, memutuskan mundur dari jabatannya lantaran terlambat menghadiri acara parlemen  pada akhir bulan lalu. Kabar ini sangat mengejutkan karena ia hanya telat satu menit. Meski kesannya waktu satu menit itu nggak berasa, namun ia mengaku malu berat. Baginya, terlambat itu aib. Coba bandingkan dengan Indonesia, terlambat seperti sudah menjadi budaya masyarakat. Bahkan hampir di semua lini masyarakat, bukan hanya warga biasa saja, seringkali tokoh atau orang yang berpendidikan tinggi pun nggak luput dari yang namanya terlambat.

Nah, pasti kamu pernah punya pengalaman menyebalkan berhubungan dengan orang yang datang telat waktu. Kesel nggak sih? Belum lagi kalau acaranya tergolong penting. Sudah begitu hal tersebut dilakukan olehnya berulang kali. KZL! Saking seringnya kamu mendapati orang semacam itu, kamu jadi hafal berbagai alasan yang selalu dijadikan alasan buat telat. Dan inilah 10 alasan klise orang telat yang sering mereka pakai. Gimana mau maju coba!

1. Sudah tahu jalanan macet, bukannya berangkat lebih awal malah selalu dijadikan alasan. “Sorry telat. Biasa, macet!”

Makanya bangun lebih awal! via www.google.com

2. Sudah tahu punya janji di pagi hari, tapi masih tetap begadang. “Sorry kesiangan, semalam begadang juga soalnya.” Ini akan selalu menjadi pertanyaan, logikanya gimana, ya?

paginya ada janji, malamnya malah nonton bola via twitter.com

3. “Tadi abis bensin di jalan”. Sebenarnya nggak masalah karena tergolong musibah. Tapi nggak bisa jadi pembenaran, karena begini, kenapa nggak dipersiapkan dulu sebelumnya, kalau sudah tahu estimasi jarak, waktu dengan bensin yang dimiliki?

abis bensin via kharis27.wordpress.com

4. Terkadang ada juga yang berlagak paling eksklusif menjawab tanpa rasa bersalah. “Sorry tadi ada urusan mendadak,” minta dihargai tapi nggak menghargai orang!

Belagu, sok ekslusif via memegenerator.net

5. “Ban motor tadi bocor, jadi mesti nambal dulu.” Alasan klise ini sudah sering kita dengar. Oke, kalau memang benar kejadian, tapi seringnya justru dijadikan tameng alasan. Kalau memang janjinya lebih penting, kenapa sih nggak naik ojol aja dulu?

Semua bisa ojol antar, jangan banyak alasan! via hype.idntimes.com

6. “Tadi tiba-tiba temen dateng jadi nggak bisa ditinggal.” Apa susahnya ditinggal sebentar, bilang kalau sedang ada agenda, apalagi ini janji yang sudah dibuat jauh hari. Kalau nggak bisa ditinggal, ya kenapa nggak diajak saja?

Kalau yang kayak gini ajak ikut sekalian aja! via hype.idntimes.com

7. Ketika terlambat biasanya kalimat ini keluar, “Ini lagi otw,” saat ditelepon. Padahal aslinya baru siap-siap mau berangkat. On the way berubah jadi oke tunggu wae. Hmm!

Oke tunggu wae~ via hype.idntimes.com

8. Ada juga yang ngeselin, sudah tahu salah tapi malah beretorika “Biasanya saya on time, kalian telat. Sekarang rasain gimana digituin!”

balik menyalahkan via jambi.tribunnews.com

9. Ada pula yang terang-terangan mengaku salah. “Maap, maap, gue janji besok nggak telat lagi.” Tapi seperti nggak tahu malu, besoknya telat lagi dan lagi

Mamam tuh maaf! -_- via www.brilio.net

10. Ada juga jawaban seperti politisi. “Iya, nih ternyata telat ini mengganggu produktivitas kita, semua jadi banyak merugi. Ayolah, mulai sekarang sama-sama berkomitmen untuk tidak telat.”

Jawaban retoris via en.tempo.co

Barangkali 10 kalimat di atas tentu telah berulang kali kita dengar. Kamu resah nggak sih selalu jadi yang dirugikan ketika ada keterlambatan? Janjian ketemuan, telat. Janji mau jemput, telat. Bahkan nggak jarang sampai urusan pekerjaan pun telat; janjian meeting, deadline dan lain sebagainya. Budaya merugikan ini hendaknya perlu diberantas, karena mungkin inilah yang menjadi salah satu penghambat perkembangan bangsa ini.

Kira-kira caranya bagaimana, ya? Paling nggak, mulai dari membiasakan diri datang tepat waktu dalam acara apapun. Lantas apakah dengan begitu budaya telat ini punah seketika? Jelas belum dong. Tapi, siapa tahu ada orang yang terinspirasi dari kebiasaan kita datang tepat waktu. Nah, kalau menurutmu, kira-kira bagaimana, ya, agar budaya telat ini berkurang dan 10 kalimat alasan di atas nggak menjadi dalih keterlambatan lagi? Tulis di kolom komentar, ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.