10 Pertanda Jika Kamu Sudah Mulai Layak Dipanggil Bapak/Ibu. Bukan Soal Usia, Tapi Sikap

“Umurmu udah banyak, jangan gitu lagi ah.”

“Jangan pakai jeans lagi ah, malu sama umur.”

Advertisement

Orang selalu mengidentikkan usia dengan sebutan tua atau muda. Dan kategori itu kerap manjadi patokan norma. “Jangan melakukan ini, nggak pantas sama umur. Jangan pakai ini, kayak masih muda saja“. Padahal sebenarnya, tua atau muda, bukan semata-mata ditentukan oleh usia. Ada orang yang usianya sudah banyak, tapi masih lincah ke sana ke mari dan berpenampilan seperti anak muda. Dan ada juga yang usianya belum banyak, tapi bersikap layaknya orang tua yang sudah kenyang makan asam garam.

Usia mungkin memang standar umum saat seseorang dikatakan muda atau tua. Tapi kamu benar-benar mulai menua bila hal-hal dibawah ini sudah kamu alami.

1. Saat playlist lagumu masih didominasi oleh musisi-musisi yang tenar saat kamu remaja. Musik masa kini tak bisa lagi kamu terima

Playlist jadul

Playlist jadul via www.tumblr.com

Coba buka playlist musikmu saat ini. Lagu apa saja yang ada di sana? Apa kamu punya lagu-lagu terbaru, dari Justin Bieber atau Adele misalnya? Ataukah playlistmu masih didominasi oleh band-band yang eksis di masa kamu remaja, seperti Sheila On7, Dewa, Bon Jovi, dan Celine Dion misalnya? Jika jawabannya yang kedua, bisa dipastikan kamu memang menua. Musik zaman sekarang nggak bisa kamu nikmati sepenuhnya, karena selera musikmu memang berhenti di tahun 90an ke atas.

Advertisement

2. Kamu mulai enggan nonton TV atau mendengarkan radio, karena kamu merasa tak ada acara yang cocok untukmu

Apaan sih ini gak ada yang oke!

Acara apa sih ini?! via www.unlockmen.com

“Apaan sih ini? Acara TV kok nggak ada yang bisa ditonton!”

Hei hei, bukannya acara TV yang nggak bisa ditonton, tapi kamu saja yang nggak bisa menikmati. Seiring berjalannya waktu, trend dalam masyarakat berubah. Begitu juga dengan tontotan massal yang ada di kotak kaca tersebut yang kebanyakan dibuat untuk pemirsa muda saat ini. Wajar kalau kamu nggak bisa menikmati, karena trend eramu sudah berakhir bertahun-tahun yang lalu.

3. Sedikit demi sedikit, kamu mulai kehilangan teman. Hanya beberapa saja yang bisa bertahan, dan mencari teman baru kamu juga enggan

temanmu mulai berkurang

temanmu mulai berkurang via newsone.gr

Seiring menuanya kamu, kehilangan teman adalah hal yang wajar. Pertama, teman-temanmu yang dulu, kini sudah punya kehidupan sendiri. Ikatan pertemanan semakin renggang, karena pertemuan yang semakin jarang. Dulu kamu senang berkenalan dengan orang-orang baru, mencari teman di mana-mana. Temanmu silih berganti datang dan berbeda-beda. Tapi sekarang hasratmu untuk mencari teman baru mulai pudar. Kamu lebih suka mempertahankan beberapa teman saja yang memang sangat dekat. Prisipmu pun mulai berubah: teman tak perlu banyak, yang penting berkualitas.

Advertisement

4. Dulu kamu paling semangat kalau diajak jalan dan berpetualang bertemu hal-hal baru. Sekarang kamu lebih nyaman diam di rumah bersama keluarga

Lebih nyaman bersama keluarga

Lebih nyaman bersama keluarga via www.blog.tigasiku.com

Dulu ketika ada ajakan untuk jalan-jalan, atau bergabung dengan organisasi ini dan itu, kamu adalah orang pertama yang akan menyambut dengan gembira. Kamu senang melakukan hal-hal baru, mencari pengalaman di luar, dan bertemu dengan berbagai jenis orang. Tapi sekarang kamu mulai malas melakukannya. Bila akhir pekan tiba, kamu lebih memilih untuk bersantai di rumah bersama keluarga. Berada di tengah-tengah keluarga atau orang-orang terdekatmu membuatmu lebih nyaman.

5. Dulu kamu nggak peduli soal makanan. Asal enak dan kenyang. Sekarang kamu sering memikirkan efek buruk dari makanan yang kamu makan untuk kesehatan

Mikir-mikir lagi kalau makan sate kambing

Mikir-mikir lagi kalau makan sate kambing via www.pinterest.com

*makan gorengan* “Duh, kolesterol nih. Jantungku yang kuat yaa… ”

*makan sate kambing* “Nyobain dua tusuk aja deh. Takut hipertensi.”

*makan mie instan* “Sebulan sekali nggak apa kan ya? Nggak akan memicu sel kanker kan?”

*di warteg* “Pak, es teh ya. Gulanya dikit aja…eh, teh tawar aja deh, Pak.”

Kalau kamu mulai mengkhawatirkan efek buruk dari makanan yang kamu makan sehari-hari, fix, kamu memang sudah tua.

6. Dulu kamu mengaku sebagai anak gaul. Tapi semakin lama kamu semakin kesulitan mengikuti perkembangan zaman dan bahasa-bahasa gaul anak zaman sekarang

I dont get it!

I dont get it! via www.tumblr.com

Teman  : Jangan baper gitu ah!

Kamu    : Baper apa sih?

Teman  : Astaganagadragonball! Baper itu bawa perasaan. Duh, lo gaul dikit dong. Makanya kalau diajak konkow mau, jangan mager di rumah aja!

Kamu    : Mager? Apa lagi tuh?

Teman  : Bodo amat dah.

Kamu memang gaul. Pada zamanmu. Sekarang sih, kamu sudah termasuk spesies langka yang harus dilindungi negara.

7. Kamu mulai sering merenungkan apa yang sudah kamu capai selama ini, dan apa yang seharusnya kamu capai saat ini

memikirkan kehidupan

memikirkan kehidupan via funkymbtifiction.tumblr.com

Akhir-akhir ini kamu jadi sering merenung. Saat bertemu teman lama, dan mendengar cerita hidupnya yang sudah keliling dunia, kamu jadi ikut-ikutan berpikir:  Sampai hari ini, apa saja yang sudah kamu raih, dan apa yang seharusnya sudah kamu raih tapi ternyata masih belum. Kamu akan galau dengan kenyataan bahwa yang kamu raih memang belum banyak. Kenyataan bahwa temanmu sudah begini dan begitu, sementara kamu masih begini-begini saja ini sering membuatmu ngeri sendiri.

8. Baju, sepatu, dan benda-benda lucu tak lagi menarik minatmu. Sekarang kamu lebih tertarik pada program asuransi apa yang paling cocok untuk kamu ikuti

Lebih sering mikirin asuransi

Lebih sering mikirin asuransi via rewinnita.wordpress.com

“Na, di Margo ada midnight sale lho. Yuk lah cus kita berburu baju dan sepatu nan lucu!”

“Ha? Ng… nggak dulu deh Ta. Gue lagi males nih. Btw, lo punya askes nggak? Gue pengin ikut asuransi nih, tapi bingung apa yang paling oke.”

Sekarang yang kamu pikirkan adalah asuransi apa yang paling menguntungkan, dan juga layanan KPR apa yang bisa memungkinkan untuk kamu ikuti. Cara pandangmu sekarang sudah jauh ke depan. Beda dengan dulu saat kamu hanya tahu bahwa diskon selalu berarti baju-baju yang cantik dan lucu sudah menunggumu.

9. Kamu selalu senang dengan benda-benda nostalgia. Malah kamu sering berharap ada pintu ke mana saja, supaya kamu bisa kembali ke masa mudamu, yang selalu kamu rasa lebih sederhana

IH LUCU!

IH LUCU! via favim.com

“Ih ada tamagochi! Wah…jadi inget dulu aku main ini setiap hari. Sebel banget kalau pas ikannya mati!”

“Aih, lagu ini diputer. Jadi inget dulu aku suka request lagu ini di radio, terus nitip salam buat doi.”

Hal-hal lawas selalu membuatmu bahagia. Sebabnya kamu jadi bisa bernostalgia ke masa lalu. Bila lagu lawas diputar, dengan segera kenanganmu akan kembali masa-masa yang dulu. Kadang kamu iri saat melihat anak-anak kecil, dan kamu berharap ada pintu ke mana saja yang bisa membawamu kembali ke masa kecilmu, yang menurutmu jauh lebih sederhana.

10. Kamu mulai malas main-main dalam hubungan, apalagi kalau hanya sekadar mengusir rasa kesepian

Nggak sembarangan pacaran lagi

Nggak sembarangan pacaran lagi via papasemar.com

Sekarang, kamu punya seribu pertimbangan saat akan menjalin hubungan. Kamu punya kriteria ini dan itu untuk pasangan, dan kamu juga nggak mau sembarangan pacaran hanya untuk mengusir rasa kesepian. Padahal dulu kamu tak pernah berpikir panjang untuk menjalin hubungan. Yang penting kamu nyaman, dia nyaman, dan obrolan kalian nyambung, sudah cukup jadi alasan untuk bersama. Tapi sekarang, bagimu hubungan haruslah punya masa depan, karena menjalani hubungan yang tidak punya prospek atau cuma buat senang-senang itu sia-sia. Bila ini sudah terjadi padamu, akui saja. Kamu memang mulai menua.

Masalah tua atau muda memang nggak bisa semata-mata ditentukan oleh usia. Karena usia juga nggak menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Ketika menjadi semakin dewasa dan tua, beban pikiranmu semakin banyak, karena kamu menyadari bahwa hidup ini punya begitu banyak tuntutan. Berbeda dengan saat kamu hanya tahu bagaimana bersenang-senang.  Menjadi tua bukan sesuatu yang langsung dan otomatis karena umurmu memang sudah waktunya, melainkan lebih kepada suatu keputusan yang kamu pilih saat dihadapkan dengan berbagai kondisi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE