“Jadi pelawak itu susah, mas. Kita nggak bisa sembarangan ndagel… Agama, suku, warna kulit itu bukan bahan lelucon.” – S. Bagio
Quote dari pelawak legendaris ini kembali diingatkan oleh mantan personil T2, Tika Ramlan. Kemarin, penyanyi satu ini mengunggah quote dari Bagio tersebut melalui akun Instagramnya. Hal ini tentu saja berkaitan dengan isu yang lagi hangat-hangatnya dibahas oleh publik sekarang. Perihal dugaan pelecehan terhadap agama tertentu oleh komedian.
Nyatanya, meski konteksnya adalah komedi, alias candaan, mencolek hal-hal sensitif tetap nggak bisa diterima oleh sebagian masyarakat Tanah Air. Nggak cuma sekarang, guyonan seperti ini udah beberapa kali terjadi. Entah sengaja atau nggak, sebuah suku, agama, ras, dan sejenisnya dijadikan sebagai bahan untuk membuat gelak tawa. Di titik itu memang para pendengar yang hadir secara langsung akan ikut terkekeh, tapi nggak bagi mereka yang menyaksikannya melalui layar kaca atau media sosial.
Beberapa kejadian ini akan mengingatkan kita bagaimana bahan candaan menjadi bumerang bagi sang komedian itu sendiri. Bagaimana masyarakat Indonesia cukup sensitif dengan sebuah isu, meski dibungkus atas nama lucu.
ADVERTISEMENTS
1. Mendiang Olga Syahputra pernah menuai kecaman dan mendapat peringatan dari KPI karena bercanda tentang pemerkosaan
Olga Syahputra memang terkenal dengan guyonannya yang spontan. Semua orang bisa tertawa dengan jawaban-jawaban lucu yang keluar dari mulutnya. Seakan tanpa pikir panjang, candaan tersebut keluar begitu saja dari mulutnya. Namun, kehidupannya sebagai pelawak memang nggak selamanya mulus. Dalam sebuah program acara televisi tahun 2011 lalu, Olga yang saat itu berperan sebagai suster ngesot, menjawab pertanyaan dari lawan mainnya tentang penyebab kematiannya. Olga pun dengan spontan menjawab bahwa ia meninggal karena diperkosa sopir angkot. Guyonannya tersebut sontak membuat geram sebagian publik karena dianggap telah menyinggung perasaan korban-korban pemerkosaan. Olga pun dipanggil dan diberi peringatan oleh KPI. Menyadari kesalahannya, Olga meminta maaf dan meyakinkan masyarakat kalau ia sama sekali nggak bermaksud apa-apa, murni guyonan spontan saja.
ADVERTISEMENTS
2. Nggak cuma sekali, Uus diserang beberapa kali karena menyinggung soal kerudung dan ulama
Komika satu ini memang cukup terkenal dengan kontroversi yang diciptakannya. Hal pertama yang membuatnya menjadi “musuh bersama” adalah karena cuitannya soal fangirl Korea yang berkerudung. “Cewek pake hijab, terus dateng ke konser nangis-nangis. Mungkin keluarganya terlalu over protektif jadi pelampiasannya di situ“. Begitu lah cuitan Uus yang membuat tersinggung banyak orang, terutama Kpopers. Meski telah meminta maaf, ternyata Uus kembali lagi menjadi sorotan karena cuitannya yang mungkin bermaksud bercanda. Tapi yang ia jadikan bahan adalah Habib Rizieq. Dalam foto yang diunggahnya terdapat tulisan “Sehelai rambut Habib Rizieq jatuh, bukan urusan dengan FBI tapi dengan umat islam..”, Uus menambahkan cuitan “Shampo untuk Rizieq. Viralkan! Bantu Rizieq beli shampo!!”. Atas cuitannya ini, Uus pun jadi bulan-bulanan warganet yang geram karena Uus dianggap telah menghina salah satu petinggi agama yang mereka hormati.
ADVERTISEMENTS
3. Beberapa saat lalu, Ge Pamungkas juga menjadi incaran kemarahan sebagian orang karena candaannya tentang ujian ilahi
Ge Pamungkas, beberapa waktu lalu juga menjadi sorotan atas komedinya di panggung. Ia membahas tentang ujian dari Tuhan. Ge membahas tentang banjir Jakarta sekarang yang dianggap oleh orang-orang sebagai cobaan dari Allah. “Sesungguhnya Allah memberikan cobaan kepada yang Dia cintai. Cintai apaan?”. Itulah yang membuatnya menjadi sasaran hujatan. Tahu bahwa ada yang salah, Ge pun mencoba memberikan klarifikasi bahwa yang ia maksud dalam konteks tersebut bukan menghina Allah tetapi sifat manusia yang double standard dalam melihat agama atau ras yang dianutnya.
ADVERTISEMENTS
4. Dan yang paling baru, Joshua Suherman mempercandai soal agama ketika berkomedi di depan khalayak
Dan yang paling hangat akhir-akhir ini adalah tentang penyanyi cilik jaman 90-an yang mencoba peruntungan sebagai pelawak. Dalam materi komiknya, Joshua membandingkan antara Annisa dan Cherly (Cherrybelle). Joshua menyatakan kenapa Annisa selalu unggul dari Cherly. Dan akhirnya ia tahu jawabannya “Makanya Che, Islam!”. Secara nggak langsung, Joshua memberikan alasan kenapa Annisa lebih unggul karena dia Islam. Joshua pun menambahkan kalau di Indonesia ada sesuatu yang nggak bisa dikalahkan oleh bakat sebesar apapun, yaitu mayoritas. Atas guyonannya tersebut, Joshua pun dilaporkan ke pihak yang berwajib atas dugaan penistaan agama.
Mungkin saja memang benar bahwa konteks dari yang disampaikan oleh komedian ini sama sekali nggak bermaksud menyinggung oknum, ras, atau agama. Tapi justru lebih kepada pribadi atau manusianya. Kritik sosial semacam ini seringkali berakhir dengan kesalahpahaman karena dibungkus dengan komedi. Nggak sedikit dari generasi muda zaman sekarang yang ingin melakukan pendekatan terhadap kritik sosial ini melalui guyonan karena dianggap lebih mudah dipahami. Namun sayang, niat awal untuk sarkas malah jadi bumerang sendiri bagi para komedian ini. Mungkin berpikir seperti S. Bagio adalah yang paling aman saat ini, menghindari guyonan dengan melibatkan ras, agama, dan warna kulit. Atau memang masyarakat kita yang terlalu sensitif?