6 Realita Nyesek yang Kerap Dialami Milenial. Bikin Rencana Jadi Susah Diwujudkan

Menjadi anak muda di era milenial tentu beda dari zaman orangtua. Gaya hidup dan tuntutan kesehariannya tidak sama. Mulai dari tantangan buat memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mahal hingga yang buat gedein gengsi doang. Hal ini juga yang membuat banyak mimpi anak milenial tertunda.

Walau cuma mimpi atau biar nggak kalah gengsi aja, milenial juga pengen mewujudkannya. Tapi ya mau gimana, tuntutan hidup kadang bikin keinginan milenials cuma bisa jadi angan belaka . Entah karena ada pengeluaran mendadak, atau ya emang gaji bulanan yang pas-pasan buat memenuhi kebutuhan. Kayak kasus di bawah ini misalnya ~

1. Pengen liburan ke luar negeri setidaknya seumur hidup sekali. Tapi tiket promo datangnya pas momen-momen nggak bisa cuti

tiket promo / Credit: Pexels

Era milenial identik dengan media sosial. Banyak banget hal-hal yang dipamerkan via dunia maya kayak liburan ke luar negeri. Kalau kamu sering miris melihat timeline teman yang isinya cuma liburan, kamu nggak sendirian. Kamu juga pengin sesekali jalan-jalan ke luar negeri. Namun apa daya, kondisi keuangan yang pas-pasan bikin kamu mengharap-harap ada promo liburan murah. Sebatas tiket pesawat saja nggak apa-apa. Sialnya, setelah lama ditunggu-tunggu promo datang di waktu-waktu yang nggak bisa cuti. Kan jadi percuma 🙁

2. Nongkrong di tempat fancy bikin naik level. Tapi kok miris kalau lihat isi dompet tinggal selembar dua lembar

nongkrong di tempat fancy / Credit: Unsplas

Belum sah jadi anak milenial kalau nongkrong bukan di tempat fancy. Meski sekadar beli segelas kopi sambil nebeng wifi doang, kamul sudah merasa eksis dan naik level. Sebenarnya miris sih karena isi dompet tinggal selembar dua lembar. Itu pun belum tentu cukup buat besoknya. Tapi demi eksistensi, kamu kamu harus rela makan mie instan terus-terusan selama dua hari.

3. Sesekali pengin punya emas buat investasi. Lucu deh uangnya selalu nggak cukup karena buat bayar kosan dulu

investasi emas / Credit: Pexels

Dari dulu emas jadi barang yang sering dimanfaatkan buat investasi. Anak milenial pun tertular kepengin belajar punya emas batangan atau perhiasan emas. Pokoknya yang penting emas deh biar kelak nggak pusing karena sudah terbantu ada investasi. Namun tiap mau nabung untuk investasi emas, uangnya selalu terpakai buat bayar kosan dulu. Nggak jadi terus mau investasi.

4. Pengin nyari kerjaan yang lebih selow biar punya banyak waktu buat keluarga. Tapi penghasilan kan berbanding lurus dengan beban kerja juga

pengin liburan bareng ortu / Credit: 123rf

Saat kamu sibuk bekerja, tanpa sadar orangtuamu semakin menua. Mungkin ada hari saat kamu menyadari bahwa uban di rambut Ayah dan Ibu makin banyak saja. Kamu jadi pengin mengurangi waktu kerja supaya punya lebih banyak waktu untuk mereka. Kalau bisa, malah mengajak mereka jalan-jalan atau liburan. Tapi kamu pun menyadari kalau kamu punya target beli kendaraan dan mulai nyicil rumah tahun depan. Gimana mau cari kerjaan yang lebih santai kalau kebutuhan hidup nggak pernah lebih santai?

5. Pengin punya rumah sendiri tapi, ah, mahal banget harga properti! Padahal nabung sejuta sebulan saja terasa mimpi

pengin beli rumah / Credit: Pexels

Anak milenial kerap diberi masukkan sama orangtua untuk segera beli rumah. “Mumpung harga masih belum naik lagi di tahun depan”, begitu katanya. Tapi ya mau gimana, lebih murah tiket PP plus akomodasi Jakarta – Bangkok daripada harga properti. Uang DP-nya yang jutaan bikin anak milenial elus-elus dada lantaran nabung sejuta sebulan saja belum tentu terlaksana. Sementara tiap tahun harga properti makin melambung saja.

6. Pengin nikah sederhana aja nggak pake pesta biar tabungan bisa untuk keperluan lainnya. Tapi takut jadi omongan orang-orang

kredit mobil atau buat nikah ya? / Credit: Pexels

Berbeda dengan zaman orangtua dulu, tren menikah sekarang makin bervariasi. Nggak sedikit anak milenial yang pengin nikah sederhana, nggak perlu pesta atau resepsi besar-besaran. Dana untuk resepsi yang nggak sedikit itu bisa untuk keperluan lainnya seperti nyicil rumah atau kendaraan. Tapi dalam hati kecil selalu ada ganjalan. Orangtua berkenan tidak ya? Gimana kalau orang-orang malah mikir nikah diam-diam karena “kecelakaan”?

Meski realita sehari-hari bikin mimpimu jadi banyak, jangan menyerah ya. Kadang kita memang harus membuat prioritas dan merelakan beberapa mimpi tertunda. Tapi selama kamu niat dan kerja keras, pasti ada cara yang bisa dicoba.Yaaa, meskipun pasti jalannya nggak lurus-lurus aja sih~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kopito Ergo Sum -- Aku minum kopi maka aku ada.

Editor

Kadang menulis, kadang bercocok tanam