9 Hal yang Bikin Anak SD Zaman Sekarang Jauh Lebih Beruntung Daripada Anak SD Era ’90an

Mengingat-ingat romantisme masa sekolah memang nggak ada habisnya. Apalagi untuk kamu generasi 90-an yang lagi doyan bernostalgia.

Advertisement

“Duh, enak ya zaman dulu kayak gini kayak gitu…”

“Anak-anak sekarang nggak seru ya nggak pernah ngerasain ini…”

Setiap generasi pasti ada enak juga nggak enaknya. Dari sekian banyak kenangan sekolah yang kamu rasakan sebagai generasi ’90-an, ternyata ada hal yang bikin kamu bilang, “enak ya anak sekolahan sekarang nggak perlu ngerasain itu…”

1. Anak sekolah sekarang nggak diwajibkan beli buku paket jadi nggak perlu bawa buku banyak-banyak.

Gedean tasnya dari pada orangnya

Gedean tasnya dari pada orangnya via www.kaskus.co.id

Masih ingat kah kamu ketika kamu harus membawa tas sekolah yang besar banget karena buku pelajaran yang harus kamu bawa cukup banyak. Bahkan, beberapa dari kamu pasti ada yang pakai tas yang ada rodanya biar nggak berat-berat banget bawanya. Dulu waktu sekolah, kamu diwajibkan membeli beberapa buku paket pelajaran yang tujuannya untuk melancarkan kegiatan belajar mengajar. Buku pelajaran yang banyak banget itu harus kamu bawa-bawa saat datang dan pulang sekolah. Enggak heran kalau sekarang pas udah gede banyak yang sakit pinggang. Untungnya, anak-anak sekolah sekarang nggak harus bawa-bawa buku sebanyak itu. Sejak ada aturan untuk nggak mewajibkan anak sekolah punya bukut paket pelajaran, tas mereka relatif lebih ringan.

Advertisement

2. Sumber pelajaran mereka sekarang bisa diakses secara online.

Bisa online

Bisa online via m.gadget-id.com

Selain karena nggak harus beli buku paket, anak-anak sekarang juga bisa mengakses pelajaran secara online. Anak-anak sekarang bisa belajar atau bahkan sekolah di mana saja dan kapan saja. Sementara, kamu yang generasi ’90-an, kalau mau sekolah ya harus datang ke sekolah. Belajar harus ada guru dan buku-bukunya.

3. Banyak sekolah (swasta) yang sudah meninggalkan ‘tradisi’ upacara.

Upacara kegiatan wajib

Upacara kegiatan wajib via www.antaranews.com

Hari Senin adalah hari di mana kamu harus memakai topi ke sekolah. Itu karena pada hari itu ada upacara bendera di sekolah. Sebisa mungkin kamu memilih berada di barisan paling belakang agar kalau bosan bisa ngobrol atau bercanda dengan teman. Kalau waktu pengibaran bendera tangan mulai pegel hormat, bisa sejenak diletakkan. Sialnya, beberapa sekolah saat ini sudah banyak yang meninggalkan tradisi upacara bendera. Huh, sial! Dedek-dedek sekarang nggak merasakan penderitaan generasi ’90-an dulu.

Advertisement

“Pantes aja mereka jadi nggak nasionalis. Tut Wuri Handayani aja nggak ngerti!”

Emang situ jadi nasionalis karena upacara bendera?

4. Dan mereka juga meninggalkan seragam dan ospek.

Enggak perlu seragam

Enggak perlu seragam via www.youtube.com

Selain upacara bendera, banyak juga sekolah-sekolah yang sudah meninggalkan seragam. Yup, banyak anak sekolah yang ke sekolah nggak perlu pakai seragam sekolah. Untuk yang masuk sekolah menengah juga sudah nggak perlu lagi ada pelonco-peloncoan. Enak kan?

5. Kalau dulu anak tahun ’90-an cuma bisa belajar dari satu sumber, anak-anak sekarang bisa bebas mengakses beragam sumber pengetahuan.

Pengalaman menjadi guru yang paling baik

Pengalaman menjadi guru yang paling baik via www.antarafoto.com

Guru dan sekolah adalah sumber ilmu yang utama, bahkan bisa jadi satu-satunya bagi anak-anak generasi 90an. Tapi itu nggak berlaku untuk anak sekolah hari ini. Anak-anak sekolah sekarang bisa mengakses pengetahuan dari mana pun. Enggak heran kalau murid-murid bisa lebih jago dari pada gurunya.

6. Sekarang, setiap tanggal 30 September, anak-anak sekolah nggak perlu disuruh nonton film ‘seram’.

Film wajib

Film wajib via www.kompasiana.com

Anak-anak sekolah di era ’90-an (juga 80an) adalah anak-anak yang kerap diajak nonton film. Yang dipertontonkan adalah film kepahlawanan yang berbau-bau sejarah Indonesia gitu. Pokoknya, supaya membentuk generasi yang cinta pada negara dan bangsa. Salah satu film wajib yang ditonton adalah film yang diputar pada tanggal 30 September. “Penumpasan Penghianatan G30SPKI” begitulah judulnya. Kalau kamu ingat film ini, fix kamu sudah tua!

Entah kenapa kamu dulu diharuskan menonton film itu. Film yang isinya kebanyakan ngobrol terus darah-darah gitu. Terlalu seram buat kamu yang waktu itu masih sekolah. Padahal, kalau sekarang di tv ada darah dikit aja di sensor. Ya untung lah, anak sekolah sekarang nggak diwajibkan nonton film itu lagi.

7. Mau membaca buku atau menonton film apapun juga bisa, termasuk buku dan film yang dilarang beredar dulu.

Bebas membaca

Bebas membaca via readingrise.wordpress.com

Sebagian dari kamu mungkin masih belum paham ketika dulu ada film yang nggak boleh diputar atau buku-buku yang nggak boleh beredar. Bahkan, orang-orang yang membaca buku tersebut bisa dituduh macam-macam. Padahal buku-buku karya orang Indonesia itu mendapat banyak penghargaan dunia. Beruntunglah anak sekarang karena buku-buku yang dulu terlarang itu kini dicetak ulang. Kamu dapat bebas membacanya tanpa perlu khawatir ada peluru nyasar.

8. Pastinya, anak sekolah sekarang lebih bebas mengekspresikan diri.

Cuma mouse dan pulpen

Cuma mouse dan pulpen via chirpstory.com

Dengan banyak kebebasan lebih yang diberikan, tentunya anak sekolahan sekarang lebih bisa mengekspresikan diri. Mereka tak perlu takut untuk berpikir kritis atau berbeda dari kebanyakan.

9. Untung Masha and The Bear munculnya sekarang, coba kalau awal tahun ’90-an… Pasti kalah sama Doraemon 😀

Bahkan sekarang, tayangan televisi yang masuk ke Indonesia sudah cukup beragam asalnya. Seperti tayangan Masha and The Bear, serial kartun buatan Rusia ini cukup terkenal di Indonesia. Coba kalau Marsha muncul di tahun ’90-an barengan sama Doraemon, mungkin kita yang di Indonesia nggak akan kenal dengan gadis berkerudung merah itu.

Banyak kebebasan yang lebih bisa dirasakan oleh anak sekolah saat ini. Akses belajar dan pengetahun juga bisa dijaring lebih luas. Jangan disia-siakan!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE