Bos First Travel dengan Enteng Bilang ‘Lupa’ Pas Ditanya Penyidik. Nasib 58 Ribu Muslim Disepelekan

Menabung bertahun-tahun demi menunaikan ibadah sunnah pergi ke Tanah Suci kini hanyalah tinggal angan. Para jemaah biro umrah First Travel hanya bisa menelan pil pahit dari penipuan yang telah dilakukan oleh sang pemilik. Omzet triliunan rupiah hilang begitu saja bak ditelan bumi. Hanya kekecewaan yang didapat dari pemeriksaan polisi terhadap dua tersangka, Andika Surachman dan istrinya Anniesa Hasibuan.

Advertisement

Total ratusan milliar uang jemaah yang seharusnya berangkat ibadah haji tiba-tiba saja tak terekam jejaknya. Tidak kooperatifnya bos First Travel kepada pihak berwajib semakin menimbulkan tanda tanya. “Saya banyak mendapatkan laporan kalau dia banyak menyatakan lupa-lupa ya. Jadi ini perlu dicek kembali,” ucap adiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto seperti dilansir dari detik.com.

Sampai saat ini, dana jemaah umrah masih nggak jelas kemana. Bos first travel nampaknya tak berniat baik untuk mengembalikan dana jemaah

para calon jemaah First Travel ketika meminta pertanggung jawaban via www.publica-news.com

Betapa teganya Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan yang dengan enteng menjawab ‘lupa’ ketika ditanyai ke mana hilangnya aliran dana tersebut. Bayangkan jika orang tua kita sudah susah payah menabung sedikit demi sedikit selama bertahun-tahun demi mewujudkan satu keinginan mulia tapi hilang begitu saja. Kata ‘lupa’ yang mereka ucapkan seakan menohok hati puluhan ribu calon jemaah yang seharusnya sudah berada di Tanah Suci. Dengan mudah mereka katakan begitu saja tanpa memikirkan nasib jemaahnya hanya untuk menutupi kedok kejahatan mereka. Lalu, kini apa yang harus dilakukan?

Meski pelan, saat ini polisi sedikit demi sedikit sudah mulai menemukan aset jemaah yang disembunyikan

Penjahat!

Usaha Bareskrim membongkar kasus penipuan uang ini semakin gencar dan bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Dari penyidikan sejauh ini, aset bos First Travel yang terlacak yakni 8 perusahaan, 5 mobil, dan 13 rekening. Dalam kasus ini, PPATK menelusuri transaksi aliran dana dan ditemukan uang total Rp 7 miliar dalam 51 rekening. Ada juga transaksi aliran dana ke luar negeri.

Advertisement

Moga aja deh semuanya ketemu nantinya dan orang yang menggelapkan dana jemaah mendapat balasan yang setimpal

Dasar pencuri! via cdn-media.viva.id

Kekayaan bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan jika saja didapat dari hasil menipu puluhan ribu orang. Mimpi 58.682 calon jemaah yang sudah membayar untuk beribadah kini kandas begitu saja. Harapan demi harapan mereka panjatkan dalam doa agar uang hasil jerih payah mereka bisa kembali. Tuhan tidak pernah tidur, semoga apa yang hilang bisa digantikan dengan yang lebih baik. Bertawakal dan berpasrah pada-Nya ialah salah satu cara yang bisa dilakukan. Tuhan Maha Adil dan Maha Tahu apa yang umat-Nya butuhkan. Semoga kasus ini bisa cepat terselesaikan dengan keputusan dan hasil yang terbaik bagi semua pihak.

Sahih, dua orang dibalik First Travel ini memang salah. Tapi bukan berarti orang-orang yang ditipu bebas dari kesalahan. Beribadah memang sangat baik dan penting, tapi jangan membabi buta dan mudah percaya. Keliatan alim, langsung dipercaya. Alim itu hal yang nggak bisa dilihat. Jadi, stop menilai orang dari apa yang dikenakannya. Selain itu, pesan dari Hipwee, kasus First Travel ini adalah kezaliman besar pada umat Islam di Indonesia. Kenapa nggak ada yang bikin tagar #savejemaahumrah atau ambil tindakan nyata macam ngumpulin sumbangan atau apa kek? Malahan, kalau ada kasus di luar negeri, orang Indonesia ini sibuk bikin tagar save-save-an. Apa itu pas? Padahal di negeri sendiri aja masih banyak orang Islam yang terzalimi seperti ini yang harus segera di selamatkan.

Apa yang dilakukan First Travel ini adalah definisi sejati dari penistaan pada Islam dan umatnya. Kenapa orang nggak semarah pas waktu Ahok dulu ya? Kenapa orang nggak sereaktif kasus Rohingya yang sejarahnya saja nggak ada yang tahu ya? Bia

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Biarkan hasil yang berbicara bukan cuma omongan semata.

CLOSE