Meski Nggak Secantik Gal Gadot, 6 Wanita Ini Adalah Wonder Woman Sesungguhnya Dalam Kehidupan Nyata!

Masih terbayang bagaimana cantiknya Gal Gadot dan aksinya yang bikin semua orang terperangah? Wonder Woman merupakan tokoh rekaan DC Comics yang belakangan ini filmnya menyita banyak perhatian. Selain karena wajah cantik Gal Gadot, tokoh Wonder Woman merupakan tokoh pahlawan yang benar-benar tulus menghentikan peperangan dan berani mengubah dunia.

Advertisement

Namun adakah wanita-wanita luar biasa di dunia ini yang berani mengubah dunia dan menolong orang banyak? Meskipun nggak secantik Gal Gadot, namun mereka merupakan tokoh-tokoh dunia yang berani melawan ketidakadilan. Kali ini Hipwee Boys akan menjabarkan siapa saja wanita-wanita luar biasa yang berhak menyandang predikat “wonder woman in real life”. Hati-hati boys kamu bisa jatuh cinta, lho!

1. Muna Abu Sulayman. Pejuang persamaan gender di Arab Saudi yang terkenal keras dengan hal ini

Semangat mbak! via www.youtube.com

Muna Abu Sulayman adalah seorang host dalam pertunjukkan televisi nasional di Arab berjudul Kalam Nawaem. Muna Abu Sulayman terkenal karena ia berani melawan konstruksi umum di Arab, dan mendiskusikan hal-hal berkaitan dengan kesetaraan gender. Pada tahun 2007 ia didaulat menjadi Duta Besar Persahabatan Saudi. Saat ini bahkan ia menjadi direktur utama Glowork, situs khusus untuk perempuan Saudi yang ingin mencari pekerjaan. Meskipun nggak secantik Gal Gadot, namun Muna Abu Sulayman ini memperjuangkan hak-hak wanita di Saudi dan pantas menyandang gelar sebagai wonder woman in real life.

2. Malala Yousafzai. Pernah ditembak di bagian kepala tapi masih selamat dan terus berjuang

Masih belia via parade.com

Gadis berusia 19 tahun ini merupakan seorang aktivis Pakistan dan merupakan peraih Nobel Perdamaian termuda. Ia meraih Nobel Perdamaian pada usia 17 tahun. Malala Yousafzai aktif dalam mengkampanyekan pentingnya pendidikan terutama untuk perempuan di SwatValley, Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan dimana kelompok Taliban melarang perempuan untuk bersekolah. Malala bahkan pernah mendapatkan tembakan di kepalanya oleh kelompok Taliban dan berhasil selamat.

Advertisement

3. Tawakkol Karman. Pejuang kebebasan pers di negara-negara konflik timur tengah

Perjuangan hak pers via www.usaid.gov

Pada tahun 2011, di usianya yang ke 32, Tawakkol Karman berhasil menjadi penerima Nobel Perdamaian yang termuda pada saat itu (sebelum akhirnya Malala Yousafazi). Tawakkol merupakan seorang wanita berkebangsaan Yaman yang berprofesi sebagai jurnalis, politisi, dan aktivis kemanusiaan. Ia memimpin sebuah grup bernama “Woman Journalist Without Chains” yang juga merupakan kontribusinya terhadap kebebasan pers terutama untuk mereka yang merupakan jurnalis wanita.

4. Aung San Suu Kyi. Meruntuhkan pemerintahan militer-militer dengan tanpa kekerasan sedikitpun

Tidak patah semangat via www.8888linker.com

Aung San Sun Kyi, memang tidak muda lagi. Tapi perjuangannya tidak pernah mati. Ia merupakan seorang aktivis pro demokrasi di Myanmar dan merupakan pemimpin NLD (National League for Democracy). Berkat usahanya menumbangkan rezim militer tanpa menggunakan cara kekerasan, ia menerima penghargaan Nobel Perdamaian pada 1991. Aung San Suu Kyi juga pernah ditahan sebagai tahanan rumah ditengah usahanya memperjuangkan demokrasi dan dibebaskan pada 2010 oleh junta militer Myanmar setelah mendekam selama 15 tahun dari masa tahanan 21 tahun. Saat ini ia menjabat sebagai State Counsellor atau penasihat negara Myanmar.

5. Mother Teresa. Penolong sejati bagi kaum bawah yang tak pernah kenal lelah dalam berbagi

Berangkat dari ketulusan hati via catholicfoodie.com

Bunda Teresa atau Santa Teresa di Kalkuta adalah seorang biarawati Katolik Roma dan berkebangsaan Albania. Selama lebih dari 47 tahun ia banyak membantu orang miskin, orang yang sakit, dan yatim piatu. Karena jasanya ini, Bunda Teresa diberi gelar Beata atau orang yang diberkati oleh Paulus II dan gelar ini diberikan setelah kematian Bunda Teresa.

Advertisement

6. Benazir Bhutto. Tokoh politik dunia yang akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya karena dibunuh

Berjuang hingga ajal via www.samaa.tv

Perempuan pertama yang memimpin sebuah negara Muslim di masa pasca-kolonial adalah Benazir Bhutto, namun 20 bulan kemudian ia digulingkan oleh presidennya sendiri yang dibantu oleh kekuatan militer ketika itu. Bernazir Bhutto kemudian dipilih kembali pada 1993 dan tiga tahun kemudian diberhentikan kembali. Penggulingan Bernazir Bhutto mengundang kontroversi karena presiden memberhentikannya menggunakan kekuasaan pertimbangan khusus yang diberikan oleh Amandemen-8. Meski begitu, perjuangan dan sepak terjangnya dalam dunia politik patut diacungi jempol dan merupakan kickstarter pejuang perempuan yang memimpin negara Muslim. Berbeda dengan Wonder Woman yang anti peluru, Benazir Bhutto meninggal di usianya yang ke-54 akibat dibunuh oleh penembak jitu, dan tak lama setelah itu mobil yang ditumpanginya meledak. Tidak ada penjelasan pasti penyebab kematian apakah karena peluru yang ditembakkan atau karena ledakan.

Mendamaikan dunia dari peperangan apalagi melawan ketidakadilan memang tidak semudah Wonder Woman menghentikan Dewa Ares, tapi setidaknya wanita-wanita luar biasa di atas sudah membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari diri sendiri dengan berani memberikan kontribusi bagi kaumnya. Gimana boys, sudah jatuh cinta belum dengan perjuangan mereka?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE