Sebelum Berasumsi Aneh-aneh, Coba Pahami Dulu Beberapa Fakta Menarik Seputar Umbrella Girls Ini!

Mengapa olahraga balap selalu bisa mengundang masyarakat untuk berbondong-bondong menyimak dengan khidmat? Khususnya bagi kaum Adam, selain balapan memacu adrenalin, balapan juga memberikan hiburan natural bagi cowok. Ya, karena cowok suka dan identik dengan otomotif. Bahkan, nggak jarang juga yang berani bertaruh untuk sebuah pertandingan.

Tapi yang menarik dari balap motor bukan hanya para pembalap dan keseruan saling salip. Ada satu hal yang sangat mencuri perhatian para cowok ketika menonton balapan. Adalah umbrella girls atau gadis payung yang menemani para pembalap sebelum bertanding. Sebelum kamu berpikir aneh-aneh soal gadis payung ini, Hipwee Boys akan memberikan sedikit pemahaman buat kamu nih, para pecinta balap. Yuk, simak ulasan berikut!

Awalnya gadis payung ini diambil dari pasangan para pembalap. Tapi tahun 1960 mulai menggunakan jasa cewek lain

Umbrella girls. via picssr.com

Sebelum tahun 1960, umbrella girls dipilih berdasarkan kedekatan antara pembalap dan pasangannya. Sebab pada saat itu belum ada organisasi atau pihak yang menaungi jasa gadis paddock. Sejarah lain mencatat, umbrella girls pertama kali hanya diperankan oleh satu cewek bernama Rosa Ogawa yang menemani semua pembalap pada event balapan di medio 1960-an. Nah, barulah di tahun 1983 pada ajang 24 Hours of Le Mans, ada usulan untuk mencari umbrella girls untuk setiap pembalap. Di tahun ini juga, mulai ada pihak yang mengorganisir jasa umbrella girls yang memberikan syarat harus punya dasar modeling, cantik, dan bersedia berdiri di bawah terik matahari.

Gaji yang menggiurkan jelas jadi alasan pertama para cewek untuk berdiri memayungi para pembalap di arena pacu

Melayani para pembalap. via motorcycle-usa.com

Dikutip dari berbagai sumber terpercaya dan dari para gadis payung di Indonesia, alasan mendasar para cewek ini adalah karena uang. Honor yang bisa didapatkan dari sebuah event balapan bisa mencapai belasan hingga puluhan juta. Itu hanya sekali event. Bahkan, bagi yang sudah profesional dan berpengalaman, mereka bisa mendapatkan lebih banyak lagi.

Uang memang nggak bisa bohong, tapi perasaan serba salah menjadi pergulatan batin tersendiri bagi para gadis payung

Bikin galau. via pinterest.com

Ya, uang memang bisa menarik siapapun untuk bergelut menjadi gadis pembawa payung di arena pacu. Banyak model kelas teri yang beralih menjadi umbrella girls karena tawaran gaji yang menggiurkan. Tapi satu hal yang nggak pernah kita pahami, mereka harus mengalami berbagai tekanan batin yang cukup mengganggu.

Pasalnya, dengan pakaian serba minimalis itu, mereka harus menerima pandangan dan sapaan-sapaan genit dari berbagai lapisan masyarakat, nggak terkecuali para pembalap yang mereka payungi sendiri. Bahkan sampai sekarang, masyarakat masih menganggap pekerjaan sebagai umbrella girls itu begitu rendahan dan cewek gampangan. Serangan seksual secara verbal inilah yang membuat para gadis payung merasa tertekan. Padahal secara teknis, tugas mereka adalah menemani para pembalap, mencairkan suasana tegang sebelum bertanding, dan menjadi media marketing dari sponsor.

Tapi beberapa tahun lalu, ada gadis payung dari negeri Jiran yang mendobrak stereotip tentang umbrella girls

Umbrella girls muslimah. via www.facebook.com

Pada pertengahan tahun lalu, ajang balap Sepang International Championship menampilkan gadis payung yang berbeda dengan kebanyakan di luar negeri. Tanpa busana minim dan lekuk tubuh nan aduhai, umbrella girls di sana tampil lebih sopan dan menawan.

Adalah pengusaha butik Zetty Jasmy, Jasmi Jamil Abdul Malek yang berinisiatif memamerkan busananya pada SIC 2016 lalu. Tujuannya adalah untuk mengubah pandangan masyarakat tentang gadis payung di arena balap. Terlebih gadis payung di luar negeri yang selalu menampilkan seksualitas cewek. Dan usaha Jasmi Jamil itu berhasil membuat fenomena itu viral di internet. Jelas, hal ini menuai banyak pujian, tapi nggak sedikit juga yang mengkritik upayanya tersebut, dengan beragam alasan.

Ya, seperti itulah faktanya di lapangan. Sebagai gadis payung, pekerjaan ini memang susah-susah gampang. Sebab mereka menerima honor yang tinggi dan pelecehan verbal yang cukup sering. Apapun itu, umbrella girls tetaplah sebuah pekerjaan yang nggak merugikan orang-orang. Toh, lebih baik mengambil pekerjaan ini, daripada nggak bekerja sama sekali, bukan? Masalah persepsi masyarakat, harusnya kita bisa mengubah stigma itu jauh-jauh. Umbrella girls bukanlah profesi seksual yang berkedok!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Senois.