Selain ‘Om Telolet Om’, 7 Hal Ini Bisa Bikin Rakyat Indonesia Kompak. Nggak Pandang Latar Belakang!

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah pengguna media sosial terbanyak di dunia. Sayangnya, sejauh ini, belum banyak movement yang berhasil mendunia. Kita biasanya hanya jadi pengikut hal-hal yang memang sudah viral, bukan yang menciptakan. Namun sebuah hal viral hasil netizen Indonesia kini sukses mendunia. Yak betul, fenomena yang Hipwee Boys maksud adalah “om telolet om”.

Advertisement

Fenomena tersebut berhasil menjadi obat pereda dari demam panas yang sedang menghinggapi Indonesia. Tahu sendirilah kalau negara ini lagi krisis toleransi – sedikit-sedikit wahyudi, sedikit-sedikit pendangkalan akidah. Adanya fenomena “om telolet om” secara tak langsung membuat orang Indonesia bersatu (kecuali mereka yang mengait-ngaitkan “om telolet om” aneh-aneh, mereka mah nggak kita hitung) untuk menikmati hiburan tersebut. Nggak peduli kamu Islam, Kristen, Tionghoa, Batak, Dayak, Jawa, atau apa pun itu yang membuat berbeda, kita sama-sama kompak urusan ini. Tapi, sadar atau nggak, ada tujuh hal lain lho yang bisa bikin orang Indonesia kompak bersatu. Apa aja ya? Yuk, langsung disimak aja!

1. Kalau urusan timnas sepakbola, rakyat Indonesia kompak bisa kompak dari Sabang sampai Merauke buat dukung anak-anak terbaiknya

Garuda di Dadaku

Garuda di Dadaku via images.performgroup.com

Beberapa hari sebelum fenomena “om telolet om” dikenal banyak pesohor dunia, sepakbola berhasil mempersatukan rakyat Indonesia. Apalagi waktu itu kondisinya Indonesia berhasil menembus final. Berjubel dukungan datang dari pelosok negeri. Tak peduli apa latar belakang kamu, kita sama-sama mempunyai impian Indonesia juara. Walau pada akhirnya Indonesia harus menelan kekalahan, rakyat Indonesia tetap bersatu membantu timnas Indonesia mendongakkan kepalanya dari kesedihan.

2. Pun begitu dengan olahraga andalan Indonesia, bulutangkis. Bisa sampai menetes air mata haru kalau lihat keberhasilan putra-putri bangsa

Juara lagi

Juara lagi via assets.kompas.com

Hal yang sama pun terjadi ketika tim bulutangkis Indonesia bermain di ajang internasional. Momen yang biasanya bisa bikin rakyat Indonesia kompak dan bersatu adalah ketika perwakilannya masuk final. Masih inget nggak waktu final Olimpiade nomor ganda campuran tahun ini? Sepasang anak bangsa bikin kita bangga. Aksi pasangan Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir bikin kita campur aduk waktu nontonnya. Degdegan di awal, tapi kemudian bisa bersenang-senang di akhir pertandingan. Owi dan Butet, panggilang akrab mereka, berhasil menyumbang emas untuk Indonesia di ajang tertinggi olahraga dunia tersebut.

Advertisement

3. Pada dasarnya kita ini bisa mendadak nasionalis ketika kedaulatan negeri sendiri diusik. Salah satunya pulau yang diakui negara lain, seperti Malaysia

TNI AU yang menjaga kedaulatan negara di perairan

TNI AU yang menjaga kedaulatan negara di perairan via 3.bp.blogspot.com

Ketika kedaulatan negara ini diusik, kita pun bisa tiba-tiba kompak membela negara kita. Salah satunya ketika ada kasus pulau yang diakui negara lain. Masih ingat polemik Pulau Ambalat beberapa tahun lalu? Pulau yang berada di perbatasan tersebut Indonesia tersebut diakui sebagai bagian dari Malaysia. Ketika polemik tersebut memanas, lebih tepatnya waktu zaman pemerintahan SBY, banyak bangsa Indonesia yang siap perang melawan Malaysia demi kedaulatan negeri.

4. Budaya Indonesia dicuri Malaysia bisa bikin kita kompak bilang, “Ganyang Malaysia!”

Sampe kayak gini lho

Sampe kayak gini lho via v-images2.antarafoto.com

Tatkala Batik, Tari Tortor, Reog, sampai lagu Rasa Sayange dibajak Malaysia, tak ada rakyat Indonesia yang tak geram terhadap pemerintah Malaysia. Dengan kompak, kita mendesak pemerintah Indonesia untuk ambil tindakan tegas. Di satu sisi lain, adanya pencurian budaya tersebut membuat kita ditampar, sebab kita baru peduli terhadap budaya ketika budaya-budaya tersebut dicuri. Sedangkan upaya melestarikan budaya tersebut masih minim.

5. Nggak ada yang suka BBM Naik. Makanya kita bisa kompak buat protes kebijakan tersebut

Naik harga BBM

Naik harga BBM via cdn.klimg.com

Kecemasan dan rasa kritis seluruh rakyat Indonesia selalu mendadak meninggi ketika isu kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) beredar di masyarakat. Terkecuali para pemangku kepentingan, nggak ada sih yang pengen BBM naik. Rakyat soalnya mengerti kalau harga BBM naik, maka harga-harga kebutuhan lainnya bakal naik. Mending kalau pendapatnya naik, ‘kan? Lha ini mah nggak, ya, wajar pada marah massal.

Advertisement

6. Bencana alam mampu membuat rakyat Indonesia saling ulurkan tangan untuk membantu sesamanya yang malang

Galang dana

Galang dana via img.okezone.com

Kalau BBM naik bisa menaikan rasa kritis, maka ketika bencana alam menimpa salah satu daerah, segenap rakyat Indonesia bisa bersama-sama meningkat rasa simpati dan empatinya. Berbagai rakyat yang hidup di berbagai pelosok negeri dapat saling ulurkan tangan untuk membantu para korban. Lihatlah waktu kejadian Tsunami Aceh pada 2004 silam. Tak hanya rakyat Indonesia yang ramai-ramai melakukan aksi kemanusiaan, tapi relawan luar negeri pun banyak yang datang membantu.

7. Hari ulang tahun kemerdekaan RI bikin semua orang kompak buat merayakannya. Setiap daerah punya kekhasannya masing-masing

Kompak euforia

Kompak euforia via www.surakarta.go.id

Kalau ini nggak usah ditanyai lagi sih. Semua orang kompak merayakannya dengan euforia. Namun, bukan hanya ucapan selamat hari kemerdekaan yang dilontarkan rakyatnya, tapi bisa juga mengungkapan rasa sayang pada negeri, lewat kritikan, saran, sampai harapan. Semua hal tersebut mampu berkumpul jadi satu pada momen tersebut. Tak lain dan tak bukan, ya, demi Indonesia yang lebih baik.

Itulah 7 hal yang bisa bikin orang Indonesia kompak. Kalau bisa mah segala hal yang positif, kita kompakin lagi yah. Kurang-kurangi bikin negara ini jadi serba terkotak-kotak. Kasihan para pahlawan yang susah-susah merumuskan Pancasilan dan memilih Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar dan semboyan negara kita.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

A brocoli person.

CLOSE