Salahku Adalah Percaya Bawa Kau Adalah Laki-laki yang Mencintai Jiwaku, Bukan Tubuhku!

Setiap orang tentu ingin memiliki sebuah ikatan atau jalinan asmara yang menyenangkan. Bersanding dengan seseorang yang dapat melengkapi diri kita tentu akan membuat kehidupan menjadi lebih bahagia. Maka dari itu, tak salah ketika kamu datang padaku menawarkan cinta dalam sebuah komitmen hubungan. Selain karena cinta, tentu banyak pertimbangan lain yang kupikirkan sebelum kunyatakan cinta juga padamu.

Advertisement

Tapi semua seperti sia-sia, setelah kejadian waktu itu. Kudapati kamu tak hanya menawarkan sebuah hubungan dengan cinta yang membara. Lebih dari itu, kamu mengharapkan hal yang tak bisa kuberikan. Kecuali memang kita sudah berada pada level hubungan yang lebih tinggi; pernikahan.

Caramu untuk mengenal diriku begitu intim dan hangat. Perjuanganmu yang begitu keras harus kuakui, berhasil membuatku jatuh hati

Begitu hangat. via shutterstock.com

Dengan gagahnya kamu menawarkan sebuah cinta padaku. Sebuah hal yang setiap perempuan inginkan. Serta segala perjuanganmu untuk mendapatkan perhatianku pun cukup besar. Begitu intim dan hangat perhatian dan kasih sayang yang kamu tunjukkan padaku. Percayalah, semua itu berhasil membuatku jatuh hati. Ya, aku jatuh hati padamu.

Satu hal lagi, kau berhasil membuatku percaya akan visi misimu dalam hidup ini. Pandanganmu atas dunia begitu menjanjikan

Aku sempat terpukau. via www.lipstiq.com

Dalam hidup, bukan sarapan yang membuat orang bertahan, melainkan harapan. Perempuan mana yang bisa menolak sebuah harapan yang menjanjikan dari seorang laki-laki yang memiliki segunung cinta untuknya? Seperti ucapanmu waktu itu. Dari sana kudapati kamu memiliki visi dan misi yang mengagumkan. Ya, kuakui aku kagum dengan cara pandangmu atas kehidupan ini. Terlena aku akan ucapan-ucapanmu. Terlebih catatan hati perempuan yang pernah jatuh ke pelukanmu.

Advertisement

Segala hal yang ada padamu memang membuatku luluh. Seperti usahamu dalam bekerja tanpa mengenal peluh dan keluh

Pekerja keras. via www.pexels.com

Ya, saat itu kamu pun berhasil membuatku terpesona sekali lagi, pada kegigihanmu dalam berusaha. Bukan hanya berusaha untuk menaklukkan hatiku, melainkan usahamu dalam bekerja. Tanpa pernah mengeluh, kamu bekerja seperti tanpa beban. Sebagai lelaki, kamu tampak seperti seorang calon suami idaman yang menjadi dambaan setiap perempuan.

Berjalan beberapa waktu bersamamu memang menghadirkan nyaman untukku. Lambat laun, kamu banyak menuntut soal penampilanku

Nyaman. via freepik.com

Memang hanya nyaman dan aman yang kudapatkan dari kehadiranmu. Kamu membimbingku ke jalan agama yang baik, menuntunku menuju cahaya masa depan yang gemilang, dan menggandeng tanganku untuk terus berjuang melewati hari-hari nan berat. Kamu bisa memberikan apa yang kebanyakan perempuan dambakan. Termasuk mengurusi hingga menggurui masalah penampilan. Apa yang salah dengan penampilanku yang kurasa cukup sopan ini?

Ternyata fisik yang kamu lihat. Bisa kusimpulkan, kamu lelaki yang sangat belum dewasa untuk membina hubungan!

Dasar, bocah! via www.muhiloosai.com

Setelah semuanya berjalan normal layaknya sepasang kekasih yang berbagi kasih, ternyata ada yang keliru dari hubungan kita ini. Ekspektasiku padamu yang begitu tinggi, seketika jatuh dan hancur pada tanah kering. Frekuensi kita bertemu pun cukup intens, hingga menimbulkan kecurigaan yang berlebih padaku atasmu. Ya, kamu meminta lebih atas hubungan ini. Terlebih fisik, kamu memaksaku untuk menjadi media bagi birahimu yang tak pernah bisa kamu kendalikan. Hei, maaf, itu bukan jalan hidupku! Kuminta untuk akhiri saja hubungan kita ini, dasar bocah!

Advertisement

Sekali lagi kutegaskan, fisik bukanlah segalanya dalam hubungan. Anggaplah fisik sebagai bonus yang bisa kamu dapatkan!

Kenapa bukan pernikahan orientasimu? via anna-alex.com

Kecewaku jelas nyata. Seribu maaf dan apapun yang kamu tawarkan untukku, itu sia-sia. Tak ada sesuatu yang bisa menambal luka, selain kamu pergi dari hadapanku saat ini juga. Maaf, aku harus mengubur segala rasa yang ada untukmu.

Sakit yang kurasa memang beralasan. Sebuah hubungan tak harus selalu soal bentuk badan. Pergilah kalau hanya itu yang kamu harapkan. Tapi tolonglah hargai aku sebagai perempuan. Masih begitu banyak cita-cita dan mimpi yang belum kugenggam. Jangan kamu pentingkan hasrat seksualmu saja. Cobalah pahami aku atau perempuan lainnya sebagaimana mestinya. Fisik hanyalah bonus semata yang bisa kamu dapatkan nantinya!

Maaf, harus kuakhiri ceritaku kali ini, serta kuakhiri kisah kita berdua. Meski cinta yang kamu tawarkan begitu megah, aku tak sudi menjalin hubungan yang semata hanya karena tubuhku yang indah. Semoga hidupmu lebih berwarna setelah kamu paham, bahwa aku bukanlah perempuan yang bisa dengan mudah kamu taklukan. Apalagi hanya karena kamu tertarik dengan tubuhku. Selamat tinggal!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Senois.

CLOSE