Dilema Copy Paste Saat Unggah Status di Medsos demi Like dan Komentar. Kreativitas yang Terbatas?

Etika media sosial soal copy paste kreativitas

Tanpa terasa media sosial sudah jadi bagian dalam hidup kita secara utuh. Pagi, siang, bahkan tengah malam, media sosial seakan nggak pernah sepi. Buat mereka yang merasa sendirian di kamar kosan, sekarang mereka bisa menghibur diri dengan membaca unggahan teman, menyimak perang komentar, atau sekadar ‘mengintip’ kehidupan orang lewat Instastory di Instagram.

Advertisement

Dengan sejuta permasalahan yang ada di dalamnya, hingga saat ini media sosial masih menawarkan sebuah imbalan yang bisa jadi kebahagiaan semu, di mana jumlah like dan komentar seakan jadi peringkat eksistensi seseorang. Akhirnya dengan berbagai cara, baik dan nggak baik, jutaan orang berlomba-lomba agar ‘terlihat’ dan mendapat perhatian banyak orang. Termasuk membuat unggahan palsu yang sebenarnya sudah pernah diunggah orang lain sebelumnya. Yuk bahas dilema miris ini bareng Hipwee Hiburan!

Belakangan seorang warganet mengunggah foto kecoa yang tampak berwarna silver akibat disemprot cat Pilox. Nggak lupa, dia menceritakan kronologinya

Cukup menggelitik sih insidennya. via twitter.com

Seorang warganet Twitter mengunggah cuitan dan menceritakan bahwa dia baru saja melihat kecoa dan berniat menyemprotnya dengan antiserangga. Sayangnya, dia salah ambil cat Pilox berwarna silver. Alhasil, kecoa pun jadi kelihatan keren.

Sekilas unggahannya memang lucu dan mengundang orang untuk tertawa. Sebagai hewan yang banyak ditakuti orang, kecoa memang jadi momok yang bikin panik. Warganet tersebut pun nggak lupa mengunggah gambar kecoa silver yang keliatan super keren.

Advertisement

Ternyata foto tersebut juga diunggah akun Twitter lain, namun dia membantah telah melakukan copy-paste. Sayang, ada warganet yang lebih canggih yang menunjukkan bukti lebih nyata

Terciduk nih~ via twitter.com

Warganet satu ini kemudian dapat tuduhan sudah copy-paste kicauan orang. Dia pun membantah bahwa justru orang itu yang telah menjiplak cuitannya. Nggak berhenti sampai di situ, karena ada yang penasaran dan kemudian mencari, akhirnya terungkap fakta yang mencengangkan lho. Memang sih, pengunggah kecoa silver nggak menjiplak kicauan orang lain, tapi justru dia menjiplak salah satu artikel dari situs humor terkenal yaitu 9gag.

Setelah diberikan bukti nyata, akhirnya diketahui kalau kalimat yang dia unggah pun pada dasarnya sama persis dengan versi bahasa Inggris-nya. Wah, gawat banget, kan? Cuitan ini kemudian viral sebagai tweet ‘copy-paste‘ dan banyak warganet yang ikut berkomentar. Gagal jadi selebtwit kece dong~

Aksi mengunggah konten yang sebenarnya milik orang tanpa mencantumkan kredit belakangan jadi masalah. Mungkin sudah saatnya kita sadar etika!

Advertisement

Langsung terdeteksi lho kalo copas… via twitter.com

Tanpa mendiskreditkan kasus di atas, saling jiplak konten ternyata sudah sering terjadi di media sosial. Bahkan mereka yang ngakunya selebtwit juga terkadang berani jiplak konten lucu dari warganet lain yang belum terkenal. Saking seringnya, sekarang ini banyak akun di Twitter yang khusus mengunggah info twit jiplakan. Seakan sudah jadi maklum, hari demi hari tetap ada saja konten yang dijiplak tanpa mencantumkan sumbernya.

Secara materiel, pencurian konten seperti ini memang nggak banyak menimbulkan kerugian. Tapi secara morel, budaya ini jadi kebiasaan yang memalukan. Jangan sampai deh, yang begini jadi maklum. Ingat nggak waktu kita suka ngatain negara tetangga itu plagiat? Kayaknya sekarang kita yang perlu mawas diri. 🙂

Memang sih belum ada aturan hukum secara resminya, tapi apa nggak malu kalau terkenal dan viral akibat mencuri status orang?

Cobalah untuk menghargai orang lain, dan lebih percaya diri. via www.bravotv.com

Sebenarnya bukan masalah kerugian yang didapatkan, tapi lebih ke mental dan etika bermedia sosial. Terkadang kita nggak pernah tahu, apakah unggahan seseorang itu begitu berarti buat dia, dipikirkan sedemikian rupa, sehingga bisa membuat banyak orang tertawa. Tapi dengan mudah, unggahan dijiplak demi likes dan komentar warganet. Seberapa berharga sih eksistensimu sampai mengorbankan moral dan etika?

Secara hukum, unggahan memang sulit ditelusuri hak ciptanya. Tentu, selain akan sangat panjang prosesnya, mematenkan hak cipta demi unggahan dirasa terlalu berlebihan. Namun setidaknya dengan adanya kesadaran bahwa budaya plagiasi itu sama sekali nggak dibenarkan, akan membuat banyak orang tergerak buat nggak memakluminya. Justru akan lebih baik dan memuaskan kalau kamu mendapat like dan komentar dari unggahanmu sendiri dan hasil pemikiranmu yang orisinal. Lebih bijak lagi ya, Guys!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE