Dunia Harus Belajar Pada Anak 14 Tahun Bernama Ahmed #IStandWithAhmed

Bocah berusia 14 tahun bernama Ahmed mencuri perhatian dunia. Sejak beberapa hari yang lalu, jejaring sosial penuh dengan tagar #IStandWithAhmed. Tagar tersebut merupakan bentuk dukungan netizen untuk Ahmed, seorang bocah yang tertangkap karena dituduh membuat bom.

Ahmed Mohamed membuat sebuah jam yang dituduh sebagai bom oleh pihak sekolahnya.

Si jenius yang dituduh membuat bomb

Si jenius yang dituduh membuat bom via www.buzzfeed.com

Advertisement

Remaja ini ditahan pada hari Selasa lalu di Irving, Texas karena membawa jam yang dibuatnya sendiri ke sekolah. Gurunya menyangka jam tersebut adalah sebuah bom. Ahmed adalah seorang anak kelas sembilan di MacArthur High School. Dia mengaku gemar membuat penemuan dan aktif dalam kegiatan robotic. Ahmed mengaku ingin membuat para gurunya terkesan dengan jam buatannya tersebut.

Pada mulanya, Ahmed menunjukkan hasil rakitannya tersebut pada guru teknik pada hari Senin pagi. Guru tersebut menyuruh Ahmed untuk tidak menunjukkan jam buatannya pada guru lain. Ahmed pun menyimpannya di tas. Kemudian, guru Bahasa Inggris mendengar suara alarm pada saat pelajaran. Setelah kelas usai, Ahmed menunjukkan jam buatannya kepada guru tersebut. Guru tersebut berkata bahwa bentuknya mirip bom dan Ahmed mengatakan bahwa itu tidak mirip bom sama sekali.

Pihak sekolah menelpon polisi. Kepala sekolah dan staf sekolah menarik Ahmed dari kelas. Dia dijejali pertanyaan dan diborgol. Yang menakjubkan, pada saat kejadian itu, Ahmed memakai T-Shirt bertuliskan NASA!

Advertisement

Penangkapan Ahmed ini dinilai sangat aneh, fakta bahwa dia bukan kulit putih diduga menjadi penyabab kenapa jam buatannya dipermasalahkan.

Mirip bomb?

Mirip bom? via www.buzzfeed.com

Ayah Ahmed menduga ada isu lain yang menyebabkan anaknya tertangkap. Elhassan Mohamed, ayah Ahmed, mengatakan bahwa ini merupakan salah satu contoh dari Islamphobia. Sementara itu, dikutip dari wawancaranya dengan Aljazeera , Ahmed mengatakan bahwa perlakuan buruk tersebut ia terima karena dia adalah seorang muslim.

Advertisement

“Ada banyak stereotipe diberikan untuk orang-orang asing dan mereka kebanyakan memiliki nama Islam.”

Belum ada tanggapan mengenai hal itu dari pihak kepolisian maupun sekolah. Bahkan belum ada pernyataan maaf dari pihak sekolah. Yang pasti, Kepolisian Irving mengatakan bahwa Ahmed dituduh membuat benda yang menyerupai bom atau hoax bom. Benda tersebut dinilai dapat membuat khawatir lingkungan di sekitarnya sehingga perlu adanya tindak lanjut.

Tertangkapnya Ahmed mendapat perhatian publik. Tagar #IStandWithAhmed beredar di dunia maya. Sejumlah CEO dan politisi pun turut memberikan dukungan untuk Ahmed.

Di sisi lain, insiden tersebut membuat mata dunia tertuju pada Ahmed, bocah yang terpenjara karena kejeniusannya. Sebagai bentuk dukungan untuk remaja empat belas tahun tersebut, netizen membuat tagar #IStandWithAhmed. Tagar tersebut pun menjadi trending topic di dunia maya. Tak hanya itu, dukungan pun ditunjukkan oleh sejumlah tokoh Amerika Serikat. Bahkan, CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengajak Ahmed untuk datang menemuinya.

Pelajaran berharga dari kejadian yang menimpa Ahmed adalah: kecerdasanmu tak akan pupus walau tubuhmu terpenjara sekali pun.

Good job!

Good job! via twitter.com

Hanya karena kegemarannya bereksplorasi, Ahmed dituduh sebagai perakit bom. Entah apakah ada unsur lain yang membuat dia sebagai tertuduh. Yang pasti, karena tuduhan tersebut dunia jadi mengenal Ahmed. Bahkan tokoh-tokoh besar mengundang Ahmed untuk bertemu dengannya. Pastinya, dukungan masyarakat sangat penting untuk Ahmed mengingat dia masih sangat muda. Kejadian ini tentu akan menimbulkan trauma baginya. Semoga dengan banyaknya dukungan yang diterima, Ahmed tidak kapok untuk membuat suatu penemuan baru. Dengan kejadian ini, semoga Ahmed semakin terpacu untuk belajar dan membuat penemuan yang bermanfaat untuk orang banyak.

“Ini bukan karya pertamaku, dan pastinya tidak akan jadi karya terakhirku. Beberapa orang bisa melakukan sesuatu (hal buruk) padaku, tapi bukan berati mereka bisa mengubah diriku.” ujar Ahmed pada Aljazeera .

Dari kejadian Ahmed ini, kita bisa mengerti satu hal, bahwa tak ada yang mampu memenjarakan intelektualitas. Raga bisa terpasung, namun jiwa dan pikiran akan tetap mampu mengembara. Semoga atas kejadian Ahmed ini, anak-anak remaja tidak menjadi takut untuk terus berkarya.

Tetap bekreasi untuk semua anak remaja di dunia! Stay cool, guys!

Posted by Mark Zuckerberg on Wednesday, September 16, 2015

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE