Berhubungan dekat dan berkomunikasi intensĀ dengan seseorang, lama-kelamaan kamu mulai memendam perasaan. Kamu pun bertanya-tanya, apa dia juga punya rasa yang sama? Sayangnya, setiapĀ kamu berusaha menunjukkan perhatian lebih ke dia, dia nggak pernah membalas dengan perhatian yang sama.Ā Kamu punĀ merasa jadi korban friendzone.
Tapi bentarā¦kamu yakinĀ dia sengaja menaruhmu diĀ friendzone? Atau jangan-jangan, sebenarnyaĀ dia bersikap biasa-biasa saja tanpa maksud apa-apa?
Nah lho, jangan ge-erĀ dulu ya!
1. Memang sih, setiap hari dia selalu menyempatkan kirim SMS atau telepon kamu
Sedih sih mengakuinyaā¦tapi karena kamuĀ jomblo sejati, emang cuma dia yang rajin SMS kamu.
Selain yang beginianā¦
2. Kadang, apa yang mau diomongin emang nggak penting-penting banget. Dia bilang:āHmmā¦cuma pengen SMS aja kokā¦ā
āOh, gitu? Cuma pengen SMS? Kalau aku pengen lompat dari Monas, nih! Gimana menurut kamu?ā
*sensi atau sewot adalah gejala yang diderita orang-orang yang merasa terdzolimiā¦ eh, ter-friendzone!
3. Sering ngobrol di SMS atau telepon, kalian terbiasa curhat-curhatan
Setelah satu jam cerita tentang mantannyaā¦
Dia: āKamu udah pernah pacaran belum, sih?ā
Kamu: āBelum. Aku 20 tahun jomblo. Nggak pernah pacaran, sekalinya naksir orang malah jadi korban friendzoneā
*nggerus sih nggerus, tapi jangan jujur banget gitu, bro!*
4. Dia adalah cowok yang paling sering ke rumahmu, atau cewek yang rumahnya udah jadi rumah kedua buat kamu
āMas, Mbak, karena bukan muhrim jadi jangan sering-sering main ke rumah, ntar digrebek satpam komplek!ā
5. Ayah, ibu, pakdhe, budhe ā semua tau kalau dia itu āehem-ehem-nyaā kamu
Pada suatu hari Minggu di teras rumah. Ketika itu, rumah lagi acara arisanā¦
Budhe: (sambil senyum-senyum) āLho, pacarnya kok nggak diajak masuk?ā
Kamu: (nyengir) āEh iya, Budhe. Eh, bukan. Eh, anu budheā¦anuā¦ā
#mendadak gagap
6. Ini ekspresi teman-temanmu setiap kamu menyebut namanyaā¦
Temen 1: āEh, malem Minggu kemarin lo kemana sih, nggak ikutan kita ngumpul?ā
Temen 2: āAcara kemana, Lo?ā
Temen 3: āSakit?ā
Temen 4: āWah, jangan-jangan belajar buat ujian besok?ā
Kamu: āOh, kagak. Gw nonton samaā¦(sebut nama dia)ā
Temen 1,2,3,4: āCiyeeeeeā¦ciyeeeeeeeeeeeeeeā¦ terus kapan jadiannya?ā
Kamu: *diam seribu bahasa* *sakitnya disini!* (tunjuk dada)
*dan berlanjut dengan bullying karena kamu dianggap sebagai terduga korban friendzone.
7. Gimana nggak āciye-ciyeā, hampir tiap hari dia ngajakin kamu keluar bareng
Berangkat bareng, duduk di kelas sebelahan, pulang kuliah bareng, sampai malam Minggu pun pergi bareng.
āBro, sis, yang kemana-mana berdua harusnya cuma T*TEK!ā
Ā
8. Dia jadi cowok yang sering antar jemput kamu, atau cewek yang biasa kamu antar jemput
Kalau ini yang terjadi, harusnya kamu bertanya pada dirimu sendiri:
Jadi, statusnya apa nih? Pacar, temen, apa tukang ojek?
9. Agenda wajib adalah makan barengā¦
Kalau ada yang nemenin, ya ngapaian makan sendirian? Kalau kamunya mau diajak makan setiap saat, kenapa enggak?
Nah lho, masih berpikir kalau dia nge-friendzone kamu?
10. Selalu ada aja acara nongkrong atau nonton berduaā¦
Jangan ge-er. Kenapa dia sering ngajakin kamu pergi bareng? Alasannya adalahā¦
dia nggak punya temen lain!
11. Kamu merasa terbang ke langit ke-7 karena dia selalu bayarin kamu ketika keluar bareng
Mas-mas burjo: āJadinya, 35 ribu, mbakā
Dia: āUdah, aku ajaā
Kamu: āEh, tapi ākan..ā
Dia: āSantaiā¦ā
Kamu: (alhamdulilah dapet makan gratis, duit bisa ditabung buat naik haji)
Sebelum merasa ter-friendzone,Ā coba tanya dulu sama teman-temannya. Jangan-jangan dia memang dermawan atau kebanyakan uang.
12. Bahkan, ketika belanja kebutuhan pribadi pun, dia juga santai aja ngajakin kamu
Dia: āEh, nanti malem temenin aku, yuk!ā
Kamu: āTemenin? Ngapain?ā
Dia: āBeli pakaian dalamā
Kamu: ā¦(bengong 2 jam)
13. Kamu adalah orang pertama yang dimintai bantuan ketika dia lagi susah
14. Sama halnya ketika dia punya masalah sama keluarganya
(ketok-ketok pintu rumahmu)
Kamu: (buka pintu) āKenapa, lo?ā
Dia: āAku diusir dari rumahā
Kamu: āLho, kenapa emang?ā
Dia: āGara-gara belum beres skripsiā
(menerimanya dengan pintu rumah terbuka)
15. Dia juga selalu jadi yang pertama ngucapin āselamat ulang tahunā
āIye, ustadzā
#eh salah
16. Kasih kejutan yang nggak kamu sangka-sangka
Emang, apa kejutannya?
Bingung sama hubungan kalian, rasanya pengen bilangā¦..
17. Belum cukup? Dia pun pernah gandeng tanganmu ketika nyebrang jalan
Berharap bisa mengulang kenangan manis ini, kemana-mana kamu ngajakin dia jalan kaki.
āJalan kaki? Woy, capek woy!ā
18. Dia juga pernah merangkul bahumu
āKalau kayak gini, siapa yang salah?ā
āSalah gw?ā
āSalah temen-temen gw?ā
19. Momen yang paling bikin kamu meleleh adalah ketika dia mengusap-usap kepalamu
Gw harus keramas tiap hari! HARUS!
20. Dia selalu bisa kasih senyuman yang bikin kamu bilang āahā¦awesomeā
21. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, dia gak pernah menunjukkan usaha lebihnya buat mengajakmu serius
Kamu: āJadi kita gimana nih?ā
Dia: āGimana apa?ā
Kamu: āYa gimana?ā (sambil pasang muka penuh kode)
Dia: āYa nggak gimana-gimana. Emang gimana?ā
Kamu: (dalam hati) BUNUH AJA AKU MAS! BUNUH!
22. Omongan yang āmenjurusā ke arah pacaran juga nggak pernah ada
Mau dapatĀ nuggetĀ kayak gini, plus tulisan diatasnya juga.
TAPI-KAPAN-YA-KIRA-KIRA? *senyum pahit*
23. Merasa jadi korban friendzone, kamu pun terus bertanya-tanya dalam hati ākenapa aku?ā
āTenang, Mbak. Nyebut, Mbak!ā
22. Meskipun hatimu menjerit, kamu tetap bersyukur punya dia disampingmu
Lepas dari apa yang kamu rasakan, dia memang TEMAN yang selalu ada buat kamu. Di saat bahagia maupun ketika kamu sedang terpuruk, dialah yang mendampingi dan memberimu semangat.
23. Sadar bahwa perasaan āmerasa di-friendzoneā membuatmu lelah, satu-satunya yang bisa kamu lakukan adalah BERDOA
Nih, doa andalan orang-orang yang mengalami penderitaan cintaā¦
āYa Tuhan, kalau dia memang jodoh saya tolong di dekatkan, kalau bukan tolong tetap didekatkan eh, dijauhkanā
24. Santai aja deh, gak usah terlalu dipikirin. Goyang dulu boleeeh
Daripada pusing, mending goyang Bang Jali dulu deh. Buat obat pelipur lara.
25. Walau sekarang terjerat jebakan friendzone tak berujung, suatu hari kamu pasti bisa ketemu dia yang mencintaimu dengan sama besarnya
Hati manusia memang nggak bisa ditebak-tebak, ya. Yang jelas, kamu nggak salah kok ketika merasa di-friendzone setelah mengalami hal-hal seperti di atas.
Tapi, sekalipun punya harapan besar untuk hubungan yang lebih jauh (pacaran), siapkan juga hatimu untuk kemungkinan terburuk. Mungkin, dia memang menganggapmu sebagaiĀ sahabat aja. #buru-buru bunuh diri