Indosat Ooredoo Akan Rilis Seri Dokumenter di Balik ‘Collabonation Camp’ yang Libatkan Kolaborasi 7 Musisi

Indosat Ooredoo Collabonation Camp

Beberapa orang sepakat kalau kondisi maha sulit yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19, seharusnya nggak membuat kreativitas berkarya ikut-ikutan terseret ke dalam jurang krisis yang sama.

Advertisement

Bersepakat dengan itu, Indosat Ooredoo menginisiasi sebuah kegiatan bertajuk ‘Collabonation Camp’ yang telah sukses digelar pada Desember 2020 lalu. Kegiatan ini merupakan cara Indosaat Ooredoo membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang dalam berkarya.

Collabonation Camp digelar dengan tujuan menginspirasi anak muda untuk terus berkarya

SPV Head of Brand Management & Strategy Indosat Ooredoo, Fahroni Arifin dalam Intimate Screening Collabonation Camp The Series & Special Jamming Performance via Zoom, Rabu (17/2/2021) (dok. Tangkapan layar/Zoom) via www.hipwee.com

Collabonation Camp bisa dibilang semacam residensi untuk para seniman musik. Selama 7 hari 7 malam, sebanyak 7 musisi Indonesia yang telah melewati serangkaian protokol kesehatan, ditempatkan di satu tempat (yang juga taat protokol kesehatan) untuk berkolaborasi menciptakan karya.

SPV Head of Brand Management & Strategy Indosat Ooredoo, Fahroni Arifin mengatakan lewat Collabonation Camp ini mereka ingin menunjukkan kepada anak-anak muda bahwa keterbatasan bukan halangan untuk berkarya.

Advertisement

“Dengan Collabonation Camp ini kita berharap (dapat) menginspirasi anak-anak muda, khususnya pengguna IM3, bahwa pandemi masih akan berlangsung tetapi tidak akan lantas membuat kita menyerah,” kata Roni dalam Intimate Screening Collabonation Camp The Series & Special Jamming Performance via Zoom, Rabu (17/2/2021).

7 musisi yang berkolaborasi selama 7 hari 7 malam ciptakan 3 lagu

(dok. Tangkapan layar/Zoom) via www.hipwee.com

Tujuh musisi yang mengikuti Collabonation Camp ini adalah Iga Massardi, Asteriska, Kunto Aji, Baskara Putra (Hindia), Sal Priadi, Rendy Pandugo, dan Petra Sihombing. Pemilihan tujuh musisi yang lekat dengan karakter masing-masing tersebut menghasilkan tiga lagu berjudul Irama, Putaran, dan Angin di Lautan.

Advertisement

“Secara tema, tiga lagu (yang kami ciptakan) tidak jauh-jauh dari “how to survive“. Hal ini nggak lepas dari kondisi pandemi,” kata Iga Massardi, penggawa Barasuara yang bertindak selaku produser untuk tiga lagu tersebut.

Lebih lanjut dijelaskan, lagu Irama memiliki nuansa kontemplasi yang disajikan dengan musik cheerful dan up beat. Sedang untuk judul Putaran, tema yang sama dibawakan dengan nuansa akustik yang lebih intim dan sensitif. Sementara untuk judul Angin di Lautan, Iga menganalogikannya sebagai puncak kontemplasi, yakni memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya.

“Meski mengusung tema yang sama, lagu-lagu tersebut dibawakan dengan mood yang berbeda. Sehingga pesan yang ingin disampaikan bisa ditangkap pendengar dalam mood yang berbeda-beda pula,” imbuh Iga.

Survive sebagai tema besar adalah pesan yang ingin disampaikan oleh Indosat Ooredoo. Meski begitu, Roni menjelaskan dalam proses kreatifnya, tim Indosaat Ooredoo nggak melakukan intervensi kepada musisi yang terlibat, selain hanya menekankan pesan yang harus tersampaikan.

“Setiap kolaborasi dengan musisi, IM3 nggak pernah request kata-kata tertentu. Kita sepakat dengan pesan yang ingin disampaikan saja. Jadi (Collabonation Camp) nggak ada brief khusus. Musisi bebas dan berhak mengekspresikan pesan yang ingin kita sampaikan,” terang Roni.

Ia pun menegaskan kalau karya yang terbaik dapat diciptakan dalam kondisi yang tidak mengekang. Oleh karena itu, dalam Collabonation Camp, Indosat Ooredoo hanya perlu memastikan musisi dapat berproses dengan lancar, nyaman, dan apa adanya.

Indosaat Ooredoo akan merilis seri dokumenter yang menampilkan proses kreatif 7 musisi di Collabonation Camp

(dok. Tangkapan layar/Zoom) via www.hipwee.com

Nah, untuk dapat memberi gambaran bagaimana proses di balik terciptanya suatu karya musik, Indosat Ooredoo selain akan merilis tiga lagu di atas, terlebih dahulu akan merilis seri dokumenter bertajuk Collabonation Camp The Series.

Sama seperti jalannya proses kreatif penciptaan musik, Roni mengatakan dalam seri dokumenter yang akan tayang di kanal YouTube IM3 Ooredoo ini, para musisi yang disorot kamera bertindak natural karena nggak diarahkan oleh sutradara.

“Collabonation Camp The Series dibuat tanpa skrip. Peran kamera di sini hanya menangkap momen,” katanya.

Adalah penting menurut Roni untuk menampilkan proses di balik penciptaan sebuah karya musik, karena selama ini khalayak pendengar cenderung hanya mengetahui dan menikmati hasil akhir dari karya. Padahal proses adalah bagian nggak kalah penting.

“Makanya kenapa nggak ada brief adegan, karena (kita) ingin menunjukkan proses (menciptakan musik) yang senyata mungkin,” imbuhnya.

Collabonation Camp The Series direncanakan akan tayang dalam enam episode. Roni memastikan episode pertama akan tayang pada tanggal 19 Februari 2021.

Nggak seperti bayanganmu, proses kreatif bikin musik yang dilalui 7 musisi di Collabonation Camp nggak melulu serius. Lewat seri dokumenter ini kamu akan menyaksikan kalau proses penciptaan musik bisa semenyenangkan itu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

I know I glow up

CLOSE