Ini Kerjaan Marsya Gusman Usai Jadi Jawara Miss Internet Indonesia 2017, Tertarik Ikut Tahun Ini?

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang berdiri sejak 22 tahun lalu memiliki andil besar dalam pengembangan jaringan internet di Indonesia. Asosiasi ini mengatur banyak hal yang berhubungan dengan internet, mulai dari tarif jasa internet, jumlah provider,  negosiasi tarif infrastruktur jasa telekomunikasi, dan lain sebagainya.

Advertisement

Nah, agar lebih dekat dengan masyarakat dalam mengkampanyekan internet sehat dan bijak bagi seluruh kalangan, APJII mengadakan ajang Miss Internet tingkat provinsi sejak 2013 lalu. Ajang ini bertujuan untuk mencari duta yang mampu mengedukasi publik dari berbagai kalangan dalam penggunaan internet. Tahun lalu, APJII pun memperluas ajang ini dan naik ke taraf nasional. Dan Miss Internet Indonesia pertama yang terpilih adalah gadis asal Jakarta yang juga pernah menyabet gelar Miss Earth Best Talent 2016 dan Duta Badan Narkotika Nasional (BNN).

Marsya Gusman terpilih sebagai Miss Internet Indonesia (MII) 2017 yang digelar beberapa waktu lalu

Marsya Gusman MII 2017 via missinternet.id

Mengalahkan 35 finalis lainnya, nama Marsya Gusman keluar sebagai pemenang dalam ajang Miss Internet Indonesia (MII) 2017 yang digelar April tahun lalu. Ia merupakan perwakilan dari DKI Jakarta yang bertarung melawan 11 provinsi lainnya. Nggak hanya mengerti tentang seluk beluk internet, Marsya juga aktif di dunia enterpreneur. Dalam babak final yang menyisakan tiga orang finalis, lulusan jurusan bisnis  Universitas Deakin, Melbourne, Australia ini menarik perhatian dewan juri dengan presentasinya bertajuk “Internet for Everyone”. yang menunjukan bahwasanya internet harusnya mudah dipahami oleh semua kalangan. Dan ia ingin mengkampanyekan internet sehat dan positif bagi publik.

Sejak resmi menerima gelar tersebut, Marsya aktif dalam berbagai talkshow ataupun diskusi yang berhubungan dengan internet

jadi pembicara via www.instagram.com

Setelah terpilih menjadi MII 2017, Marsya memiliki andil besar untuk memperkenalkan Miss Internet itu sendiri. Dalam jangka waktu satu tahun setelah dirinya mendapatkan gelar MII, Marsya mengemban tugas untuk mempromosikan berbagai kampanye pemerintah dalam penggunaan internet yang aman, melawan hoax, dan melek internet bagi semua kalangan publik.

Advertisement

Selama beberapa bulan terakhir, Marsya pun disibukan dengan berbagai diskusi dalam beberapa kesempatan, seperti Sosialisasi Peranan Teknologi dalam Tata Kota lewat E-Government bersama Pemprov DKI Jakarta, Kajian dan Penyusunan “Pedoman Penggunaan Media Sosial Pada Anak” bersama KPPAI, berbagai gelar wicara yang diadakan akademisi, pemerintah, maupun perusahaan, dan masih banyak lagi. Nggak hanya itu, sebagai MII, tentu saja Marsya mempergunakan media sosialnya untuk berbagi pemikiran tentang internet itu sendiri. Ia sering mengunggah pemikiran atau opininya mengenai penggunaan internet zaman sekarang dan bagaimana itu bisa dimanfaatkan sebagai ladang bisnis, khususnya bagi kaum milenial.

Miss Internet memang belum termasuk ajang kecantikan yang populer seperti Miss Indonesia atau Puteri Indonesia

MII 2017 via www.instagram.com

Sebenarnya, Miss Internet telah diadakan APJII sejak tahun 2013, namun kala itu masih hanya tingkat provinsi. Selama tiga tahun, Miss Internet hanya dikhususkan di Bali. Pada tahun 2017 kemarin, barulah pemilihan Miss Internet ini digeser ke tingkat nasional. Sebanyak 12 provinsi mengirimkan beberapa perwakilan mereka untuk bersaing mendapatkan mahkota MII.

Mungkin masih banyak yang belum tahu dengan keberadaan ajang kecantikan yang satu ini. Mengingat usianya yang masih sangat muda, yaitu baru satu tahun di tingkat nasional, wajar saja jika MII belum sepopuler ajang serupa, seperti Miss Indonesia ataupun Puteri Indonesia. MII masih harus melewati jalan panjang untuk bisa setara dengan ajang kecantikan lainnya.

Advertisement

Tujuan mulia seperti itu harusnya membuat Miss Internet menjadi ajang yang bergengsi di seluruh wilayah Tanah Air

Ajang yang cukup bergengsi via missinternet.id

Namun, mengingat visi-misinya yang memang relevan di zaman sekarang, harusnya MII bisa jadi ajang kecantikan yang perlu diperhitungkan. “Mengedukasi masyarakat untuk menjelaskan manfaat internet dan supaya orang dapat menggunakan teknologi dunia maya tersebut dengan lebih cerdas, produktif dan kreatif”, tentu saja menjadi poin yang sangat positif. MII inipun diharapkan mampu membantu program pemerintah melawan hoax, dan mengkampanyekan internet sehat. Mulia sekali bukan?

Apalagi di zaman sekarang di mana penggunaan media sosial dan internet kian rentan memuat hal-hal negatif

bijak dalam mengakses internet via missinternet.id

Penggunaan internet, terutama media sosial memang semakin tak terkendali. Kurangnya batasan jelas atau aturan yang mengikat, membuat siapa saja merasa sebebas mungkin dalam menggunakan media sosial. Beruntung jika peluang tersebut dimanfaatkan untuk melakukan hal positif seperti bisnis, menyebarkan informasi penting, dan sejenisnya. Tapi yang sungguh disayangkan ketika media sosial dan internet dijadikan wadah untuk menyebarkan ujaran kebencian, hoax, bahkan melakukan tindak kriminal. Internet yang bisa diakses oleh siapa saja, tanpa ada batasan usia membuat mereka yang masih di bawah umur ditakutkan jadi sasaran hal-hal negatif ini.

MII diharapkan mampu memberikan edukasi sejak dini bagi semua khalayak untuk lebih bijak dalam menggunakan internet. Nggak hanya mengandalkan penampilan yang cantik dan menarik, tapi MII lebih butuh sosok yang pintar dan melek teknologi. Jika kamu tertarik menjadi bagian dari ini, maka persiapkan diri dari sekarang, karena MII 2018 akan mulai mengadakan babak penyisihan Oktober nanti. Yuk berkontribusi lebih luas dan lebih nyata lagi demi generasi pengguna internet yang bijak 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pemerhati Tanda-Tanda Sesederhana Titik Dua Tutup Kurung

CLOSE