Jamaah Masjid Ini Menyumbangkan Rp. 50 Juta Untuk Membantu Perbaikan Geraja yang Dirusak

Kabar yang membuat kamu optimis bahwa masih ada kerukunan antar umat bergama di dunia ini bermula di bulan Mei 2015, ketika patung Yesus yang berada di depan gereja St. Catherine of Siena yang berada di Mississauga, Ontario, Kanada dicoret-coret oleh pihak yang tak bertanggungjawab. Wajah patung Yesus tesebut menghitam dan jari-jarinya hancur. Namun, itu hanya segelintir dari beragam tindakan vandalisme terhadap gereja Katolik yang terjadi di sana.

Advertisement

Sebelumnya ada banyak kejadian pengerusakan yang dilakukan terhadap gereja Katolik. Menurut Register Katolik, pada awal tahun, seseorang pernah merusak dan merobek halaman buku Sakramen. Sebelumnya lagi, gereja Katolik dan sekolah Katolik dicorat-coret dengan cat oleh seseorang.

Hamid Slimi, imam dari Masjid Sayeda Khadijah Center pun datang untuk berkunjung ke gereja St. Catherine of Siena.

Advertisement

Salah seorang imam masjid terdekat dari gereja pun datang untuk berkunjung. Hamid Slimi, imam dari Masjid Sayeda Khadijah Center itu mengunjungi Romo Camillo Lando untuk melihat sendiri vandalisme yang merugikan gereja tersebut. Imam Hamid merasa prihatin atas kejadian yang menimpa gereja tersebut dan menanyakan apa yang bisa dilakukan komunitas muslim untuk gereja tersebut. Romo Lando pun menjawab bahwa saat ini yang paling dibutuhkan adalah dana untuk memperbaiki segala kerusakan di gereja tersebut.

Slimi kembali ke masjid untuk menyebarkan berita vandalisme tersebut kepada jamaah. Hasilnya, masjid berhasil mengumpulkan $ 5.000 dalam satu hari.

Advertisement

“Saya ingin memberi tahu jemaat gereja, bahwa ada orang yang juga merasakan sakit yang mereka rasakan,” ujar Slimi dalam sebuah khotbah Jumat.

Dari khotbah tersebut, jamaah masjid pun berhasil mengumpulkan 5.000 dollar Kanada untuk di sumbangkan kepada gereja yang mengalami kerusakan. Slimi pun segera menyampaikan donasi tersebut.

Setelah menerima sumbangan dari masjid, Romo Lando segera mengabarkan kabar baik tersebut kepada jemaatnya pada saat misa Minggu.

“Saya akan memberitahu jemaat saya bahwa (sumbangan) itu benar-benar sikap yang indah dan murah hati dari mereka, dan itu juga merupakan tindakan keyakinan dan pemahaman. Kami berjalan bersama dalam komunitas ini. Kami menjaga iman kita, dan kita harus menghormati dan menghargai orang dari agama lain,” kata Romo Lando kepada Toronto Star .

Slimi mengatakan, saat ini dia menerima panggilan dan email dari orang-orang di Amerika Serikat dan Eropa yang terinspirasi oleh kemurtahan hati jemaahnya. Tapi, katanya, membantu orang lain hanyalah bagian dari imannya.

“Kami tidak percaya pada diskriminasi ketika datang untuk amal, Anda memberikan amal untuk siapa pun yang membutuhkan itu. Pemahaman kami tentang ibadah adalah pelayanan kepada umat manusia,” kata Slimi.

Tak perlu mencari perbedaan, kita semua setara dalam hal kemanusiaan.

Semua sama dalam kemanusiaan

Semua sama dalam kemanusiaan via www.islamtoleran.com

Kisah jemaah masjid yang mengumpulkan sumbangan untuk gereja tersebut mengajarkan kita satu hal. Bahwa ternyata tak ada perbedaan untuk amal dan kemanusiaan. Beramal dan menolong bisa dilakukan pada siapa saja yang sedang membutuhkan tanpa pada suku, agama, ras, atau pun golongan.

“Di bulan suci ini, tak ada yang lebih indah selain berbagi kepada sesama. Sudah kah kamu berbagi?”

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE