Pertama-tama Hipwee mau ngasih kalian pertanyaan:
Apakah kalian pernah mengalami hal seperti ini? Atau yang kejadiannya kurang lebih serupa? Atau bagaimana kah perasaan kalian jika melihat peristiwa semacam ini?
Tukang spoiler adalah mereka yang dengan atau tanpa sengaja, suka membeberkan cerita sebuat film, buku, serial dan semacamnya kepada orang-orang yang belum mengetahuinya. Sehingga menyebabkan nilai penasaran dan harapan pada sebuah karya menjadi berkurang. Kelihatannya mungkin memang sepele, ada yang menanggapinya dengan santai. Tapi nggak sedikit di antara kita yang bete banget kalau sampai dapat spoiler.
Rasanya tuhā¦ uuughhā¦ yah, rasanya mungkin kurang lebih bakal kaya yangĀ Hipwee jabarin di bawah ini. Kamu juga salah satu bagian dari umat yang kesel sama spoiler nggak? Yuk kita cek bersama.
1. Nonton atau beli buku baru itu pake duit, bukan pake daun. Kalau kamu belum sempat menikmatinya tapi rasa penasarannya sudah dirusak oleh tukang spoiler, gimana gak bikin keki?
Salah satu yang kita bayarĀ dari karya-karya semacam itu ākan kepuasan dari memenuhi rasa penasaran. Pengalaman pribadi juga, saat mengetahui hal-hal baru dari sudut pandang orang pertama. Nah kalau dikasih spoiler seenaknya begitu, apa nggak sia-sia duit kita?!
2. Hati-hati kalau ngomong āNggak sabar, akhirnya bakal nonton film yang kutunggu selama iniā di depan temanmu yang tukang spoiler. Penantianmu bakal habis dihancurkan sama dia.
Ada lagi yang lebih mahal nilainya dari uang: waktu. Banyak karya-karya populer yang proses pembuatannya bakal bikin kamu harus setia menunggu. Akhirnya kamu harus menyabarkan diri melewati waktu hingga saatnya karya itu bisa kamu nikmati sendiri. Perih nggak sih, kalau karena spoiler setitik, rusak penantian sebelanga?
3. Setiap orang punya ekspektasi berbeda tentang sebuah karya yang dia tunggu-tunggu. Di tangan para tukang spoiler, ekspektasi dan harapanmu bakal layu.
āNggak kok, mereka akhirnya gaĀ nikah kaya harapanmu.ā
atau
āKamu belum tahu ya? Akhirnya dia mati, gak kaya ekspektasimu!ā
Kalaupun akhirnya ceritanya tidak sesuai harapan kamu, bakal lebih baik jika kamu sendiri yang tahu kan? Alih-alih dibeberkan oleh orang lain seperti itu. Tetap bakal ada pengalaman dan emosi yang terbangun saat kamu mencari tahu sendiri. Berbeda dengan denger dari spoiler yang cuma bikin kamu nyesek doank.
4.Ā āEh, eh perhatiin deh. Liat ya, liat yaā¦ habis ini dia dipukul dari belakang!ā terdengar suara mengusik dari samping kamu saat sedang duduk anteng di dalam bioskop. Rasanya pengen punyaĀ remote control yang bisa nge-pauseĀ orang.
Sudah berisik, menghancurkan konsentrasi, bikin filmnya jadi basi pula! Kamu nggak bayar puluhan bahkan ratusan ribu untuk denger omongan orang lain!
5. BeberapaĀ dari kamu sampai sengaja gak buka media sosial agar nggak kena spoiler. Eh, si tukang spoilerĀ sengaja nge-chat kamu langsung demi ngasih spoiler!
Jangan bantingĀ gadgetmu. Eh, tapi jangan banting temenmu juga sih, meskipun kamu kesel dunia akhirat sama dia.
6. āPemain film āZamannya Ultronā itu siapa sih?ā habis nanya begini, kamu malah diceritain detil cerita dari awal sampe akhir film. Padahal cuma pengenĀ tahu informasi dasarnya aja!
Terkadang kamu cuma butuh informasi mendasar dari sebuah karya. Kaya siapa penulis atau sutradaranya, siapa pemerannya, atau kurang lebih bagus nggak untuk ditonton di layar emas. Eh, ternyata kamu ādikasihāĀ jauh lebih banyak dari yang kamu minta. Too much information, woy!
7. Makin maraknya media sosial yang seolah membudidayakan budaya pamer bikin kamu semakin sulit menghindari para tukang spoiler.
Update status āNow watchingā itu wajar. Semua suka meng-update hal tersebut,Ā termasuk kamu. Tetapiā¦
āNow watchingā
yang diikuti
ābagus banget, akhirnya si Janda Hitam berpaling ke pelukan Kesatria Bergitar. Habis itu adegan waktu Manusia Kalong minum terus mati karena ternyata diracun juga realistis banget blablablabla.ā
itu bikin kamu pengen bikin menjerit sengsara.
8. Gak sedikit pemberi spoiler yang berdalih mau ngasih review atau rekomendasi. Boleh sih, tapi nggak dengan nyeritaiin detail kisahnya sampai tamat juga kali, coy!
Review sama spoiler memang semakin pudar batasannya di tangan para tukang spoiler. BeberapaĀ dari mereka ini biasanya nggak sengaja dan gak bermaksud untuk memberikan spoiler. Mungkin hanya harus belajar cara membuat review yang lebih baik aja. Yang pasti jangan terlalu mendetail, jangan terlalu mendalam soal cerita dan fokuslah sama hal-hal yang membangun film tersebutĀ (seperti teknik pengambilan gambar, alur penceritaan,Ā musik dan semacamnya).
9. Beberapa kali kamu sudah merasa nggak tahan lagi, dan mencoba menegur mereka dengan baik-baik. Eh gak sedikit yang jawabnya āKALO GAK MAU TAHU YA JANGAN DILIHAT!ā
Ada saja orang seperti ini. Sudah diminta baik-baik pun responnya tetap menyakitkan hati. Padahal, kalau nulisnya di sosial media, bagaimana nggak kebaca? Kadang meski kamuĀ benar-benar bertekad nggak mau lihat pun bakal kecolongan. Karena paparan sosial media memang sangat terbuka sekali sifatnya. Kamu cuma bisa berdoa semoga mereka bakal insaf di kemudian hari dan gak nyebar spoiler di sosial media lagi.
10. Belum lagi kalau ada yang usil, tahu bahwa kamu paling nggak suka dapet spoiler dan merasa itu hal yang lucu buat dia. Jadilah kamu dikerjain dengan hujan spoiler.
Temen: āDan, kamu baru mau nonton film āBalapan Sambil Marahā kan? Aku udah nih, jadi yaā¦ā
Kamu: āAAAA jangan-jangan cerita! Aku nggak mau spoiler!ā
Temen: āā¦ mobilnya Barney dan Edward ituā¦ā
Kamu: *tutup kuping dengan percuma* āPleaaase jangaaanā¦ā
Temen: āTABRAKAN! HAHAHAHA!ā
Semoga kamu nggak punya teman seperti ini. Tapi dunia ini kejam, pasti ada saja beberapa dari kamu yang pernah ngalamin dikerjain begini. Sudah kamu larang, sudah kamu mohon-mohon, tetep aja dia nyerocos dengan wajah puas melihat penderitaanmu.
11. Meskipun sering merasakan luka di-spoiler-in teman, kamu tetap berpegang teguh pada prinsipmu untuk nggak jadi tukang spoiler juga. Menurutmu merusak kebahagiaan orang lain sekecil apapunĀ tidak patut dilakukan. Kamu kuat!
Prinsip dan keteguhan hati kamu patut dipuji. Meskipun terlihat sepele, tapi bagi beberapa orang spoiler bisa benar-benar bikin nggak enak hati. Kamu nggak mau donk, jadi orang yang merenggut kesenangan orang lain.
Demi kenyamanan semua pihak, memang sebaiknya kita semua pikir-pikir dulu sebelumĀ memberikan spoiler di wadah-wadah umum seperti sosial media. Karena meskipun ada yang suka, tidak sedikit juga yang merasa terusik dengan spoiler berlebihan. Ada banyak wadah lain untuk menuangkan keinginan memberikan rincian cerita, seperti di blog pribadi yang hanya diakses bagi mereka yang memang mencari spoiler.
Buat kamu yang masih sering sakit hati karena kena spoiler, bertahanlah! Lambat laun kamu pasti bisa mengontrol diri agar gak kena jebakal spoiler hehehe š