Kami Gak Mudik: Beginilah Pengorbanan Reporter Menjelang Hari Lebaran

Panas-panasan atau hujan-hujanan untuk mendapatkan berita sudah menjadi makanan setiap hari wartawan. Bukan cuma itu saja, kamu pun harus menyelesaikan pekerjaanmu tepat pada waktunya. Kalau tidak bisa berantakan semuanya. Kadang, kamu juga harus bisa bekerja di mana saja dan kapan saja. Menjadi reporter memang melelahkan, tapi semua kelelahan itu nggak ada artinya dibandingkan pengalaman seru yang kamu temui saat liputan.

1. Bukan hal yang mengejutkan kalau kamu harus bekerja di saat teman-temanmu yang lain mungkin sedang asik berlibur.

Mulai kerjaa saat yang lain mudik

Mulai kerjaa saat yang lain mudik via elshinta.com

Advertisement

Saat teman-temanmu menikmati libur akhir pekan, kamu yang bekerja sebagai reporter masih harus mencari berita. Bahkan, jatah liburanmu belum sempat kamu ambil karena tugas peliputan yang semakin lama semakin menantang dan sayang jika tak diambil. Ya, kamu tetap menikmati pekerjaanmu meski jarang bisa bersantai karena sejak awal kamu memang memiliki passion di situ.

Kamu tak peduli harus berlari-lari mengejar narasumber atau berada di daerah konflik sekalipun untuk mendapatkan berita. Pokoknya semua kamu lakukan demi mendapatkan berita terbaik dan teraktual. Jadi, kalau cuma harus merelakan jatah libur sih sepele.

2. Tak terkecuali pada saat mendekati Idul Fitri ini, kamu harus melaporkan berbagai hal tentang lebaran.

Harus membe

Harus siap via news.okezone.com

Begitu pula pada saat lebaran, kamu pun masih tetap harus berjibaku mencari berita. Kamu tetap harus piket untuk memberitakan kejadian-kejadian yang terjadi selama dan seputar lebaran. Bahkan, kamu mungkin harus bertugas ke daerah-daerah yang menjadi titik kepadatan arus mudik untuk melaporkan arus lalu lintas yang ada di sana. Atau mungkin kamu yang sehari-hari bertugas sebagai wartawan politik, pada saat lebaran ini kamu harus bertugas melaporkan kegiatan lebaran para pejabat. Apapun rubrik yang kamu liput, saat lebaran tentu ada banyak berita yang harus dilaporkan.

Advertisement

3. Ada sih kerinduan untuk mengambil libur dan berkumpul bersama keluarga, tapi passion di bidang jurnalistik sedang menggebu-gebu bagi reporter muda sepertimu.

Pengen juga kumpul keluarga

Pengen juga kumpul keluarga via karaengmallombasang.blogspot.com

Sesenangnya kamu terhadap pekerjaan yang kamu tekuni saat ini, tentu ada juga perasaan ingin sejenak lepas dari rutinitas. Begitu pula saat lebaran, kamu juga ingin bisa berlebaran bersama keluarga. Bisa berada di rumah dan bercanda bersama keluarga yang datang dari jauh tentu menyenangkan. Tapi, bagaimana mungkin, reporter muda sepertimu tentu harus bertugas dan selalu siap untuk meliput hal-hal yang terjadi selama lebaran.

4. Dari awal, kamu telah mengetahui resiko profesi yang kamu tekuni ini memang berat dan menantang. Namun, kamu tetap menjalaninya dengan gembira.

Banyak resiko, termasuk lebaran di jalan

Banyak resiko, termasuk lebaran di jalan

Sekali lagi, kamu hanya bisa mengingat niat awalmu menekuni dunia jurnalistik. Dari awal, kamu sudah sangat paham resiko yang harus kamu hadapi ketika bekerja di media. Tak ada jam kerja pasti dan harus selalu siap setiap saat dibutuhkan untuk liputan ke lapangan.

5. Di rumah nanti, orang tua kamu pasti akan bercerita pada keluarga yang lain kenapa kamu tak bisa ikut berkumpul: “Sedang liputan lebaran di istana, keren kan?”

Advertisement
Lagi lebaran di Istana Negara

Lagi buka bareng di Istana Negara via m.liputan6.com

Ketika kamu tak bisa pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarga, orang tua mu tidak mempermasalahkan. Mereka akan menjawab dengan bangga, bahwa kamu tidak bisa berkumpul karena harus liputan saat lebaran.

“Iya, itu lho dia tetap harus meliput kegiatan lebaran di istana negara,” ujar Ayahmu dengan bangga kepada para keluarga.

6. Atau kamu yang meliput berita di televisi, mungkin keluargamu di kampung halaman sedang berkumpul melihat reportasemu lewat layar kaca.

Eh, si Mbak muncul di tv!

Eh, si Mbak muncul di tv! via video.metrotvnews.com

Kamu yang bekerja untuk reportase televisi tentu memiliki kebanggaan tersendiri bagi keluarga. Memang, kamu tak bisa hadir di acara kumpul-kumpul bersama keluarga saat lebaran. Tanpa harus menjelaskan kenapa kamu tidak ada, mereka sudah paham. Saat mereka sedang berkumpul di rumah, televisi di rumah memancarkan chanel televisi tempatmu bekerja. Mereka menunggu-nunggu saat kamu muncul dengan reportasemu.

“Mbah, itu Mbak Ayu sudah muncul di telivisi!”

“Wah, Ayu kelihatan cantik ya pakai seragam itu,”

“Dik Ayu keren pasti nanti bisa kayak Najwa Sihab.”

7. Walaupun tak bisa berkumpul bersama keluarga, ada banyak cara untukmu menyapa mereka.

Lebaran di jalan

Lebaran di jalan via www.youtube.com

Padatnya pekerjaan sebagai seorang reporter membuatmu secara fisik hadir berkumpul bersama keluarga. Meski demikian, kamu masih tetap bisa menyapa mereka dengan berbagai cara. Di sela-sela sibuknya liputan, tentu kamu menyempatkan diri untuk menelpon bapak dan ibu mu di rumah untuk mengucapkan selamat lebaran dan meminta maaf sedalam-dalamnya. Tak lupa, kamu menitipkan salam untuk seluruh keluarga yang ada pada saat itu.

Sebagai jurnalis muda, informasimu begitu dibutuhkan, tak terkecuali saat lebaran. Selamat bertugas untuk kamu para reporter yang masih setia memberi informasi di hari lebaran!

dad

Selamat bertugas, rekan! via happygoeritman.files.wordpress.com

Ketetapan dan informasi terbaru darimu selalu ditunggu oleh banyak orang. Bagi sebagian orang, informasimu saat lebaran sangat dibutuhkan untuk membantu kelancaran mereka merayakan lebaran. Di saat yang lain merayakan liburan bersama keluarga, kamu masih harus tetap bekerja demi memberikan informasi yang aktual kepada khalayak. Meski demikian, kamu tetap bersemangat dan tidak pernah mengeluh.

Selamat bertugas, para reporter yang masih setia memberi kami informasi selama hari lebaran!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE