4 Hal yang Biasa Kita Lakukan Saat Disuruh Ibu ke Warung. Kamu Sering Ngelakuin yang Mana?

Kebiasaan saat di warung

Sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tua, tentunya kita kerap menuruti mereka dan melakukan hal-hal yang sekiranya dapat meringankan bebannya. Nggak perlu muluk-muluk, cukup dengan hal-hal sederhana seperti bantu-bantu ngerjain urusan rumah ketika akhir pekan, atau bisa juga bantuin ibu buat belanja di warung tetangga. Jangan salah! Ini juga pekerjaan mulia lo~

Nah, ngomongin tentang belanja di warung ini, tentu kamu punya beberapa kebiasaan yang mungkin menjadi kebiasaan banyak orang juga di luar sana. Mulai dari gimana kamu manggil pemilik tokonya, nunggu dilayanin, sampai hal-hal receh lainnya yang bahkan kamu nggak sadar kalau itu adalah kebiasaan . Contohnya kayak hal-hal di bawah ini~

1. Ketika kamu baru aja sampai di depan warung, boro-boro ngetuk kaca etalase, pasti tahu-tahu langsung teriak, “Buuuuu, beleeeeeeee!”, kalau nggak, “TUMBAAAASSSSS!”

Sampai warung auto teriak. via twitter.com

Hal paling utama yang kerap dilakukan ketika sampai ke depan warung biasanya hanya mengucapkan beberapa kata atau kalimat sambil sedikit ngegas. Hayo, ngaku, kamu pasti juga termasuk orang-orang yang punya kebiasaan ini, kan? Boro-boro basa-basi ngetuk pintu atau etalase kaca warung sambil permisi, yang ada langsung teriak-teriak sampai pemilik warungnya kesel sendiri.

Kalau pemilik warungnya santai dan orangnya enak sih nggak masalah. Coba gimana jadinya tuh kalau kamu teriak-teriak nggak pakai permisi sama sekali. Dijamin pasti langsung ditodong pertanyaan, “Heh, kamu anaknya siapa?! Nggak sopan banget mau beli! Besok ibumu suruh belanja sendiri!”

2. Sambil nunggu nongol batang hidung sang penjual, kamu pasti juga pernah melakukan kegiatan mainin beras. Kenapa sih banyak yang kayak gini? 🙁

Kebiasaan mainan beras. via twitter.com

Entah siapa yang pertama kali melakukan kebiasaan ini dan apa motivasinya, tapi kayaknya kegiatan mainan beras di depan warung ini sekarang jadi kebiasaan banyak orang. Padahal niatnya cuma mau beli sabun colek atau kopi saset, kalau nggak mainan beras rasanya kok ada yang kurang gitu. Iya nggak sih?

Masalahnya, udah banyak orang-orang yang kalau nungguin di depan warung sambil mainan beras, si pemilik warung masih aja tetep majang barang dagangannya di bagian terdepan. Coba bayangin, kalau yang dateng bocil bandel, nggak cuma buat mainan tuh, pasti diremes-remes sampai yang awalnya warna putih jadi coklat karena keringat. Rugi bandar penjualnya, Booos!

3. Ngeluarin contekan daftar belanjaan yang harus dibeli. Kadang ibu kalau nyuruh belanja nggak kira-kira, mana namanya bikin bingung lagi 🙁

Lupa sama barang yang harus dibeli. via parenting.dream.co.id

Jangankan bocil, orang dewasa yang pergi ke warung buat belanja kebutuhan rumah aja kadang lupa dengan apa yang harus dibeli kok. Apalagi jika benda-benda yang dibeli hampir mirip, kayak misalnya jahe sama kencur, ketumbar dengan merica, atau mungkin tepung beras sama tepung tapioka.

Makanya nggak jarang kalau pas ditanyain sama penjualnya mau beli apa, kita harus repot-repot dulu ngeluarin selembar kertas yang udah ditulisin daftar belanjaan oleh ibu sebelumnya.

4. Disuruhnya sih beli gula sama minyak, tapi masih nyari-nyari jajan yang seribuan buat bayaran. Bocah-bocah yang hobinya kayak gini kayaknya harus dikumpulin jadi satu deh

Paguyuban bocah disuruh beli gula malah beli jajan via www.njajan.com

Hal-hal kayak gini nih yang bikin orang tua tekor mendadak. Padahal cuma disuruh beli gula atau sembako lainnya, tapi embel-embel di belakangnya banyak banget. Mau sekalian beli chiki lah, beli mainan lah, pokoknya harus ada bayarannya. Kalau nggak dikasih persenan auto ngambek, nggak mau dimintai tolong. Durhaka bener!

Kalau dipikir-pikir lagi, kebiasaan saat belanja di warung ini kayaknya bisa dimasukkan jadi salah satu kekayaan budaya Indonesia lo. Dijamin deh, nggak ada hal beginian di belahan dunia lainnya~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

Editor

Senois.