Lulus sudah. Kerja sudah. Calon juga sudah punya. Tapi, entah kenapa sepertinya masih ada sesuatu yang bikin kamu berkeinginan untuk tidak segera menikah. Padahal, si dia sepertinya sudah ngebet dan terus ngasih kode untuk cepat-cepat naik ke pelaminan. Orang tua pun sudah sering tanya-tanya tentang hubunganmu dan dia. Iya, Hipwee paham banget kok keresahan yang kamu alami.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
1. Sudah lama pacaran membuat kamu sering ditanya ‘kapan nih sah?’ yang dijawab ‘aku sih ngikut dia’ oleh pacarmu.
Semua orang juga tahu, kalau kamu dan dia sudah bersama selama bertahun-tahun. Pastinya, kamu dan dia sudah bosan dengan pertanyaan yang ditujukan pada kalian. Pertanyaan itu adalah:
“Kapan kawin?”
Pertanyaan yang terdengar membosankan di telinga kamu, tapi rupanya tidak bagi pacarmu. Dengan malu-malu, dia menjawab seraya memberikan sinyal:
“Kalau aku sih ngikut dia, kapan aja siap…”
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Jawaban dari dia itu cuma bisa kamu jawab dengan senyum garing…
Pastinya, setelah pacarmu mendengar jawaban pacarmu, mata penanya dan mata pacarmu pun melirik ke arahmu. Yang hanya bisa kamu jawab dengan senyum tipis yang dimanis-manisin padahal tambah kelihatan pahit.
ADVERTISEMENTS
3. Pacarmu sering banget ngirim-ngirim kode yang menyatakan udah ingin menikah.
Setiap buka sosmed, kamu sering banget mendapati status bernada galau sekaligus kode dari pacarmu. Mulai yang dari share artikel Hipwee tentang pernikahan sampai posting meme bertajuk ‘ingin menikah’. Postingan tersebut sering membuat teman-temannya (yang juga temanmu) gatal untuk memberi komentar. Enggak jarang kamu di-mention oleh teman-teman yang sedang membanjiri komentarnya. Yang hanya kamu komen dengan…
“Amiin… Doanya aja deh!”
Selain melalui sosial media, kode juga kamu terima ketika…
ADVERTISEMENTS
4. Ke pernikahan teman lalu dia komentar, “lucu deh kalau nikahannya gini…”
“Ambil kartu nama cateringnya ah, siapa tau butuh…”
“Pengen nanya ah riasnya siapa…”
*dan masih banyak lagi*
5. Waktu lagi liat acara jalan-jalan di televisi, “Kayaknya seru deh kalau prewed sambil liburan.”
Awalnya, kamu dan dia sedang santai menikmati liburan sambil menonton televisi. Suasana begitu hangat dengan camilan dan minuman yang menemani kalian nonton. Sayangnya, ketenangan itu tak bertahan lama. Acara televisi tentang petualang dan jalan-jalan yang nggak pakai adegan cinta-cintaan, nggak ada cerita nikah-nikahan, ternyata bisa menjadi inspirasi mengkode untuknya.
“Keren deh kalau nanti prewed di situ…”
Dan hancurlah acara santai-santaimu dan dia.
6. Keagiatan reuni bareng teman-teman menjadi sarana yang tepat untuk melancarkan kode-kode maut pada kamu.
“Si ini udah lahiran…”
“Eh, itu teman kita dari SMA udah nikah lho…”
dan masih banyak lagi.
7. Yang hanya bisa kamu jawab dengan iya-iya sambil manggut-manggut aja.
8. Bukannya kamu nggak bisa menangkap sinyal tersebut, cuma kamu bingung harus gimana.
Jauh dalam lubuk hatimu, kamu merasa nggak enak sama pacarmu. Kamu paham betul maksud dari sinyal-sinyalnya selama ini. Sebenarnya, kamu merasa bahagia karena dia menunjukkan keseriusan terhadapmu. Bukan, kamu bukan tak ingin menikah dengannya. Kamu juga sangat ingin menikah dengannya. Namun, enggak sekarang, enggak dalam waktu dekat. Kamu merasa belum siap untuk menyandang segala tanggung jawab kehidupan berumah tangga. Kamu bingung harus bagaimana. Ingin bilang kepadanya tapi takut dia marah, atau malah menganggap kamu nggak serius dengannya.
9. Dia sudah merasa pada usia matang, sementara kamu masih merasa kayak ‘anak kecil’ alias belum pantas untuk nikah.
Entah kenapa kamu merasa masih sangat muda atau bahkan masih sangat kecil untuk menikah. Memang sih umur udah kepala dua akhir, tapi rasanya apa-apa masih harus tergantung orang tua. Tinggal aja masih sama orang tua, nanti gimana kalau menikah? Belum lagi kamu harus mengurus perintilan tentang rumah. Melihat cerita teman-temanmu yang sudah menikah sepertinya ribet banget. Di sisi lain, pacar kamu tampak sangat siap dan mantap ingin menikah. Iya, kayaknya dia memang tampak lebih dewasa. Eh, atau jangan-jangan dia nggak tahu kalau kehidupan selama menikah itu perlu kesiapan mental?
10. Bukan hanya pacarmu sih yang memberi kode, orang tua pun sudah sering… eh lebih dari kode, langsung menceramahi.
“Dia itu kurang baik apa sih mau nungguin kamu? Kamu nya kok santai-santai aja. Apa kamu itu memang nggak serius sama dia? Kan nggak enak juga sama orang tuanya, anaknya orang dipacari aja nggak nikah-nikah. Kalau nanti dia tiba-tiba nikah sama orang lain gimana? Blablablablabla……..”
Orang tuamu yang sudah merasa cocok dengannya pun nggak mau kalah. Mereka sering banget menyakan kelanjutan hubunganmu dan pacaranmu. Di samping sudah cocok, mereka juga ingin segera punya hajat dan pastinya sudah ingin menimang cucu.
11. Bagimu pernikahan bukan lah perlombaan, itu adalah soal kesiapan diri.
Saat ini pacarmu memang sering kamu buat cemberut lantaran kamu belum ingin menikah. Banyaknya teman-teman yang telah menikah pun tak membuatmu tertarik untuk segera menuju pelaminan. Jauh dalam lubuk hatimu, kamu pun ingin berstatus suami atau istrinya orang. Tapi, tidak sekarang. Kamu masih merasa belum pantas untuk itu. Kamu ingin berusaha memantaskan diri untuk membahagiakan pasanganmu kelak.
“Enggak apa-apa deh, dia kecewa sekarang karena telat nikah daripada kecewa setelah menikah.”