Ketika Selfie Dilakukan Dia Yang Tak Bernyawa

Bagai gadis remaja yang baru dihadiahkan kamera oleh orang tuanya, robot Google – yang dikirim ke 250 museum dan galeri di seluruh dunia untuk mendokumentasikan karya-karya seni – justru sibuk mengambil gambar dirinya sendiri setiap melintasi kaca-kaca dinding atau cermin-cermin megah dalam ruangan.

Seniman Spanyol Mario Santamaria mengumpulkan gambar-gambar “kecelakaan” ini di dalam Tumblr-nya. Ia berfokus pada Palais Garnier, sebuah rumah opera berarsitektur Barok di kota Paris, yang harum pula sebagai lokasi cerita The Phantom of the Opera.

The Grand Staircase

The Grand Staircase, Palais Garnier via the-camera-in-the-mirror.tumblr.com

Ganjil, dingin, dan terkadang menggelikan, selfie-selfie ini memperlihatkan “kompetisi” antara seni dan teknologi–dua hasil karya peradaban manusia. Sementara seni lebih sering dianggap nyeleneh dan “tak berguna”, teknologi dipandang lebih simpel dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, seni adalah rumah bagi manusia untuk bertukar harapan. Dunia ini gila, dan seni adalah usaha kita supaya tetap jadi waras. Sementara teknologi, terutama setelah Revolusi Industri, tak jarang menghadapkan kita pada rasa gugup dan terancam. “Apa jadinya jika perkembangan teknologi sudah sampai ke masa dimana manusia berhenti dibutuhkan?”

Sayap gedung, Rotonde des Abonnes

Sayap gedung, Rotonde des Abonnes via the-camera-in-the-mirror.tumblr.com

Rotonde des abonnes

Rotonde des abonnes via the-camera-in-the-mirror.tumblr.com

Ruang latihan tari. Palais Garnier kini hanya ditujukan untuk pementasan balet.

Ruang latihan tari balet via the-camera-in-the-mirror.tumblr.com

Palais Garnier kini hanya ditujukan untuk pementasan balet.

Palais Garnier kini hanya ditujukan untuk pementasan balet. via the-camera-in-the-mirror.tumblr.com

Vestiaire -- tempat penyimpanan coat tamu

Vestiaires — tempat penyimpanan coat tamu via the-camera-in-the-mirror.tumblr.com

Kamera Google ini didesain secara khusus oleh perusahaan Elphel, dan dapat menangkap gambar 1000 kali lebih detail dari kamera digital biasa. Dipasang di atas sebuah troli otomatis, kamera ini diselimuti jubah Mylar – yang awalnya dikembangkan NASA untuk para astronot – demi meminimalisasi pantulan cahaya saat memotret. Harga kamera ini sendiri? Sekitar 9.000-12.000 USD atau lebih dari 100 juta rupiah satu biji. Wah, pantas saja mereka narsis.

Gambar-gambar ini adalah bagian dari Google Art Project, yang mendokumentasikan secara 3D koleksi berbagai museum terkenal di dunia, termasuk Musée du Louvre Paris, Van Gogh Museum Amsterdam, Museo Nacional de Prado Madrid, The National Gallery of London, dan Museum Nasional Indonesia. Untuk melihatnya secara gratis, klik disini .

Untuk mengunjungi proyek Tumblr Mario Santamaria, klik disini .

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ophelia of the postmodern age.