Kilas Balik Karier Liliyana Natsir Sebelum Gantung Raket. Terima Kasih untuk Semuanya, Butet~

Perjalanan karier Liliyana Natsir

Kabar mengejutkan datang dari dunia bulutangkis Indonesia. Pebulutangkis senior Liliyana Natsir baru saja memutuskan gantung raket pada kemarin (27/1). Pebulutangkis ganda campuran ini menjadikan pertandingan final Indonesia Masters melawan pasangan Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Yaqiong. Sayangnya, wanita yang kerap disapa Butet itu gagal juara setelah kalah rubber game, 21-19, 19-21, dan 16-21.

Meski gagal menutup kariernya dengan gemilang, tapi apa yang telah Butet berikan kepada bangsa Indonesia layak diapresiasi. Dia telah begitu banyak menorehkan prestasi yang membanggakan. Berikut kilas balik karier Liliyana Natsir sebelum gantung raket.

Lilyana tumbuh dalam keluarga yang mencintai bulutangkis. Sejak SD, dia sudah berlatih di klub Pisok, Manado. Pada 1997, saat usianya menginjak 12 tahun, Butet diterima masuk di PB Tangkas, Jakarta

sejak kecil suka olahraga bulutangkis via twitter.com

Karena keseriusannya, Butet kecil memutuskan untuk berhenti sekolah menekuni olahraga bulutangkis. Berkat kerja keras dan cita-citanya Butet akhirnya terpilih masuk pelatnas Cipayung pada 2002

tahun 2002 masuk pelatnas via duaribuan.wordpress.com

Awalnya Butet bermain ganda puteri bersama Vita Marissa, ternyata dia lebih cocok di ganda campuran setelah berhasil menyabet gelar kejuaraan dunia di Amerika Serikat (2005) bersama Nova Widianto

dipasangkan dengan Vita Marissa via www.indosport.com

Bersama Nova, Butet berhasil meraih medali emas SEA Games 2005 dan 2009. Sementara pada SEA Games 2007, wanita kelahiran 9 September 1985 ini meraih medali emas ganda putri saat dipasangkan lagi dengan Vita Marissa

raih emas Sea Games via www.indosport.com

Pasangan Nova-Liliyana ini nggak terkalahkan sejak SEA Games di Thailand (2007) hingga Laos (2009)

unbeaten Sea Games 2007-2009 via www.indosport.com

Saat Nova pensiun, Butet bersanding dengan Tontowi Ahmad. Pada tahun 2012 Tantowi-Liliyana membawa gelar juara All England di sektor ganda campuran ke Indonesia pertama kali setelah 33 tahun lamanya

Pasangan Owi-Butet semakin gemilang setelah berhasil mempertahankan All England secara beruntun (2013 & 2014). Moncer beneeer~

3 kali All England via delilanest.wordpress.com

Sementara, setelah dua kali gagal juara (2012 semifinal dan 2008 runner up) di ajang Olimpiade, Butet akhirnya meraih medali emas pada Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil (2016)

Emas Olimpiade 2016 via www.bola.com

Bersama Nova Widianto dan Tantowi Ahmad, Butet juga sempat menjadi pasangan ganda campuran nomot satu di dunia versi BWF

pernah menjadi ganda campuran peringkat satu dunia via www.bola.com

Begitu banyak prestasi yang telah diraih oleh Liliyana Natsir. Keputusannya untuk menekuni bulutangkis sampai harus mengorbankan sekolahnya terbukti sukses. Berulangkali dia mengharumkan nama bangsa dengan kerja kerasnya. Kabar pensiunnya pebulutangkis berusia 33 tahun ini tentu menjadi kehilangan yang besar bagi kita semua.

Sepanjang karienya, Butet tergolong atlet yang sibuk. Dia telah berlaga dalam perebutan Piala Uber (2004, 2008, dan 2010), Piala Sudirman (2003 , 2005, 2007, 2009, dan 2011). Tapi bagaimanapun, hidup harus terus berlanjut, bulutangkis juga harus regenarasi atlet. Sukses selalu, Butet! Terima kasih buat segalanya. 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

CLOSE