Model Cantik Asal Singapura Ini Meninggal Setelah Karaokean. Soal Maut Memang Nggak Ada yang Tahu

Saat kamu sedih, mendengarkan musik dan menyanyikan lagu sedih kesukaan sedikit bisa membantu meringankan beban di kepala. Lalu saat senang, kamu menyanyi keras di atas kendaraan sebagai luapan kebahagian. Dan juga saat kamu sedang merasa kesepian, kamu juga kerap bernyanyi sebagai pembunuh kebosanan. Ya, menyanyi adalah salah satu aktivitas yang paling digemari oleh kebanyakan orang. Boleh jadi inilah kenapa tempat karaoke kian menjamur, pun pengunjungnya.

Siapa sih yang nggak suka bernyanyi? Setelah adanya tempat karaoke, hobi atau kegemaran orang berkaraoke sangat terfasilitasi. Meskipun harus mengeluarkan uang yang nggak sedikit, orang-orang tetap rela menghabiskan waktunya bernyanyi bersama teman-teman. Sampai di sini kamu tentu sepakat bahwa menyanyi dapat membuat mood kita berubah seketika, kan? Namun apakah kamu tahu bahwa di negara tetangga, malapetaka justru terjadi kepada seorang perempuan ketika sedang asyik menyanyi? Penasaran? Simak kisahnya berikut ini.

Seorang model dibawa ke rumah sakit setelah merasa ada sesuatu yang salah di tubuhnya sehabis ia bernyanyi

Karen Stella Wong via www.facebook.com

Beberapa waktu yang lalu seorang model spesialis event dan pameran otomotif asal Singapura mengalami malapetaka. Dilansir World Of Buzz , model cantik bernama Karen Stella Wong (28), meninggal dunia setelah bernyanyi saat berkaraoke. Cerita itu bermula ketika Karen menghadiri undangan kerabatnya untuk bersenang-senang di bar karaoke yang terletak di Neil Road pada (12/12).

Awalnya semua baik-baik saja. Mereka bersuka ria sebagaimana acara nongkrong seperti biasanya. Hingga tiba giliran Karen bernyanyi. Saat itu ia menyanyikan lagu dengan nada yang tinggi. Di tengah lagu, tiba-tiba Karen merasa nggak nyaman. Ia mengeluhkan kepalanya sakit. Selain itu, ia juga merasa mati rasa di satu sisi tubuhnya. Merasa ada yang nggak beres, teman-temannya segera membawanya ke rumah sakit.

Karen dirawat di rumah sakit selama tiga hari. Setelah mengalami koma, akhirnya ia mengembuskan napas terakhirnya

masuk rumah sakit setelah bernyanyi dengan nada tinggi via www.viral4real.com

Nggak dinyana, acara karaoke untuk senang-senang dengan sahabat itu mengantarkan Karen kepada kondisi koma di Rumah Sakit Umum Singapura (SGH). Mendengar kabar itu, teman-teman dan keluarganya langsung bergegas ke rumah sakit untuk mengunjungi Karen. Setelah itu, beberapa temannya juga memasang status di Facebook untuk mendoakannya.

Namun nahas, pada tanggal (15/12), Karen dikabarkan meninggal dunia setelah koma selama tiga hari. Kabar ini tentu menjadi pukulan telak bagi keluarga dan teman dekatnya. Menurut keterangan Ayah Karen kepada wartawan, penyebab kematiannya adalah perdarahan intraserebral akut, di mana perdarahan terjadi di dalam tengkorak. Perdarahan intraserebral (PIS) adalah perdarahan yang terjadi di otak yang disebabkan akibat pecahnya pembuluh darah otak. Perdarahan dalam dapat terjadi di bagian manapun pada otak.

Kesedihan yang dirasakan keluarga dan teman-teman Karen dan pembelajaran yang bisa diambil dari tragedi ini

meninggalkan kesedihan yang mendalam via www.viral4real.com

Tubuh Karen dikremasi pada tanggal (20/12) yang dihadiri hampir seratus orang saat upacara kremasi. Banyak teman-temannya merasa sedih atas kepergiannya, karena Karen memiliki kepribadian yang manis dan indah. Tentu pukulan bagi orangtuanya yang harus merelakan anaknya.

“Jika saya bisa mendengar suara anak perempuan saya dan melihat senyum di wajahnya, itu akan menjadi harapan terbesar saya untuk Natal ini,”

Terlepas dari kesedihan itu, dilansir Viral4real.com , setelah meninggal Karen, menyumbangkan dua ginjal dan hatinya kepada yang membutuhkan sesuai dengan Undang-Undang Transplantasi Organ Manusia Singapura. Hal ini disampaikan langsung oleh ayah Karen, Laurence Wong.

“Saya mendengar mereka berhasil melakukan transplantasi pada tiga pasien, dan saya merasa ini merupakan restu yang setidaknya bisa menyelamatkan tiga orang,”

Dari cerita Karen ini kita bisa mengambil hikmah untuk lebih berhati-hati dalam menjalani hidup. Kepergian Karen secara nggak langsung mengingatkan kita untuk selalu waspada dan mengontrol diri saat hendak melakukan sesuatu. Pasalnya, siapa yang mengira sebelumnya bahwa hanya gara-gara asyik bersenandung Karen mesti dirawat di rumah sakit, koma, lalu meninggal dunia.

Nggak bisa dimungkiri bahwa kebiasaan ketika sedang berkaraoke atau sedang berada di tengah pesta yang meriah kerap kali orang-orang lupa mengontrol diri. Meneguk alkohol terlampau banyak, tertawa lepas, berteriak dan bernyanyi lepas adalah hal-hal yang marak kita temui, terlebih sebentar lagi malam tahun baru. Orang-orang kerap menghabiskan penghujung tahun dengan bersenang-senang. Kejadian yang menimpa Karen ini semoga bisa menjadi pelajaran dan nggak terulang. Semoga Karen tenang di sana dan semoga organ tubuh yang ia berikan berguna bagi yang menerima.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.