Nostalgia Ketua Kelas dan Job Desc yang Nggak Jelas. Jabatan Kocak yang Pernah Kita Emban

Mengenang masa sekolah merupakan aktivitas yang mengasyikan. Begitu banyak kejadian yang kocak banget kalau diingat, mulai dari main bola saat istirahat, ngerjain temen sampai nangis, cinta monyet sama teman sekelas, sampai momen BAB di celana. Mana yang paling kamu ingat?

Momen sekolah saat SD hampir semuanya berkesan. Kalau waktu bisa terulang, agaknya pengin sekali lagi melewatinya. Namun dari banyaknya momen kocak saat SD, ada satu hal yang jarang sekali dibahas, yaitu soal pemilihan ketua kelas yang sungguh kocak. Seperti apa kekocakannya, simak selengkapnya.

Pemilihan ketua kelas adalah momen yang cukup menegangkan bagi murid. Nggak ada yang mau karena tahu bakal ribet

Diem semua. | credit: Beritabatangkab via berita.batangkab.go.id

Ketua kelas merupakan jabatan yang terpandang, namun menakutkan. Itulah yang ada di dalam benak kita saat ini. Terpandang karena guru-guru kerap membanggakan siapa saja yang berani mengajukan diri. Menakutkan karena kita takut nantinya bakal ribet diberi tanggung jawab ini-itu. Tahu sendiri, kan, gimana bocah, sekolah aja sebenarnya males, kok malah disuruh jadi ketua kelas. Padahal sebenarnya cukup bagus lo, jabatan ketua kelas ini bisa jadi salah satu pembelajaran karakter kepemimpinan untuk anak-anak, dengan catatan job desc-nya jelas. 😀

Karena nggak ada yang mencalonkan diri, guru biasanya menunjuk satu dari sekian murid. Nah, susah untuk menolak nih

Nggak bisa nolak. | credit: (Twitter/rumahzakat) via twitter.com

Ketakutan dan kemalasan yang ada dalam benak anak SD bikin momen pemilihan ketua kelas jadi lucu. Ketika disuruh mengajukan diri, nggak ada murid yang mau. Kelas yang biasanya ramai mendadak sepi. Saat ada satu yang ditunjuk, dia melemparkan ke teman yang lain, begitu seterusnya. Sampai akhirnya wali kelas menunjuk satu orang yang pantas. Mandat yang nggak bisa dibantah.

Ketakutan atas job desc ketua kelas nggak terbukti saat kita rasakan saat menjabat. Jadi ketua kelas ternyata nggak sesulit itu

Jadi pemimpin. | credit: sekolahdasar.net via www.sekolahdasar.net

Ketakutan atas job desc yang berat-berat saat pemilihan nyatanya nggak terbukti setelah kita jadi ketua kelas. Tugas ketua kelas paling cuma memimpin doa, membantu guru mengumpulkan tugas, menjaga kelas agar tetap kondusif ketika guru rapat, dan pekerjaan remeh lain. Ya, namanya juga anak SD.

Hal yang susah dari jadi ketua kelas itu adalah kita harus jadi contoh. Hasrat kita untuk nakal pun terbatasi karena jabatan

Harus jadi panutan meski ngantuk. | credit: Antara via www.riauonline.co.id

Jadi ketua kelas itu nggak susah-susah amat job desc-nya, yang susah itu justru sikap yang mesti kita tunjukkan ke guru. Kita nggak boleh melakukan kesalahan sama sekali. Ketika kesalahan terjadi kita akan diomongin terus-terusan, “Ketua kelas kok begini?” Kita harus selalu jadi contoh yang baik buat teman-teman. Kita nggak boleh main saat jam kosong, nggak boleh nyontek, lupa ngerjain PR, salah seragam sekolah, dan yang lain. Selalu jadi pusat perhatian warga sekolah. 🙁

Menjadi ketua kelas merupakan jabatan yang dihindari sebagian bocah, namun sepandai-pandainya kita menghindar, adakalanya kita kena jatah ditunjuk guru jadi ketua kelas. Penunjukkan yang nggak bisa ditolak. Dari penunjukkan itulah kita tahu kalau jadi ketua kelas itu nggak susah-susah amat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

Editor

Kadang menulis, kadang bercocok tanam