Nostalgia Rental Kaset VCD yang Dulu Digandrungi. Netflix dengan Kearifan Lokal yang Nyaris Punah

Di era digital hari ini, menonton film sudah menjadi aktivitas hiburan wajib. Munculnya platform streaming film memudahkan kita memilah tontonan. Mau nonton film dengan genre apa pun bisa dan mudah; buka laptop atau HP, lalu tonton sambil rebahan. Tinggal pilih deh, mau nonton film genre apa. Simpel~

Beda banget sama zaman dulu, kalau mau nonton film mesti ke bioskop, kalau mau cari film lama nunggu ada TV yang nyiarin. Nggak enaknya nonton film di TV itu nggak bisa milih. Untungnya zaman dulu itu ada tempat persewaan VCD atau DVD alias rental kaset. Dari rental kaset inilah kita bisa nonton film-film sesuai kemauan dan selera kita.

Sebelum ada Netflix layanan streaming film online lainnya, hiburan orang bergantung pada tempat ini

Koleksi lengkap / Credit: Nussantaranews

Rental kaset pernah menjadi dambaan banyak orang pada masanya. Satu-satunya tempat yang memberikan kita opsi tontonan yang lengkap. Biasanya TV yang memilihkan tontonan buat kita, nah, di rental kaset ini kita bisa milih sendiri. Mau cari film apa pun ada, dari yang bergenre romantis sampai yang thriller. Bahkan biasanya ada rak khusus untuk berbagai macam lagu lo!

Nonton bioskop itu dulu eksklusif banget. Makanya mending ke rental kaset deh, cuma modal kartu anggota, udah bisa milih film sendiri

Bioskop dulu eksklusif banget / Credit: Entertaiment Kompas

Entah kenapa zaman dulu nonton film itu terkesan eksklusif. Barangkali mungkin karena kita masih bocah, belum punya duit banyak untuk beli tiket. Orang tua kita juga bukan tipe orang yang suka ngajak main anaknya ke mal. Mereka lebih memilih mengajak anaknya ke rentalan kaset. Dari sinilah kita bisa nonton Jurassic Park, Toy Story, The Lion King, Small Soldier, dan lain sebagainya.

Kebiasaan meminjam kaset di rentalan ini terbawa sampai ABG. Bedanya cuma kaset yang dipinjam, dari film anak-anak berubah jadi film 18+

American Pie / Credit: impact89fm

Awalnya cuma diajak, setelah tahu ada banyak tontonan menarik di rentalan, akhirnya kita jadi kecanduan untuk pergi ke sana. Dari yang tadinya datang sama bapak atau kakak, sampai akhirnya datang sendiri. Uang jajan bertambah seiring kita ABG, karena itu kita jadi bisa sewa sendiri. Satu film selesai, lanjut pinjam film yang lain lagi.

Ingat nggak film apa aja yang kamu pinjem saat SMA? Pasti nggak jauh-jauh dari Titanic, Romeo Juliet, AADC, atau GIE. Kalau cowok sih pinjamnya pasti American Pie~

Saking laper matanya, kalau di rentalan pada pinjam banyak CD, padahal selalu ada film yang nggak tertonton lo!

Kebanyakan pinjam / Credit: Kaskus

Bagi pecinta film, rentalan kaset sudah seperti surga. Semua ada, tinggal milih. Saking banyaknya pilihan, kita jadi sering bingung mau pinjam yang mana. Niatnya cuma mau pinjam tiga film, pulang-pulang bawa enam film. Kalau ada waktu senggang dikit, langsung nonton. Namun kadang kala nggak semua kaset pinjaman itu sempat kita tonton. Kan, jadi mubazir~

Ada sebagian oknum curang yang meminjam kaset nggak dibalikin. Kelakuan begini nih yang bikin rentalan kaset bangkrut! šŸ™

Balikin dong! / Credit: Twitter

Semua pasti pernah mengalami kesialan ini. Udah ngincer film dari jauh-jauh hari, tapi stok di rentalan nggak ada. Nggak ada di sini bisa jadi memang nggak punya, bisa jadi juga karena ada peminjam yang nggak mengembalikan kasetnya. Oknum-oknum seperti ini banyak. Mentang-mentang syarat pinjamnya cuma modal jadi anggota dari kartu identitas atau kartu pelajar, mereka jadi seenaknya nggak mengembalikan. Orang-orang begini yang bikin industri rental kaset tutup.

Itulah sedikit gambaran singkat tentang rental kaset yang dulu pernah digandurungi orang. Dari orang tua, remaja, sampai anak-anak, menjadikan tempat ini sebagai sumber hiburanā€”selain layar tancap. Sekarang keberadaan rental film ini sudah susah. Semenjak ada internet, orang jadi lebih mudah cari link film. Semua tinggal kenangan~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

Editor

Kadang menulis, kadang bercocok tanam